Kamis, 14 Juli 2016

The Great Attractor

Voyage to the Akashic Awareness
(Sang Atraktor Agung, Perjalanan Menuju Kesadaran Akasha)





Part 3

Edisi 2


DIanjurkan membaca Part 2 lebih dulu sebelum membaca bagian ini.

Hari Sabtu, tanggal 9 Juli lalu saya bertemu dengan seseorang asal Rusia, yang diperkenalkan kepada saya oleh seorang teman yang juga pembaca blog ini. Kami berbincang lama dan Ia menceritakan pengalamannya melewati kondisi hampir mati (near death experience). Di dalam kondisi kritis itu ia bertemu dengan dirinya sendiri dari kesadaran yang lebih tinggi (the higher self). Kejadian yang hampir merenggut nyawanya tersebut membawa perubahan sangat besar padanya. Ia mendapatkan pencerahan dan berkata, 

"Tuhan adalah cinta. Tuhan adalah semuanya. Tuhan menciptakan kita karena cinta."

Terbersit di dalam benak saya ingatan akan momen pencerahan yang juga pernah saya alami dulu. Dia tidak hanya mengalami taubah, tetapi juga telah mendapatkan pencerahan yang hebat. Kemudian saya teringat pada peta kesadaran dari DR Hawkins dan mencoba menentukan seberapa jauh ia telah mengalami peningkatan kesadarannya. Dari posisi yang tadinya membenci dan menyalahkan Tuhan atas nasibnya, sekarang ia bisa menerima kehidupan apa adanya, (dari Level Anger, 150 ke level Acceptance, 350).

Pemetaan Kesadaran yang disusun oleh DR Hawkins memang sangat baik dalam memberikan gambaran mengenai tingkat kesadaran kepada kita. Adapun demikian, Peta Kesadaran itu dibuat oleh penulis yang berada di tingkat kesadaran tinggi, yaitu berkisar di kalibrasi 700-900. Oleh kerananya, tidak semudah itu kita memahaminya jika kita pun tidak berusaha meningkatkan kesadaran kita. 

Saya berpikir panjang, berhari-hari mencoba bagaimana menjabarkan hasil kajian saya ke dalam suatu bentuk paparan yang dapat dipahami. Apa yang ingin saya paparkan di sini bukan semata dari satu sumber, tetapi dari berbagai sumber pengetahuan, termasuk pengalaman pribadi. Di bawah ini adalah sebuah penggambaran bagaimana bentuk tingkat kesadaran dapat kita lihat, dalam bentuk diagram yang jauh dari sempurna. Hal ini seperti menggambarkan apa yang berwujud dalam keadaan multi-dimensional pada lembaran yang hanya dua dimensi. Hampir tidak mungkin dilakukan.




Jika anda melihat diagram di atas, saya ingin meyampaikan sebagai berikut:
  1. Setiap garis melengkung adalah sebuah attractor. Seperti yang sudah saya jelaskan, attractor adalah pola teratur yang ditemukan di dalam pola yang tidak teratur. Maka saya gambarkan setiap pola attractor dalam satu buah kurva melengkung seperti telur.
  2. Setiap attractor adalah Medan Energi (Attractor Energy Field) dengan tingkat kekuatan energi mengikuti skala kalibrasi dari peta kesadaran DR. Hawkins. Dapat anda lihat, semakin besar nilainya maka medan attractor pun semakin besar dan tinggi.
  3. Hal terpenting yang anda harus camkan baik-baik di sini adalah; Attractor bersifat Non-Linear. Bukan linear. Bentuk telur diatas dapat terlihat secara utuh karena anda melihat dari dimensi yang lebih tinggi. Semua pola sudah ada tanpa awal dan akan ada terus hingga akhir tanpa terbelenggu ruang dan waktu. Jika anda hidup di alam 2-dimensi ruang saja pada diagram di atas, maka anda tidak akan mampu melihat pola attractor tersebut sampai anda bergerak ke kanan sepanjang garis waktu linear, lalu secara perlahan anda akan mampu menyadari keberadaan pola tersebut.
  4. Dari keterangan nomor 3 di atas, maka secara linear dapat disimpulkan bahwa semakin besar sebuah attractor, semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan oleh manusia untuk menyadari keberadaan pola attractor tersebut.
  5. Sebaliknya, attractor dengan energi rendah akan dengan cepat disadari keberadaanya.

Hal ini butuh perenungan yang mendalam. Tindakan manusia yang dilandasi oleh tingkat kesadaran yang rendah akan lebih cepat dirasakan, karena polanya akan lebih cepat terlihat. Ini berlaku untuk tingkat kesadaran dengan nilai 1- 200 (di bawah 200).

Jika seseorang dihadapkan oleh suatu masalah lalu ia menindaki masalah tersebut dengan gegabah, maka hasilnya akan cepat dilihat tetapi dampak negatifnya pun cepat pula dirasakan. Sedangkan jika ia menggunakan tindakan yang dilandasi oleh tingkat kesadaran tinggi, hasilnya akan lebih lama didapat, namun bedampak positif untuk semua orang. 

Dan satu hal yang menjadi prinsip adalah; attractor dengan energi yang lebih besar akan selalu unggul atau menang dibandingkan attractor dengan energi yang lebih rendah, asalkan attractor dengan energi yang lebih besar itu diberi waktu yang cukup untuk melengkapi keseluruhan polanya.

Bumi yang berotasi pada porosnya tetap harus berevolusi terhadap matahari. Kemana pun matahari pergi, bumi akan selalu mengikutinya. Perbedaannya hanya di waktu; rotasi bumi adalah 1 hari, sedangkan revolusi bumi terhadap matahari adalah 365 hari. Namun tidak ada pengaruh apa pun yang dapat ditimbulkan oleh rotasi bumi terhadap revolusinya. Dengan kata lain, attractor yang lebih kecil akan salalu tunduk pada attractor yang lebih besar. Attractor kecil akan selalu takluk kepada attractor yang besar - dengan melibatkan waktu.

Jika kita ambil contoh dari sejarah bangsa kita; 350 tahun lebih bangsa kita dijajah oleh Belanda dan Jepang. Kemudian bangsa kita memberontak dan berhasil memerdekakan diri. Perjuangan panjang dilakukan untuk mencapai hasilnya. Perjuangan kemerdekaan adalah tindakan dengan tingkat kesadaran tinggi. Dibutuhkan waktu untuk mencapainya. Tidak hanya waktu, tetapi juga pengorbanan. Tidak sedikit rakyat yang tersiksa, kehilangan harta-benda, dan gugur di medan pertempuran demi menjalankan tindakan yang dilandasi tujuan mulia itu.

Contoh lainnya adalah kisah para Nabi dan Rosul, termasuk Sang Buddha, Mahatma Ghandi, dll. Pengorbanan waktu dan jiwa selalu ada dalam menyampaikan kebenaran yang hakiki. Dengan kalimat lain dapat dikatakan; selalu dituntut pengorbanan waktu, raga, jiwa, materi, non-materi demi mewujudkan kesempurnaan pola dari attractor tingkat tinggi.

Simbol lain adalah puasa. Kebetulan umat Islam baru saja menyelesaikan puasa di bulan Ramadhan tahun 2016 ini. Puasa adalah simbol untuk menuju kesadaran (attractor) yang lebih tinggi dengan melakukan penekanan terhadap dorongan dari attractor yang lebih rendah. Tujuannya adalah agar kita mencicipi dan meresapi bentuk kesadaran tinggi, seperti merasakan datangnya ilham dan pencerahan, dirasakannya cinta kasih Tuhan kepada diri sendiri dan kepada sesama makhluk - yang disimbolkan lagi ke dalam zakat dan sedekah. Diharapkan dengan mencicipi kesadaran tinggi, kita akan mempertahankan kesadaran tersebut untuk diamalkan ke dalam kehidupan kita sehari-hari.
Adalah sangat sia-sia bila setelah Ramadhan manusia kembali pada pola attractor yang lebih rendah.

Di sini saya menemukan penjelasan yang sangat baik (mungkin bahkan yang terbaik) untuk "Sabar".
Untuk memahami keberadaan pola kesadaran yang tinggi, diperlukan kesabaran yang besar pula.
Untuk meraih atau memiliki atau menjadi seseorang dengan tingkat kesadaran tinggi, diperlukan kesabaran yang tinggi pula.

Prinsip lainnya adalah; attractor kecil adalah bagian dari attractor besar.
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa selamanya seseorang akan selalu memiliki kesemua sifat negatif dan positif yang dihadirkan oleh setiap attractor. Seseorang yang sudah tercerahkan - memiliki kesadaran tinggi dapat pula terkadang merasa down atau low  karena dihadapi masalah tertentu di dalam hidupnya. Ia bisa dirudung rasa bersalah karena seruan pendapat atau persepsi negatif dari orang-orang sekitar, kemudian ia merasa marah, atau merasakan hasrat - mendambakan sesuatu yang berlebihan. Di saat seperti ini ia membutuhkan bantuan atau dukungan moral dari teman dekatnya, atau siraman rohani dari guru spiritual guna dapat menggapai kesadaran yang tinggi dan bangkit kembali.

Satu hal yang pasti, jika seseorang sudah pernah menggapai atau merasakan tingkat kesadaran yang lebih tinggi, ia akan dapat kembali ke kesadaran tinggi tersebut walaupun ia sempat mengalami down. Seseorang yang sudah sempat merasakan cinta Tuhan tidak akan kehilangan atau melupakan rasa cinta itu untuk selamanya.

Bagi kita yang hidup di zaman ini, sehari-hari kita menjalani hidup dengan kondisi kita masing-masing. Jika kita mau merenung, memilah-milah kebenaran yang hakiki dari kebenaran semu, maka kebenaran yang hakiki akan selalu baik dan unggul ketimbang kebenaran semu. Dan pada masanya semua itu akan terbuka dan kita akan mengakuinya.

Namun kehidupan kita ini sudah sangat penuh dengan tabir-tabir dogma dan doktrin serta kebenaran semu yang diajarkan oleh orang secara turun-menurun. Adalah sebuah tantangan yang cukup besar bagi kita untuk menerobosnya. Menerobos dinding kesemuan itu tidaklah mudah karena kita akan dihadapi oleh persepsi dari orang lain, maupun persepsi dari diri sendiri.

Di tulisan saya sebelumnya sudah pernah saya ulas mengenai The Cloud of Perception. Silakan baca di sini: "Science of the Spiritual (Part 2: The Field)".

Diakui maupun tidak, sebagian besar atau bahkan hampir semua manusia lebih memilih untuk tetap hidup di dalam kesemuan dibandingkan mengetahui kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang hakiki lebih banyak menyakitkan ketimbang menyenangkan. Lalu mereka berseru,

"Jika sudah tahu tidak nyaman atau menyulitkan, mengapa diteruskan?"

Dan bagaimana jika pertanyaan atau seruan atau hardikan ini diajukan oleh orang terdekat kita? Sebagian besar dari kita pasti akan mengalah dan kembali menikmati kesemuan hidup demi tidak menyakiti orang-orang di dekat kita.

Mereka yang berhasil mengatasi kondisi di atas hanyalah mereka yang yakin sepenuhnya akan kebenaran Tuhan, mereka yang bebas dari kemelekatan duniawi, mencapai keseimbangan hidup, bebas dari dogma dan doktrin, berpikiran terbuka luas, disertai hati yang terbuka dan lapang, yang sudah merasakan sentuhan cinta kasih Tuhan, yang sudah mampu bersaksi bahwa Tuhan adalah Satu.


The Great Attractor

Pada Part 2 yang lalu saya memaparkan bagaimana ilmuwan datang dengan istilah Attractor. Alam ini mematuhi hukum alam yang baku. Hukum alam ada untuk menjaga keteraturan. Dengan demikian, alam kita ini dalam kondisi yang sangat teratur. Tidak ada yang acak. Keacakan adalah sesuatu yang semu. Keacakan (chaosrandomness) ada karena ia dilihat di sudut pandang yang kecil atau rendah. 

Alam kita ini tersusun dari 10 dimensi-ruang (Baca artikel saya, "Braneworlds"). Yang tampak tak teratur di dimensi lebih rendah, akan tampak sangat teratur bila dilihat dari dimensi yang lebih tinggi. Dan yang tampak tidak teratur di dimensi lebih tinggi akan tampak sangat teratur bila dilihat dari dimensi yang lebih tinggi lagi. Demikian seterusnya hingga dimensi ke-10.

Di alam dengan dimensi-10 itu pun terdapat ketidakteraturan, yang hanya mampu dipahami oleh suatu Zat yang terlepas dari semua dimensi-ruang itu. Dia-lah Tuhan. Dia lah Sang Atraktor Agung (The Great Attractor)!

Sesuatu yang sangat teratur hanya eksis bila sestuatu itu Singular. Ketidakteraturan ada karena (paling tidak) ada dua sisi yang saling mengamati dan berinteraksi. Jika harus ada keteraturan pamungkas, maka harus ada hanya satu entity saja.
Zat yang Maha Satu inilah Zat Yang Maha Teratur. Zat inilah yang mengatur segalanya.
"Segalanya" itu eksis di dalam Dia. Seperti penjelasan saya di atas bahwa semua attractor yang lebih kecil berada di dalam attractor yang lebih besar. Maka pada akhirnya hanya ada SATU attractor yang meliput / membungkus semua attractor yang ada.

Tidak ada lagi di luar yang Singular itu. Makna Tunggal di sini adalah tidak ada apa pun selain Zat itu. Tidak ada ruang maupun waktu. Ruang dan waktu adalah kondisi attractor yang masih bisa saling berinteraksi sehingga menghasilkan ketidakteraturan, maka ruang-waktu masih harus eksis di dalam attractor yang lebih besar.
Seluruh alam ini berada di dalam Zat Yang Maha Satu itu!

The Great Attractor eksis sendirian. Tidak ada Zat lain selain Zat ini.
Tidak ada apapun selain Dia.
Tidak ada Tuhan selain Tuhan.


The Akashic Awareness

Manusia adalah sebuah sistem yang mengandung ketidakteraturan sekaligus keteraturan. Maka kita adalah attractor. Oleh karena manusia adalah attractor, maka manusia adalah bagian dari attractor yang lebih besar. Maka manusia adalah bagian dari The Great Attractor. Manusia dan seluruh alam ini eksis di dalam Tuhan. 

Dengan demikian, manusia mampu memiliki kesadaran Tuhan. Kesadaran tertinggi yang dikalibrasi 700-1000 oleh DR Hawkins adalah kesadaran yang dimiliki oleh para Rosul dan Buddha. Juga Lord Krishna, di ajaran Hindu. Mereka adalah manusia. Merekalah contoh manusia yang memiliki kesadaran Tuhan. Dengan kesadaran tinggi tersebut mereka mampu melakukan hal-hal yang sangat luar biasa. Merekalah yang memahami mukjizat. 

Memahami mukijizat, artinya adalah memahami bagaimana alam ini bekerja. Alam ini bekerja sesuai aturan dari Yang Maha Teratur. Memahami Yang Maha Teratur maka memahami juga bagaimana yang tidak teratur ini belaku. Pemahaman yang bagaimanakah itu?

Jawabannya sudah ada di depan mata kita. Namun seperti yang saya katakan sebelumnya; diperlukan kesadaran tinggi untuk memahami sesuatu yang datang dari kesadaran yang tinggi. Atau dengan kata lain; diperlukan kearifan tinggi untuk memahami sesuatu yang datang dari "atas".

Mukjizat adalah kehendak Tuhan.
Para pembawa mukjizat itu memahami kehendak Tuhan.
Mereka berpikir, bertindak, dan memutuskan menggunakan kesadaran Tuhan. 
Mereka berkehendak selayaknya kehendak Tuhan.
Inilah Kesadaran Akasha (The Akashic Awareness).

Akasha adalah simbol untuk dimana pemahaman Tuhan berada, Di sana ada satu pola dasar dari seluruh alam semesta sejak awalnya sampai akhirnya. Pola tersebut adalah Tuhan itu sendiri.

Akasha adalah Arsy dalam Islam. Arsy bukanlah tahta atau pun singgasana. Melainkan Sang Attraktor Agung. Yaitu Tuhan itu sendiri.

Mereka yang sudah mengintip atau mencicipi Akasha akan memahami Tuhan secara benar. Benar yang bukan lawan dari salah, melainkan benar yang singular. Tak terlukiskan, tak terbayangkan, tak terdefinisikan. Dan Tuhan adalah juga dirinya sendiri.

"As Above So Below"
Yang di bawah adalah bagian dari yang di atas. Yang terjadi di atas juga terjadi di bawah. Mikro-kosmos adalah makro-kosmos. Kita semua adalah bagian dari yang Satu.
Tuhan adalah Aku.

Sudah saya ulas panjang-lebar di tulisan saya sebelumnya bagaimana semua ini terhubungkan oleh sebentuk Medan Energi yang SATU. Lynne McTaggart menyebutnya  Zero Point Field atau The Field, Gregg Braden menyebutnya The Dinive Matrix, DR. R. Buckminster Fuller menyebutnya The Generalised Principle of God, dan di sini saya mengangkat istilah yang maknanya sama untuk semua itu, yaitu The Great Attractor Energy Field.

Dan dari tulisan-tulisan saya yang lalu itu telah saya paparkan dengan logis bagaimana keterhubungan tersebut terjadi. Manusia adalah makhluk cahaya (photon). Photon adalah partikel untuk gelombang elektromagnetik. Dari sinilah semuanya terjelaskan dengan baik. Saya harap anda sudah membacanya. Jika belum, saya anjurkan untuk membacanya. Karena artikel saya saling terkait dan berkelanjutkan.
("The Healer Part 1, Pat 2, Part 3")

Dengan pemaparan saya di atas, saya berharap anda memahami pula mengapa saya menggunakan istilah Attractor. Karena attractor dapat terukur atau logis.
Dan berangkat dari yang logis itu saya berharap telah berhasil membawa anda ke ranah yang lebih tinggi yang menuntut pola pikir non-linear namun masih tetap logis. Atau dengan kata lain, saya harap saya berhasil membawa anda ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi dalam memahami kesadaran dan eksistensi yang hakiki dari sumber segala sumber kesadaran itu, yaitu Tuhan.

Dari yang linear kepada yang non-linear. Mungkin inilah yang terberat. Seperti menyeberangi sungai yang deras arusnya. Anda bisa jatuh dan tenggelam kala menyeberang. Tetapi inilah syarat utama dalam melangkah ke kesadaran yang lebih tinggi - melangkah meniti perjalanan memahami kebenaran yang hakiki, memahami kesadaran illahi.

Kesadatan tinggi dapat dicapai dengan belajar dan mengamalkan apa yang dipelajari tersebut.
Lalu keyakinan dibangun dengan melakukan perjalanan spiritual ke dalam diri melalui meditasi dan mendekatkan diri kepada seorang tokoh spiritual.
Berada di dekat seorang dengan tingkat kesadara tinggi akan membantu menaikkan tinggkat kesadaranmu.
Alam ini atau kehidupan ini seperti labirin. Kau memasuki sebuah labirin. Kau berada di garis Start. Pada akhirnya kau akan berhasil menuju garis finish hanya jika kau percaya adanya garis finish. 
Jika kau bertanya pada guru, guru akan menunjukkan pilihan mana yang benar dan salah, kiri atau kanan.
Jika kau bertanya kepada seorang pengelana, dia akan berkata, "Cobalah semua arah, karena yang terpenting adalah perjalanannya." 
Dan jika kau bertanya kepada seorang bijak dengan pengetahuan dan kesadaran illahi, dia akan berkata, "Berpikirlah dengan hatimu. Lalu, panjatlah dinding labirin ini dan pandangilah dunia ini dari atas sana!"
Tetapi janganlah minta orang itu untuk turun bersamamu ke dalam labirin itu. Karena dia tidak akan mau. Kaulah yang harus naik ke atas menemuinya. Dan bila sudah naik, kau pun tidak akan mau turun lagi.

---------------

Kutipan dari "A Sufi's Diary: Book 2"
Diary 10: Entrainment 
'Entrain' (en-train) yaitu bermakna 'naik kereta' atau dinaikkan ke kereta, dengan nuansa yang tidak disengaja, atau terpaksa. Sehingga 'Entrainment' artinya suatu kondisi dimana seseorang dinaikkan ke kereta tanpa disadarinya. 
Seorang 'Pencari' (Seeker) adalah seorang yang menginginkan mendapatkan pencerahan. Ia ingin meningkatkan kesadarannya. Peningkatan kesadaran adalah mengetahui kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang hakiki tidak hanya diajarkan, tetapi juga harus benar-benar dipahami. Karena sangat banyak orang yang mengatakan mereka tahu tetapi tindakannya atau pola berpikirnya bertolak-belakang. 
Setelah kebenaran yang hakiki itu diketahui lalu dipahami, maka akan runtuh semua dinding di sekelilingnya yang memisahkan dirinya dengan kebenaran itu sendiri. Maka ia akan tidak hanya memahami, tetapi juga mengakui dan mampu bersaksi dengan keteguhan segenap hatinya. 
Secara tradisi, alam ini adalah cahaya. Kebenaran yang hakiki disimbolkan ke dalam cahaya (light). Maka seorang yang telah mencapai kesaksian pamungkas ini, disebut "Enlightened" (Tercerahkan, oleh cahaya). 
Pencapaian kondisi tercerahkan bagi Para Pencari biasanya dicapai dengan bantuan seorang yang sudah lebih dulu tercerahkan. Para pencari atau pelajar berguru padanya. Namun ilmu pengetahuan pamungkas ini tidak semuanya dapat terucapkan dengan bahasa. Karena untuk menjadi saksi, ia harus mengalaminya sendiri.  
Ingat, kesadaran (consciousness) adalah energi.Maka, pendekatan seorang murid kepada guru adalah mendekatnya Lower Attractor Energy Field of Consciousess kepada Higher Attractor Energy Field of Consciousness. = Pendekatan kesadaran dengan energi lebih rendah kepada kesadaran dengan energi lebih besar/tinggi. 
Setelah sekian lama berguru padanya, sampailah kau pada kondisi dimana logikamu sudah tidak dapat membantumu. Semua pertanyaanmu sudah dijawab oleh sang guru. Yang tinggal hanya kesunyian, tanpa suara. Hanya ada hatimu.Sekarang tinggallah energi-mu bersatu dengan energi-nya. Yang terjadi kemudian adalah ENTRAINMENT. 
Kau seperti dinaikkan ke atas gerbong kereta api, lalu kau bergerak bersama kereta tersebut. Energi-mu mulai selaras dengan energi sang guru. Energi kesadaranmu meningkat bersamanya. Di sinilah dinding pemisah itu runtuh yang memisahkanmu dengannya. Pengetahuanmu dengannya mulai bersatu. Sejak saat ini, selama kau berada di dalam kereta itu, apa yang dia ketahui kau juga mengetahuinya. 
Bagaimana ini bisa terjadi?Inilah Entrainment. Inilah peristiwa alamiah yang terjadi antara kau dan dia. Kau telah mengikat rasa dengannya. Rasa itu adalah pasrah total (total surrender) dilandasi cinta tulus tanpa syarat. 
Pengetahuan illahi hanya datang melalui Cinta.The Divine Knowing only comes with Love.
Pengalaman saya dengan guru, pengalaman saya dengan murid, bisa dibaca di dalam dua article ini:
"Transformation of the Heart" 
Lalu mereka pun pergi bersama, di artikel ini:
"Butterflies' Valediction"

---------------

Sadarilah, lalu yakinilah, bahwa;
Yang baik akan selalu baik. Yang baik membutuhkan kesabaran untuk membuktikannya.

Sabar adalah senantiasa berusaha dan tak henti memegang keyakinan bahwa yang baik akan selalu menjadi baik. Ikhlas, menerima Tuhan apa adanya (acceptance), dan pasrah (total surrender) pada Kesadaran Tuhan.

Janganlah menaruh harapan pada solusi instan untuk masalahmu.
Yang baik selalu membutuhkan waktu untuk bekerja secara utuh. Berilah dirimu kesempatan untuk menjadi saksi bagaimana kebenaran dan kebaikan itu terungkap secara alamiah di hadapanmu, di dalam hidupmu.

Keberanian adalah usahamu untuk menjadi saksi atas kebenaran.
Keberanian membutuhkan kepasrahan dan kesabaran.
Hasilnya akan menjadi pelajaran paling berharga dalam hidupmu.
Lebih berharga dari harta berapa pun banyaknya.
Lebih berharga dari hidupmu sendiri sekalipun.

Dan bagi Sang Penyembuh,
Teruskanlah menjadi Sang Penyembuh.
Kaulah kekasih Tuhan sejati.








Kutipan dari "A Morning Dew"

"I dream of you, therefore I am you."

Aku bermimpi akan sebuah alam,
Dari mimpiku itu terpancar sebentuk cahaya.
Cahaya itu bersinar bagaikan permata, semakin kuat pancarannya, membentuk ruang dan waktu.
Cahaya berpasangan, memantul dari satu arah ke arah yang lain.
Hidup dan berkata, "Kami adalah dirimu, maka jadilah kami yang ada karenamu."

Kemudian aku serukan suara pertama di ruang hati itu, OM...
Getarannya abadi, berbagi ruang dan bergetar berbagai frekuensi.
Keabadiannya menggerakkan segala yang ada di ruang itu.
Hidup dan berkata, "Kami adalah dirimu, maka jadilah kami yang ada kerenamu."

Aku adalah Satu, dan aku bermimpi akan sebuah alam, maka jadilah alam itu.
Kemudian aku bermimpi akan saksi, maka jadilah saksi itu di dalamnya. Kamu.
Hidup dan berkata, "Aku adalah kamu, dan aku adalah saksimu. Maka aku dan kamu akan selalu bersama."

Aku adalah cermin darimu dan kamu adalah cerminan dariku. Ketika aku melihatmu, akupun melihat diriku sendiri. Kamu adalah saksi dari mimpiku. Tanpamu maka aku pun tidak akan bermimpi.

Aku ada di setiap ruang, aku ada di setiap waktu.
Dari tepi ruang ke tepi ruang, dari awal ke akhir waktu.
Aku bergetar di setiap obyek.
Dari obyek terkecil hingga yang terbesar.

Aku adalah mimpiku. Dan mimpiku adalah aku.
Maka aku adalah kamu. Kamu adalah aku.
Tidak ada apapun selain aku dan kamu
Tidak ada yang lainnya selain aku.

Tidak ada pengetahuan yang disembunyikan antara aku dan kamu, karena aku dan kamu adalah aku juga.
Tidak ada yang aku ketahui namun kau tidak mengetahuinya.
Tidak pula ada pengetahuan yang kau ketahui namun aku tidak mengetahuinya.
Bila kamu adalah rahasia terbesarku, maka aku pun rahasia terbesarmu.
Pengetahuanku adalah pengetahuanmu.
Seluruh alam ini ada karenamu.

Tidak ada yang menghalangimu dari mengingatku selalu. Dan aku selalu mengingatmu.
Aku di sini bersamamu dan kau di sini bersamaku. Selalu, selamanya. Tak terpisahkan.

Kamu dan aku berbicara dalam bahasa hati. 
Aku selalu menemanimu dan berbicara padamu.
Aku selalu mendengarkan hatimu.

Kau mencari aku, akupun mencarimu. Di suatu tempat kita bertemu. Di tempat terdamai di mimpiku, yaitu di hatimu. Di hatimu kau temukan cahayaku. Masuk ke dalam rumahku yang penuh kedamaian dan kebahagiaan.
Kau merasakan aku sebagai cinta abadi.
Kau adalah kekasihku. Dan aku adalah kekasihmu.

Inilah kebenaranku.








Sabar
Kutipan dari tulisan saya di group Human Earth di Facebook.

Tidak jarang kita dihadapkan dengan masalah. Masalah adalah segala sesuatu yang tidak sesuai harapan. Maka, agar terhindar dari masalah kita harus meniadakan harapan. Begitukah?

Ada satu solusi untuk persoalan di atas, yaitu "sabar". 

Sabar adalah berada di dalam keseimbangan. Tidak terpaksa ekstrim ke kiri maupun ke kanan. Sehingga, harapan pun menjadi ilusi. Masalah pun menjadi ilusi. Yang dijaga di tengah hanyalah rasa syukur. Sabar juga memasrahkan hati untuk segala kemungkinan, tanpa batas apa pun.

Tak ada keraguan, tak ada gundah, tak ada bimbang. Anda berada di titik nol, sehingga rasa syukur itu pun dijaga oleh super-consciousness anda. 

Hanya ada rasa syukur.

Dengan kondisi yang seperti ini, anda pun menempatkan jiwa dan raga anda pada jaringan kesadaran illahi. Bagai mengarungi samudera luas dan menikmati ayunan gelombangNya apa adanya. Bagaikan seorang Pianis yang hanya memainkan nada-nada Tuhan. Bagaikan seorang pengelana yang berjalan hanys bersama Tuhan.

Tuhan adalah Sang Musisi; anda meresapi lantunan senandungNya, dan menikmati iramaNya.
Kemudian semuanya akan ditunjukkan kepada anda, apa adanya, di saat yang tepat, dengan kondisi yang sesuai, dan cara yang baik.

---------------

"When I run after what I think I want, my days are furnace of stress and anxiety; if I sit in patience, what I need flows to me, and without pain."
~ Rumi ~

("Bila aku mengejar apa yang kupikir sebagai apa yang kuinginkan, hari-hariku dipenuhi tekanan dan kegelisahan; namun jika aku duduk dalam kesabaran, apa yang aku butuhkan mengalir padaku, tanpa rasa sakit.")

----------------

"Patience is not sitting and waiting. It is foreseeing. It is looking at the night and seeing the day. Lovers are patient and know that the moon needs time to become full."
~ Rumi ~

("Kesabaran bukanlah duduk dan menunggu. Tetapi adalah memandang ke depan. Adalah melihat pada malam dan memandang siang. Kekasih bersabar dan mengetahui bahwa bulan pun memerlukan waktu untuk bersinar penuh.")

----------------

"The patience of a Rose close to a thorn keeps its fragrant."
~ Rumi ~

("Kesabaran sekuntum bunga mawar dekat dengan duri yang menjaga keharumannya.")

----------------

"Don't be sad! God sends help in the most darkest of moments. The haviest rain comes from the darkest clouds."
~ Rumi ~

("Janganlah bersedih! Tuhan memberikan bantuan di saat terburuk. Hujan terlebat datang dari awan tergelap.")

----------------

"Patience is power. Patience is not an absence of action; rather it is 'Timing' it waits for a right time to act, for the right principles. And in the right way."
~ Fulton J. Sheen ~

("Kesabaran adalah kekuatan. Kesabaran bukanlah tidak adanya tindakan; melainkan 'Waktu' yang menunggu saat yang tepat untuk bertindak, dengan prinsip yang benar. Dan dengan jalan yang benar.")

----------------

"Do you have the patience to wait until your mud settles and the water is clear? Can you remain unmoving until the right action arises by itself?"
~ Lao Tzu ~

("Apakah kau memiliki kesabaran untuk menunggu sampai lumpurmu mengendap dan air menjadi jernih? Bisakah kau tetap tak bergerak sampai tindakan yang tepat muncul dengan sendirinya?")





---------------
Erianto Rachman

Tidak ada komentar: