Sabtu, 27 Desember 2014

The Magician




Part 2

Edisi 1


Dianjurkan membaca Part 1 terlebih dulu sebelum membaca tulisan ini.

Kebenaran yang hakiki bukan berasal dari keputusan yang dibuat bersama. Kebenaran yang hakiki tidak diputuskan dari pengambilan suara terbanyak. Kebenaran adalah absolut.

Tuhan menciptakan cahaya terlebih dahulu sebelum kemudian menciptakan alam ini. Ini adalah cahaya illahi. Nur. Tidak banyak yang menganalisa apa yang terjadi dalam proses penciptaan ini. Namun ada beberapa ajaran yang menawarkan penjelasannya. Yang terpenting adalah apa yang terjadi dengan cahaya itu. Sifat khusus cahaya adalah ia memiliki dua kutub. Terdapat dualitas yang dihasilkan oleh cahaya. Inilah mengapa di alam ini terdapat sifat yang saling berpasangan. Anoda-katoda, negatif-positif, kanan-kiri, baik-buruk, feminine-masculine, yin-yang, dll.

Jika kita kembali ke mitologi Mesir, maka dikisahkan bahwa pada awal waktu ("Zep Tepi" dalam bahasa Mesir, atau the "First Time" dalam bahasa Inggris) dewa Shu yang bertindak sebagai ruang yang memisahkan atau menopang antara bumi dan langit, menjadikan dua entitas di alam. Shu yang dibantu Tefnut menciptakan dualitas di alam; atas-bawah, baik-buruk, feminine-masculine, yin-yang. Hal ini paralel dengan penciptaan cahaya oleh Tuhan sebagai proses penciptaan alam. Sehingga bisa kita tarik kesimpulan menarik di sini; Shu dan Tefnut adalah kedua sifat/dualitas dari cahaya/Nur illahi itu. Tuhan yang Maha Satu dengan berbagai macam nama/sebutan untuk-Nya; Allah, Yahweh, Brahman, Atum-Ra, menciptakan cahaya/Nur - yaitu Shu-Tefnut, kemudian terciptalah seluruh alam ini.

Dari Shu dan Tefnut, terbentuklah sepasang manusia; Geb dan Nut.


The Birth of Religions

Manusia di bumi kemudian berkelompok dan mengingat asal-usul mereka melalui apa yang disampaikan oleh para generasi sebelum mereka, pada dewa. Seiring bergulirnya waktu dan turunnya kualitas kemuliaan manusia, dimana manusia mulai kehilangan kualitas feminine-nya, kehilangan kualitas spiritualnya, ukuran tubuh menjadi semakin kecil, usia semakin pendek, ingatan akan leluhur dewa-dewi mulai menipis. Mereka mulai mencatat, mendokumentasikan apa yang disampaikan agar dapat terus diturunkan ke generasi penerus. Mereka melukiskan leluhur mereka - dewa dewi yang juga raja-raja yang kekuasannya meliputi manusia, jin, malaikat, dan seluruh alam. Mereka menuliskan kisah-kisah dewa-dewi dan menjadikannya kitab suci sejarah manusia. Mereka menghormati simbol-simbol itu. Kerena itu adalah mereka. Itu semua adalah masa lalu manusia.

Walaupun mereka sadar bahwa tidak ada kejadian di alam ini yang terjadi secara kebetulan, dan mereka mengetahui bahwa bergulirnya satu zaman ke zaman lainnya merupakan peristiwa alamiah, namun mereka mengupayakan agar perubahan yang terjadi tidak terlalu ekstrim. Maka di penghujung zaman emas, mereka menciptakan struktur-struktur suci di seluruh dunia yang merupakan rangkaian jaringan pemusatan energi alam yang berfungsi untuk menguatkan kualitas spiritual seluruh manusia di bumi.

Tanpa bisa dihindari, zaman pun bergeser ke yang lebih rendah; Perak, Perunggu, dan sekarang - Besi, atau zaman kegelapan. Manusia sudah melupakan sama sekali akan asal-usul mereka. Catatan sejarah yang tadinya suci sekarang dianggap mitos dan legenda. Mengapa? karena kisah-kisah itu sudah tidak mungkin diterima oleh logika manusia masa kini. Manusia tidak lagi berpikir dengan hati, tetapi hanya dengan otaknya dan logika matematis dan ego yang menguasai gerak-gerik, perilaku. Kualitas sifat patriarki tanpa keseimbangan matriarki menjadikan manusia berkasta-kasta, sifat iri, dengki, curiga, ketidakperdulian menjadi sifat yang selalu menyertai kehidupan. Pencarian dan penumpukan kekayaan materi menjadi hal utama.

Manusia hanya memiliki lima indera yang membuat segalanya menjadi sangat terbatas. Di keterbatasan itu pula manusia tidak lagi mampu menerima ajaran-ajaran para leluhur. Yang tadinya sangat jelas menjadi sangat kabur dan tidak dapat dipahami. Manusia pun memerlukan panutan yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan oleh indera. Sesuatu yang dikatakan 'nyata'. Maka demikianlah agama terlahir di bumi, guna memberikan hukum-hukum dan aturan-aturan yang 'nyata' bagi manusia, yang disertai hadiah dan hukumannya.

Manusia sekarang bagaikan domba yang harus digembalakan.
Dan bagaikan domba pula yang harus diberikan hadiah dan hukuman agar tetap berada pada jalan yang benar.

Mitologi Mesir tidak mengenal malaikat dan jin seperti agama-agama Abrahamik, walaupun banyak kisah pralel di antara keduanya seperti yang saya sampaikan di atas dan di Part 1 tulisan saya. Tetapi mitologi Mesir mengenal dewa-dewa, begitu pula dengan mitologi Yunani kuno, Sumeria, Hindu, Maya, dll. Kesamaan di antara mereka adalah mereka tidak mengenal malaikat dan jin, tetapi mereka mengenal dewa. Sedangkan agama Abrahamik atau agama Samawi tidak mengenal dewa-dewa, tetapi mengenal malaikat dan jin. Mengapa?

Jawabannya dapat ditemukan di dalam pita sejarah itu sendiri. Anda seharusnya sudah memahami sekarang pita sejarah apa yang saya maksud. Dan ini adalah salah satu argumen mengapa pita sejarah itu harus benar - bahwa siklus presesi dan zaman zodiak harus benar terjadi.

Telah saya singgung di atas bahwa tingkat kemuliaan yang sangat tinggi menjadikan manusia eksis di alam yang membaur dengan seluruh makhluk alam. Jadi tidak ada perbedaan antara manusia, alam, jin dan malaikat. Barulah setelah manusia bergulir ke zaman yang lebih rendah, terjadi pemisahan antara manusia dan makhluk lainnya. Manusia tidak lagi dapat melihat malaikat dan jin. Indera manusia terbatas untuk obyek yang bersifat fisik saja.

Hal ini releven dengan kondisi ajaran atau agama yang hadir di rentang sejarah yang berbeda-beda. Semakin awal atau semakin tua agama/ajaran itu, maka agama/ajaran tsb mengenal dewa namun tidak mengenai malaikat dan jin. Semakin muda suatu agama, maka ia tidak lagi mengenal dewa, tetapi mengenal jin dan malaikat.


The Magician
(Sang Penyihir)

Dalam mitologi Mesir, terdapat satu tokoh yang selalu tampil dari waktu ke waktu, dari masa ke masa. Dia adalah dewa yang selalu ada untuk membantu dewa yang perlu dibantu. Dia ada sejak Tuhan menciptakan segala sesuatu. Dia sudah ada sejak Shu dan Tefnut. Dia yang memberi petunjuk kepada Shu dalam menopang Langit dan Bumi. Dia juga ada saat Geb dan Nut di-'turun'-kan ke bumi. Dia pula yang dengan sihirnya membantu menghidupkan kembali Osiris dari kematian. Dan dia yang membantu Horus mengalahkan Seth.


Dia adalah dewa Thoth ("Tehuti"). Dia adalah dewa ilmu pengetahuan. Maha Guru, Sang pencipta sihir ("The inventor of magic"). Darinya diturunkan pengetahuan mengenai kebenaran yang hakiki kepada dewa-dewa dan raja-raja di bumi. Dia tidak mati, dan tidak ada yang mengetahui asal-usulnya. Diceritakan bahwa dia adalah salah satu anak Geb dan Nut (dari 40 bersaudara, selain 4 anak utamanya dalam mitologi Mesir kuno. Namun saya meragukan hal ini kecuali ia memang bereinkarnasi). Ia memiliki keistimewaan karena selalu hadir dari masa ke masa dan dapat menitis ke dalam berbagai bentuk makhluk sepanjang masa demi melakukan tugasnya sebagai penghantar ilmu pengetahuan yang hakiki. Ia berbicara dalam bahasa Tuhan tanpa suara - "The silent Language of gods", yang kemudian hanya mampu disimbolkan ke bentuk gambar-gambar yang kita temukan pada dinding-dinding dan pilar-pilar di kuil-kuil Mesir kuno.

Thoth adalah tokoh yang dipercaya bereinkarnasi ke dalam tokoh-tokoh penting dunia seperti Nabi Musa, sang Buddha, Yesus (Nabi Isa), Zoroaster, dll. 

Ketika bangsa Yunani kuno belajar kepada bangsa Mesir, bangsa Yunani sangat memuja Thoth. Mereka lalu mengintegrasikan Thoth ke dalam kebudayaan mereka dan menamainya Hermes Trismegistus. Hermes dikenal sebagai tokoh pembawa pengetahuan yang hakiki bagi bangsa Yunani, yang tidak lain adalah Thoth itu sendiri.

Pada masa Renaissance, banyak tokoh besar seperti Giordano Bruno, Frencesco Patrizi, dll, yang dengan berani meminta Paus di Vatican untuk mengadopsi ajaran Heremetica ke dalam Christianity, dan mengijinkan gereja-gereja Hermetica tetap tumbuh bebas di Alexandria (kota di Mesir yang dinamai seperti nama sang penguasa dari Romawi, Alexander the Great), dan seluruh tempat di manapun. Singkat cerita, kemudian justru Vatican memerintahkan penghancuran semua gereja yang berhubungan dengan ajaran Hermetica - yang dianggap sebagai ajaran paganisme. Hingga penghancuran Perpustakaan Alexandria yang menyimpan jutaan naskah suci asli yang tak ternilai harganya itu. Tokoh-tokoh yang mendukung ajaran Hermetica juga dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Dan ini berlangsung terus hingga penghukuman mati (pembunuhan yang mengatas-namakan Tuhan) serta memberikan tahanan rumah seumur hidup kepada Galileo.

Perbedaan mencolok antara ajaran Thoth dengan ajaran Christianity (dan ajaran agama pada umumnya) adalah bahwa Thoth terlebih dahulu membuka pengetahuan yang hakiki kepada manusia yang otomatis akan menjadikan manusia itu 'sadar' akan keberadaanya di alam ini. Sadar akan kebenaran yang hakiki. Sadar akan tugas-tugasnya atau fitrahnya.
Sedangkan ajaran agama mengutamakan "faith" terlebih dahulu. Kepatuhan. Bahwa manusia harus patuh terlebih dulu apa adanya terhadap ajaran agama. Pengetahuan tidak terlalu penting.

Ajaran yang dibawa oleh Hermes-Thoth sangat memukau siapapun yang mempelajarinya. Apa isi ajaran ini sesungguhnya adalah inti dari ajaran kaum Suf yang sekarang juga sudah banyak terintegrasikan ke dalam banyak ajaran di bumi. Ini adalah ajaran mistis yang berpondasi pada kebenaran yang hakiki, dimana Tuhan ada pada setiap makhluk ciptaanNya. Dengan demikian setiap makhluk adalah illahi.


The Secret Knowledge of Thoth

Kata pertama yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Rosul Muhammad SAW, adalah "Iqra!" yang berarti "recite!". Tafsir yang paling tepat adalah "Sadarilah" atau "Akuilah". Dan inilah kunci dasar menuju kepada kebenaran yang hakiki, yaitu kita harus menyadari dan mengakui akan adanya kebenaran hakiki tersebut.

Saya sangat sulit menuliskannya di sini, namun akan saya gunakan perumpamaan yang menurut saya sangat mudah dipahami. Jika anda berada di dalam sebuah pesawat terbang yang sedang terbang. Kebetulan anda membawa ponsel yang harus di-charge. Maka secara otomatis anda akan menggunakan power-bank untuk me-charge ponsel anda. Anda tidak sadar bahwa anda sedang berada di dalam sebuah medium yang bergerak. Bergerak berarti menggunakan sebentuk energi. Maka secara alamiah anda bisa memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh pesawat itu untuk keperluan anda, seperti me-charge ponsel anda. Namun anda tidak melakukan itu melainkan anda memilih untuk melakukannya dengan power-bank.

Bumi ini juga bergerak, dan bergerak berarti menghasilkan energi. Namun manusia memilih untuk membakar sesuatu (minyak bumi, gas, batu bara, dll) untuk memperoleh energi, yang menghasilkan polusi yang merugikan. Padahal bumi ini sudah sedang menghasilkan energi yang sangat besar dan selalu terbarukan tanpa batas, yang bisa dimanfaatkan secara langsung tanpa harus membakar sesuatu. Tetapi tidak adanya pengetahuan mengenainya membuat manusia tidak melakukannya. Dan yang terpenting adalah tidak adanya kesadaran mengenainya maka manusia tidak ingin tau.

Bagaikan menemukan sebuah ruangan yang terkunci rapat. Sebuah ruangan rahasia  - Secret Chamber - yang tidak dibuka dengan kunci khusus, melainkan hanya bisa dibuka dengan "kesadaran". Inilah rahasia pengetahuan sang Penyihir, The Magician, Thoth.


As above, So Below

Bangsa Mesir kuno mengetahui bahwa kebenaran hakiki adalah keselarasan dengan alam. Dengan mengamati perilaku langit - alam semesta - maka didapat suatu pola, hukum alam yang sejatinya. Kehidupan manusia harus selaras dan harmonis dengan hukum alam (Ma'at). Sebagai contoh adalah bumi kita menaati siklus 26,000 tahun. Yaitu yang dinamakan siklus presesi (Precession). Siklus ini bukan buatan manusia atau hasil dari pengambilan suara terbanyak. Ini adalah hukum alam yang absolut dan tidak diragukan kebenarannya. Lalu, 26,000 tahun itu terdiri dari 12 zaman zodiak. Hali ini pun bukan dibuat oleh manusia. Manusia mengamati langit dan gugus-gugus bintang memiliki pola gerak tertentu yang bergulir atau berganti sekitar setiap 2,160 tahun. Satu zaman zodiak berdurasi 2,160 tahun. Dan kita sekarang berada pada zaman Aquarius (Kita baru saja pindah dari zaman Pisces).

Manusia juga mengamati bahwa bumi berevolusi terhadap matahari setiap 1 tahun sekali atau 12 bulan sekali. Bumi berotasi setiap 24 jam, yang kemudian diturunkan ke dalam waktu, setiap jam adalah 60 menit, dan setiap menit adalah 60 detik.

Anda bisa lihat dari penjelasan di atas bahwa apa yang diamati dilangit menjadikan sebuah ketentuan di bumi. Dan memang inilah yang seharusnya terjadi. Inilah hukum alam, hukum Ma'at. Dengan demikian semua perhitungan yang kita gunakan haruslah pula mematuhi hukum yang sama. Jika kita perhatikan semua merujuk pada kelipatan 12. Hal ini bertolak belakang dengan sistem metric yang kita gunakan secara internasional - yang berkelipatan 10.

Mengapa mematuhi hukum alam adalah penting?
Manusia adalah makhluk di bumi yang memiliki kebebasan untuk menentang atau bertindak tidak selaras atau tidak harmonis dengan hukum alam. Namun kita selalu lihat bahwa konsekuensi ketidak-harmonisan dengan alam selalu merugikan. Dan hal ini hanya bisa dilihat dengan jelas bila kita memiliki kesadaran yang cukup. Para pelaku spiritual sudah mengerti akan hal ini. Contoh yang paling nyata adalah seperti perumpamaan yang saya angkat di atas. Pembakaran sesuatu untuk menghasilkan energi selalu merugikan, dan betapa bodohnya manusia tidak memanfaatkan energi yang jumlahnya tak terhingga yang siap digunakan. Seperti matahari, angin, dll. Betapa bodohnya manusia yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam sebuah pesawat canggih yang memiliki energi sangat besar.

Selain dari itu, para pelaku spiritual, - meditator - yang menyelami ranah mistis akan langsung mengerti bahwa seluruh alam selain manusia mematuhi hukum alam. sehingga cara hidup yang tepat adalah yang selaras dan harmonis dengan alam, maka alam akan selalu menyertai setiap langkah manusia.


The Power of "Knowing"

Para pelaku spiritual - para meditator - yang sudah mengarungi alam mistis yang dalam, pastinya sangat paham dengan apa yang saya maksud di sini. Dengan mengetahui dan mengakui kebenaran yang hakiki, maka artinya kita membiarkan alam bekerja sesuai fitrahNya, Alam ini illahi, maka alam ini memiliki sebentuk kesadaran illahi. Oleh karenanya, Akuilah! Ketahuilah! Sadarlah! Iqra! maka alam ini akan bekerja sempurna untuk anda.


"Iqra!" adalah pesan pertama yang disampaikan oleh Thoth kepada sang Nabi.

Pengetahuan illahi adalah yang diketahui oleh para dewa - para leluhur manusia - di zaman emas. Namun terlupakan seiring bergulirnya zaman. Seiring diturunkannya manusia ke tempat serendah-rendahnya. Pengetahuan ini masih ada dan berlimpah bagaikan tersimpan di dalam sebuah balon raksasa. Hanya dengan "sadar" akan keberadaanya, maka bagaikan balon yang ditusuk oleh jarum tajam, meledak, dan semua pengetahuan yang berlimpah itu akan terbuka dan menghujani anda tanpa henti. Inilah tujuan dari para pelaku spiritual, siapapun, dan dimanapun di bumi ini. Dengan melatih tingkat kesadaran, bagaikan sedang menempa dan mengasah jarum yang akan digunakan untuk menusuk balon pengetahuan raksasa itu. Inilah pengetahuan yang senantiasa dijaga oleh sang Penyihir, Thoth, dan disampaikan kepada tokoh-tokoh penting dunia sepanjang masa.

Untuk lebih mengerti hubungan antara tingkat kesadaran dengan pengaruhnya terhadap pengetahuan illahi, saya akan ajak anda untuk merenungkan yang berikut ini. Apa yang akan saya jelaskan Ini bukanlah sebuah perumpamaan, melainkan kenyataan.

Manusia, anda, adalah kumpulan bermilyar-milyar sel, yang setiap selnya memiliki tugas dan peran masing-masing. Jumlah partikel di dalam tubuh anda sama banyaknya dengan jumlah planet dan bintang di seluruh alam semesta. Tubuh anda adalah representasi dari seluruh alam kosmos (makro kosmos). Tubuh anda adalah alam mikro kosmos. Banyaknya sel di tubuh anda yang masing-masing bekerja secara teratur, siapakah yang mengatur mereka? Siapakah yang memerintahkan mereka bekerja seperti itu untuk anda?

Jawabannya adalah "kesadaran" atau consciousness. Anda memiliki sebentuk kesadaran yang tanpa anda pikirkan telah mengatur gerak-gerik milyaran sel di tubuh anda. Anda memiliki wisdom untuk Hidup, maka sel-sel anda tau harus berbuat apa. Mereka akan bergerak, berfungsi menerima makanan, memprosesnya, dan mendistribusikannya ke seluruh bagian tubuh. Anda tidak perlu memikirkannya, anda cukup berkehendak, maka terjadilah.

Inilah peran sebentuk kesadaran dalam tubuh anda. Oleh karena ini terjadi secara instinct atau natural, anda mungkin tidak pernah berpikir bahwa instinct anda adalah sebentuk kesadaran.

Melatih tingkat kesadaran untuk mendapatkan kesadaran yang lebih tinggi artinya anda berlatih untuk mendapatkan atau meraih kesadaran yang lebih tinggi dari alam mikro kosmos anda - tubuh anda. Dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi, maka dengan sebuah wisdom, anda akan mempengaruhi alam di luar tubuh anda. Semakin tinggi tingkat kesadaran seseorang, maka ia akan mampu mempengaruhi bentuk-bentuk elemen-elemen alam di luar tubuhnya - dengan cakupan lebih luas.

Inilah pengetahuan rahasia Sang Penyihir, Sang Alchemist, Musa, Buddha, Zoroaster, Yesus/Isa, Gabriel, Thoth.
Seperti Syeh Siti Jenar yang dikucilkan oleh wali-wali lainnya hanya karena ia mengutamakan pengetahuan dan kebenaran yang hakiki, pengetahuan ini tidak mudah diterima oleh manusia umumnya dan dikhawatirkan justru menyesatkan. Sudah saatnya ruang rahasia itu dibuka dan dibeberkan isinya kepada seluruh manusia.


Berlanjut ke Part 3

4 komentar:

Bambang Wijanarko mengatakan...

Tulisan anda "Walaupun mereka sadar bahwa tidak ada kejadian di alam ini yang terjadi secara kebetulan, dan mereka mengetahui bahwa bergulirnya satu zaman ke zaman lainnya merupakan peristiwa alamiah, namun mereka mengupayakan agar perubahan yang terjadi tidak terlalu ekstrim. Maka di penghujung zaman emas, dst" Apakah ini menjelaskan takdir ? seberapa detail kejadian dialam ini tidak terjadi secara kebetulan ? apakah sampai ke tindakan level individu atau hanya di level jaman (garis besar saja).

Erianto Rachman mengatakan...

Seperti seorang peselancar dan hubungannya dengan pantai.
Ombak di laut mematuhi hukum alam. Ombak terbentuk karena angin, kemudian menggulung di permukaan laut dan menhempas pasir pantai. Begitu terus-menerus.
Kadang ombaknya besar, kadang kecil, kadang sangat kecil dan laut sangat tenang. Namun di lain waktu angin sangat kencang sehingga ombak yang terjadi pun banyak dan besar.

Sang peselancar, sudah bertahun-tahun berselancar di pantai ini. Ia sangat paham akan perilaku ombak di depannya. Ia akan memilih momen yang tepat untuk berselancar. Dan saat berada di atas ombak, ia pun tau bagaimana mengendalikan papan selancarnya. Semua yang dilakukannya adalah pilihannya. Pilihannya adalah kehendaknya. Walaupun demikian, semua itu alamiah adanya.

Ia memilih moment yang tepat. Mungkin dari 1000 ombak yang terjadi pagi itu, hanya 1 ombak yang ia selancari. Dan satu ombak itu membuat hatinya bahagia.

Hukum alam adalah takdir Tuhan. tidak ada satu makhluk pun yang mampu keluar dari hukum tsb.
Namun hukum alam seperti ombak, dan manusia adalah peselancar. Manusia punya pilihan.
Pilihak mana yang paling baik? adalah yang sesuai dengan hati nurani. Karena kesesuaian itu adalah yang terbaik.

Apakah kita bisa menghindar dari perubahan zaman? tidak, karena itu adalah hukum Tuhan.
Apakah kita bisa berusaha untuk hidup baik di zaman ini? Bisa. itu adalah pilihan.

———

Lalu bagaimana contoh nyata dari “Kesesuaian” itu?
3 bulan lamanya saya dan istri ingin sekali merubah bentuk taman kami di bagian belakang rumah. untuk itu perlu pekerjaan menggali dan membuang tanah, membuang pot-pot tanaman, dan lain-lain. Namun niat itu tidak pernah terlaksana.
Barulah 2 minggu lalu kita bisa melaksanakannya.
Kok begitu? ya saya tidak tau… dan kami tidak memilih waktunya secara khusus.
Namun, pekerjaan dilakukan tepat saat komplek perumahaan kami sedang memperbaiki taman di gerbang depan. Dan mereka membutuhkan tanah. Kami tidak tau sebelumnya mengenai rencana ini.
Yang terjadi adalah, semua tanah yang harusnya akan dibuang, ternyata 100% bisa digunakan oleh warga. pot-pot termasuk tanaman-tanaman semuanya 100% terpakai kembali.
Tidak ada yang terbuang.

Kok bisa ya?
Kami pun bersyukur karena memilih hari itu untuk pekerjaan taman kami.
Tidak hanya itu. Di hari itu, istri saya sedang sedikit memarahi anak kami karena suatu kesalahan kecil.
Saat itu, tukang yang sedang bekerja menggelar koran di dalam rumah agar tidak kotor karena pekerjaan. Koran-koran bekas disusun di lantai. Dan pas saat kami turun dari lantai atas, tepat di depan kami terlulis artikel pada koran bekas itu dengan judul, “Apakah harus menghukum anak?”
Kami pun saling pandang dan kami menasehati anak kami (tidak memarahi) dan memeluk dia kemudian kami pun menhabiskan hari itu dengan penuh bahagia.

Kejadian berturut-turut yang saling berhubungan terjadi hari itu. Tidak hanya yang saya ceritakan di atas, tapi banyak lagi kejadian lain di hari yang sama yang membuat serangkaian kejadian yang semuanya berhubungan dan pada intinya sangat menenteramkan hati kami.

Taman kami yang baru menjadi ber-jiwa. Taman itu berbicara dengan bahasa hati. Kami melakukan di saat yang tepat. Semuanya sesuai.
Dan saya tau bahwa inilah yang terbaik.

Inilah rahasia pengetahuan Tuhan.
Jadi perlukah mengetahui takdir?
Takdir tidaklah relevan. yang terpenting adalah memahami kehendak Tuhan dan berkesesuaian dengan-Nya. Apapun tindak tanduk kita, pilihan kita, jalan hidup kita, cita-cita, sebaiknya harmonis dengan Tuhan. harmonis dengan alam. sesuai. pas, seimbang. karena hanya dengan itulah kita akan merasakan kebahagiaan yang seutuhnya. lahir dan batin.

Salam
ER

Erianto Rachman mengatakan...

Tambahan:

Alam ini hidup. Ia berjiwa, ia berkomukasi. Ia pun bereaksi terhadap tindakan kita. Ia memakai bahasa hati. bahasa ruh.
Jika kita berkomunikasi dengan bahasanya, maka ia pun membalasnya.
Kita akan tau.
Dan semua terjadi alamiah.

Unknown mengatakan...

Setuju