Selasa, 11 April 2017

Magic Egypt

Part 2: Message From Beyond




"I, Thoth, master of mysteries, keeper of records, mighty king, magician,
living from generation to generation, being about to pass into the halls of Amenti,
set down for the guidance of those that are to come after,
these records of the mighty wisdom of Great Atlantis."

("Aku, Thoth, sang penguasa keghaiban, sang pencatat, raja besar, sang penyihir,
hidup dari generasi ke generasi, yang akan segera melintas ke dalam ruang Amenti,
menetapkan panduan bagi mereka yang akan datang kemudian,
inilah catatan-catatan kearifan tinggi dari Atlantis yang Agung.")

(The Emerald Tablet of Thoth, Tablet I, The History of Thoth)


 

Edisi 2

Dianjurkan untuk membaca Part 1 terlebih dulu.


The Secret Knowledge of the Archetypes
Pengetahuan Rahasia Pola-Pola Dasar


Semua yang ada di alam ini adalah energi.
Semua alam ini adalah satu dalam kesatuan energi yang Satu.
Yang Maha Satu itu adalah Sang pencipta. Sang Pencipta kemudian muncul dari ketiadakan, bersama gejolak lautan kosmos, kemudian terjadilah dualitas.

Gejolak kosmos ini adalah sebuah desain awal penciptaan, ialah Pola Dasar (The Archetype of Creation), Dia-lah Atum Ra. The Great Attractor.
Setiap yang ada adalah energi. Setiap energi adalah hidup. Setiap yang ada adalah makhluk, termasuk energi Pola Dasar. Atum Ra.

Dualitas cahaya dengan dua kutub, mereka adalah Shu dan Tefnut yang membagi alam dalam ruang/waktu dan kehidupan di antaranya. Mereka adalah energi pola dasar setelah Ra. Dari mereka terciptalah alam semesta dengan segala isinya.

Dari dualitas Shu dan Tefnut, terciptalah kesadaran pola dasar pertama sebagai penghuni bumi di zaman keemasan mereka, Geb dan Nut

Geb dan Nut membawa generasi manusia di bumi, namun tidak dapat dilakukan karena hubungan prokreasi tidak dibenarkan di kurun waktu satu tahun yang hanya memuat 360 hari.

Thoth, atau Djehuty (Dhwti) adalah energi pola dasar yang membawa kualitas Tuhan akan pengetahuan dan kearifan illahi alam semesta, menambahkan 5 hari dalam setahun sehingga menjadi 365 hari. Demikianlah Geb dan Nut melahirkan 4 turunan energi pola dasar mereka - kembar silang; Ashur (Osiris) dan Nephthys, Seth dan Isis (Ashut).

Sesuai rencana Geb dan Nut untuk mempopulasi bumi, mereka menitahkan agar Osiris menikahi Isis, dan Set menikahi Nephthys. Osiris dan Isis akan menjadi Raja dan Ratu untuk umat manusia. Semuanya sesuai, semuanya terencana dengan baik.

Namun zaman bergulir dari cemerlangnya keemasan kepada Perak yang tidak semulia emas. Pola-Pola Attractor terkuak satu per satu ke tingkat kedalaman yang semakin ke bawah, hingga ke dasarnya. Keindahan sementara dan hangatnya nafsu menutup sedikit kemulian hati, Seth merasakan kecemburuan pertama di alam ini.

Seth dengan kobaran cemburu membunuh saudaranya sendiri, Osiris. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi di muka bumi. Ia memotong tubuh Osiris menjadi 13 bagian dan membuangnya ke sepenjuru Mesir. Seth menobatkan diri sebagai raja. Dari pernikahannya dengan Nephthys lahirlah Anubis.

Isis pun tergulir ke bawah dalam rasa sedih. Ia berlari untuk mencari potongan-potongan tubuh suaminya, Osiris, untuk dipersatukan dan dihidupkan kembali. Tetapi ia tidak memiliki kemampuan itu. Hanya Thoth yang mampu. Maka Thoth membantu Isis menghidupkan Osiris kembali.

Osiris dan Isis kembali bersama, melakukan ritual suci mereka dan melahirkan anak istimewa, Horus. Setelahnya, Osiris sirna dan kembali ke lautan kosmos sebagai penguasanya. Horus lahir di dunia yang sudah tergulir, namun ia akan mengembalikan tatanan alam kembali sesuai titah Sang Bumi dan Langit, mengembalikan singgasana bumi kepadanya. Untuk itu ia harus menjatuhkan pamannya, Seth.

Horus tidak mampu melakukannya tanpa bantuan. Maka dengan bantuan Thoth, ia menggulingkan Seth dan membuangnya jauh ke Barat. Seth yang terpuruk menjadi angin panas dan badai pasir - Sahara.

Horus menjadi raja sah di bumi. Setiap keturunannya akan selalu menjadi pemimpin umat manusia hingga akhir zaman. Ditemani sang Ibu, Isis, menganugerahi Mesir sebagai rumah Sang Bunda Pr A (Per A, yang kemudian menjadi Per O, lalu menjadi Pharaoh), yang berarti The High House (Rumah Agung - dalam makna feminine).

Mesir mendapat pengawasan Thoth / Djehuty sebagai Sang Penjaga Pengetahuan, Penjada Kearifan dari masa ke masa. Dia ada sejak awal kancah dualitas terkuak di alam semesta. Ia mencatat semua kejadian alam dan mengajarkannya kepada yang bertanya padanya, dari zaman ke zaman. Juga sebagai penjaga ketentraman gejolak energi-energi pola dasar lain yang semakin tergelincir ke ke zaman - zaman selanjutnya. Dia pula lah yang selalu ada dan tak pernah mati, memastikan pengetahuan suci selalu terwarisi.


Thoth, Djehuty, Tehuti, Hermes Trismegistus.




21 March 2017: Inside The Great Pyramid

Setelah cukup beristirahat, pukul 5 sore kami berkumpul di halaman hotel untuk melakukan prosesi penyelarasan (attunement) dari seorang Guru bernama Rebecca yang diundang khusus oleh DR. Carmen Boulter untuk kami.

Attunement ini bermaksud memudahkan meditasi kami di dalam The Great Pyramid. Rebecca tampak membisikkan sesuatu ke setiap orang yang ia attune-kan. Tiba giliran saya, ia pun membisikkan sesuatu kepada saya disaat ia menyentuh chakra tenggorokan saya. Saya mendengarkan instruksi dan pesan-pesannya. Ini merupakan suatu pengalaman mencerahkan karena ada seorang yang memberitahukan kepada saya sesuatu yang meneguhkan keyakinan saya.



Attunement

Setelah selesai attunement kami pun bergerak ke arah The Great Pyramid. Jam menunjukkan pukul 6.20 malam saat kami tiba di muka pintu piramid. Pintu ini senantiasa terkunci dan dijaga ketat selama 24 jam penuh. Dan kunci hanya diberikan kepada mereka yang mendapat izin khusus dan langsung dari The Egyptian Ministry of Antiquity (Kementrian Situs-Situs Kuno Mesir). Kami sudah menantikan momen ini sejak hari pertama kami tiba di negeri keramat ini.

Catatan: Pintu yang digunakan ini adalah terowongan yang dibuat oleh para penjarah makam. Sedangkan pintu asli piramid berada lebih di atas.

Matahari sudah tidak tampak, gelap mulai menyelimuti langit. Kami hanya dipandu dengan lampu senter dan lampu remang-remang yang sudah terpasang di dalam piramid. Mengambil gambar atau video adalah hal yang dilarang di sini. Saya sangat menyayangkannya, namun saya nekat tetap membawa ponsel saya. Pintu pun dibuka. Kami berbaris siap untuk masuk. Di bagian dalam, satu orang penjaga dengan senjata menggeledah kami memastikan tidak ada barang-barang berbahaya, atau kamera yang kami bawa. Ponsel saya selamat tidak ketahuan.

Kami masuk. Suasana berubah seketika. Gema perlahan mulai mengiringi langkah kami. Kemudian tidak ada dari kami yang boleh berbicara.




Dengan melihat gambar di atas, kami masuk dari titik di bawah a (Entrance) karena a adaah pintu asli, sedangkan kami masuk dari terowongan penjarah di bawahnya, terus mendaki e (Ascending Passageway) yaitu terowongan kecil - kami harus merangkak - dan menanjak hingga bertemu h (Grand Gallery). Di grand gallery kami dapat berdiri, terus menanjak hingga bertemu terowongan kecil lagi i (Antechamber). Di situ kami merangkak mendatar dan memasuki j (King's Chamber).



Kiri: e. Ascending Passageway, Tengah & Kanan: h. Grand Gallery



King's Chamber



King's Chamber

King's Chamber atau Ruang Raja adalah nama yang diberikan untuk ruangan berukuran terbesar di dalam piramid ini. Penamaan ini hanya sekedar penamaan saja. Piramid bukanlah makam raja, tidak ada bukti yang menunjukkan pernah ada makam atau mumi apa pun yang pernah dikuburkan di sini. Dan tidak ada yang mengetahui dengan pasti untuk apa ruangan ini dibuat. 
King's Chamber seluruhnya terbuat dari batu granit hitam yang padat, dan setiap blok batu granit berukuran sangat besar dengan bobot per blok-nya berkisar 40 - 50 ton. (https://www.cheops-pyramide.ch/khufu-pyramid/khufu-numbers.html)
Dugaan-dugaan serta teori-teori diajukan oleh para peneliti alternatif. Teori pertama mengatakan bahwa The Great Pyramid adalah sebuah alat yang digunakan sebagai pengumpul energi pasif (passive energy) yang besar. Energi ini dihasilkan dari pergerakan air yang memenuhi relung-relung terowongan alamiah di bawah tanah - aquifer - yang terdapat di seluruh dataran Giza. 
Air datang dari sungai Nil, terutama pada saat pasang naik atau banjir tahunan, memenuhi aquifer di dalam tanah. Kemungkina, bila tinggi air berlebih akan dialirkan kembali ke arah sungai melalui Causeway (?). Gerakan air yang berulang dan teratur menghasilkan energi besar yang kemudian dihimpun oleh sebuah konstruksi di bawah piramid (c. subterranean chamber). Energi tersebut kemudian di alirkan ke atas - ke Queen's Chamber lalu ke King's Chamber dan terus naik ke atas. Perulangan proses ini menjadikan piramid semakin termuati oleh energi (charged), yang kemudian dipancarkan ke seluruh alam melalui badan dan lapisan terluar piramid (yang dulunya tertutupi oleh casing stones). Energi ini digunakan untuk menjaga keseimbangan alam, menjaga kesadaran spiritual umat manusia agar tak mudah cepat tergelincir ke tingkat kesadaran yang lebih rendah, dan sebagai satu dari sekian banyak piramid-piramid lainnya di muka bumi yang membentuk jaringan energi kesadaran global.
Teori kedua adalah Energi pasif di alam yang jumlahnya tak berhingga, dihimpun oleh piramid yang justru dimanfaatkan untuk me-charge atau memberikan muatan energi pada air sungai Nil yang datang ke bawah Giza melalui aquifer. Air ini kemudian ditampung dan dibagikan ke seluruh penduduk Mesir untuk meningkatkan kesadaran spiritual, dan menjaga kesehatan. Pada setiap kalinya proses ini terjadi - yaitu setiap banjir tahunan - diadakan pula upacara khusus yang sangat istimewa guna me- re-charge energi spiritual para pendeta (Priests dan Priestesses) dan para pelajar tingkat-tinggi calon pendeta Mesir (High Level Initiate). Energi yang terhimpun langsung (directly) disalurkan ke tubuh para pelajar dengan cara masuk ke dalam King's Chamber dan berbaring di dalam Sarcophagus selama beberapa waktu.
Tidak ada yang dapat membuktikan kebenaran dari dua teori di atas, selain keterangan dari para Penjaga Kearifan bangsa Mesir Kuno. Dan oleh karena Casing Stones piramid-piramid itu sudah terlucuti, ditambah pula sungai Nil yang sudah bermigrasi sejauh 8 km dari tempat asalnya, menjadikan piramid-piramid itu tidak dapat menjalankan fungsinya sebaik dulu.

Setibanya di dalam Kings' Chamber, saya duduk di lantai, bersandar di dinding dan mengatur nafas. Lampu di seluruh interior piramid dan kipas ventilasi udara dipadamkan oleh petugas, menjadikan ruangan gelap gulita. Baru kali itu saya berada di dalam ruangan yang gelap sempurna. Bahkan tangan sendiri pun tidak dapat saya lihat walaupun berjarak 15 cm dari wajah saya. 

Kesunyian mencekam mulai dirasakan. Konstruksi piramid yang sangat hebat memantulkan bunyi sehalus apa pun ke seluruh penjuru ruangan, sampai-sampai saya dapat mendengar suara nafas orang lain. Orientasi kita akan mati di kondisi gelap dan sunyi sempurna seperti ini. Kita tidak tahu apakah tadi berada di sisi kiri atau kanan ruangan, di depan atau di belakang. Semuanya mati.

Saya berusaha agar rileks untuk dapat memulai melakukan meditasi, namun sensasi kehebohan - excitement - yang sedang saya rasakan karena petualangan baru ini memenuhi pikiran saya. 5 menit, 10 menit,15 menit saya tidak mampu masuk ke dalam ketenangan. Saya mulai gelisah dan cemas karena akan gagal bermeditasi. Semua ini akan sia-sia. Sementara itu, giliran untuk memasuki sarcophagus sudah berjalan.

Beberapa menit kemudian saya dipanggil oleh bisikan seorang anggota tour kami yang mempersilakan saya masuk dan berbaring di dalam sarcophagus, dipandu lampu senter kecil, saya memanjat naik dan masuk ke dalam kotak berongga terbuat dari batu granit itu. Saya membaringkan tubuh dengan kepala menghadap pintu masuk. Inilah ritual yang sama dengan yang dilakukan oleh para High Level Initiate dahulu kala.

Oleh karena keterbatasan waktu, masing-masing hanya diberikan waktu 4 menit untuk berbaring di dalam sarcophagus. Entah apa yang dapat saya harapkan dalam waktu yang hanya 4 menit itu. Namun, sesuatu terjadi. Ketenangan sempurna dapat saya capai dalam kondisi itu. Saya masuk ke dalam kesadaran saya, masuk, dan terus masuk. Hanya ada saya dan nafas saya - yang semakin melambat, dan melambat. Lalu muncullah rasa itu - sebentuk pesan singkat. - "Hidupmu untuk sesama."

Saya tidak segera mengartikan pesan itu karena sensasi dan persepsi secara terburu-buru adalah hal yang dapat menjebak dan membentuk realita yang mengecoh. Giliran saya sudah habis, saya bangkit keluar dari sarcophagus dan menuju ke tempat awal saya. Namun langkah saya terhenti. Saya berdiri tepat di titik tengah ruangan, saya berbalik menghadap sarcophagus lalu duduk bersila di situ. Saya melakukan meditasi. Kali ini meditasi saya sangat cepat masuk langsung ke dalam, tenang, setenang hati saya yang tanpa beban dan tanpa sensasi, lalu masuk lebih ke dalam lagi.

Di sini ada validasi dari rasa / pesan yang saya terima ketika berada di dalam sarcophagus. Aliran energi yang sangat halus memasuki seluruh tubuh, dari atas hingga ke bawah. Terus kebawah hingga menembus dasar piramid. Terus ke bawah hingga ke inti bumi. Bumi bereaksi, menerima energi ini. Energi tersebut bercampur dengan inti bumi dan mulai mengalir ke atas, berpencar ke seluruh bumi hingga ke langit. Sebagian mengalir hingga mencapai dasar tubuh, kemudian masuk ke dalam tubuh dari bawah ke atas dan terus menembus kepala, hingga keluar menuju alam di atas saya, bersatu dengan seluruh energi alam. Rasa syukur yang tak terkira memenuhi saya. Tetes air mata bahagia membasahi pipi. Seraya tersenyum, saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan.

---------------

Setelah sekitar 15 menit, saya menyudahi meditasi saya yang sangat bermakna itu. Kegairahan mulai menaiki jalur Sushumna yang menuntun saya keluar dari King's Chamber untuk segera menjelajahi ruangan-ruangan lainnya di piramid ini sebelum waktunya habis.

Saya dan beberapa orang teman keluar merangkak menuju (h) Grand Gallery, turun hingga mencapai terowongan kecil (e) dan terus turun melalui terowongan b (descending passageway) yang sangat curam dan jauh masuk ke dalam piramid hingga bertemu ruangan terakhir yaitu c (subterranean chamber) atau yang juga dikenal dengan "The Pit". Kami berada di dalam berada di dalam ruangan ini selama beberapa menit, lalu keluar, menuju kembali ke atas. 


Kiri: Setelah dari King's Chamber kembali turun melalui Grand Gallery
Tengah & kanan: memasuki terowongan dDescending Passageway menuju c. Subterranean Chamber.



Kiri: di dalam c. Subterranean Chamber (The Pit). Tengah & Kanan: dDescending Passageway



dDescending Passageway





Tak lama kemudian terdengar teriakan keras petugas yang meminta kami agar segera menyudahi kunjungan kami. Ah, sangat disayangkan karena saya tidak sempat masuk ke dalam Queen's Chamber. Namun beberapa teman lainnya sempat masuk. 

Kami pun keluar satu per satu dari piramid. Terasa tiupan angin dari luar menerpa kulit kami. Hanya ada rasa takjub dan seolah tak percaya akan apa yang baru saja kami alami.

Sepanjang perjalanan pulang dan makan malam, saya berbincang dengan Hilmy dan Nick Poeta salah satu anggota tour yang kemudan menjadi sahabat baru kami. Kami merasa kunjungan kami ke Giza hari ini tidak cukup untuk menjelajahi sebagian besar wilayahnya. Kami pun berencana kembali ke Giza sebelum jadwal tour dimulai esok hari.


22 March 2017: Back to Giza

Setelah sarapan lebih awal, pukul 8.30 pagi, saya, Hilmy dan Nick segera berjalan menuju kompleks Giza yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari hotel. Kami menjelajahi sebanyak-banyaknya wilayah yang dapat kami tapaki, yang dimulai dari Great Pyramid, Second Pyramid, dan Third Pyramid, kemudian terus menelusuri bagian belakang dari Third Pyramid, menuruni Causeway-nya terus ke bawah hingga kami melihat banyak makam yang tertanam di dalam bebatuan. 

Setelah mengambil gambar dan video di sekitar kompleks makam itu, kami melanjutkan berjalan ke bagian belakang Second Pyramid berputar ke depan dan menuruni Causeway-nya hingga ke bagian belakang patung Sphinx. Di situ saya mengabadikan bagian dinding luar Sphinx (Enclosure) yang menunjukkan adanya erosi udara dan air. Seperti yang sudah saya singgung di Part 1.





Perhatikan dua gambar di atas. Tampak bagaimana batu disusun sedemikian rupa sehingga  mencapai bentuk yang dikehendaki dengan sempurna secara keseluruhan. Namun bila anda perhatikan lebih detail, bentuk batuan yang disusun tidak sama satu dengan lainnya. 

Salah satu anggota tour kami bernama Vladimir berkebangsaan Rusia adalah seorang Civil Engineer, sama seperti saya, kami sering berdiskusi mengenai konstruksi bangunan Mesir kuno ini, terutama bagaimana mereka, bangsa Mesir kuno seolah tidak memperdulikan keseragaman ukuran dan bentuk batu yang mereka buat dan susun. Bukankah memotong batuan ini adalah pekerjaan yang sulit? Jika memang sulit, seharusnya mereka berupaya memotongnya dalam bentuk dan ukuran yang sama.

Jika anda adalah seorang perancang bangunan batu, dimana bangunan tersebut adalah bangunan penting, pasti anda akan memesan batu berbentuk dan berukuran sama, yaitu berbentuk balok, dengan ketetapan sudut tepat 90 derajat, sehingga memudahkan batu disusun dengan tingkat presisi dan keakuratan yang tinggi. Namun bangsa Mesir kuno meletakkan batu tanpa pola yang pasti. dan banyak pula batu yang berbentuk trapesium. 

Ada dua dugaan yang dapat di ambil; yaitu memotong dan mengangkut bebatuan besar (puluhan hingga ratusan ton beratnya) adalah pekerjaan yang sangat mudah bagi mereka. Dan mungkin penyusunan batu dengan bentuk acak memiliki kelebihan tertentu - sesuatu yang tidak kita ketahui.
Sampai kini tidak ada seorang pun yang dapat memecahkan misteri ini.






"Know ye that in the pyramid I builded are the Keys that shall show ye the Way into life. 
Aye, draw ye a line from the great image I builded, to the apex of the pyramid, built as a gateway. 
Draw ye another opposite in the same angle and direction. 
Dig ye and find that which I have hidden. 
There shall ye find the underground entrance to the secrets hidden before ye were men."
     
("Ketahuilah bahwa piramid yang Ku-bangun adalah Kunci yang akan menunjukkan Jalan ke dalam kehidupan.
Ya, gambarlah garis dari gambaran besar yang Ku-bangun, hingga ke puncak piramid, adalah sebuah jalan.
Gambarlah garis yang berlawanan dengan sudut dan arah yang sama.
Galilah dan temukan apa yang Aku sembunyikan.
Di sana akan kau temukan pintu bawah tanah menuju rahasia yang disembunyikan sebelum dirimu ada.")

(The Emerald Tablet of Thoth, Tablet XI, The Key to Above and Below)



Bersambung ke Part 3

===============
Erianto Rachman

Pics are also provided by Hilmy Hasanuddin.



Tidak ada komentar: