Sabtu, 04 Februari 2017

The Divine River

Sungai illahi



i am your seeker, yet you are seeking me. 
(aku adalah pencarimu, namun kaulah yang mencariku.)


i searched for you, but you are the one who found me. 
(aku mencarimu, tetapi kaulah yang menemukanku.)


you are my life, and i am living in you gratefully. 
(kaulah hidupku, dan aku hidup di dalam dirimu dengan penuh syukur.)




Your Journey Toward The River
Perjalananmu menuju Sungai


Perjalanan menuju kepahaman illahi diawali dengan pengetahuan.
Keterbangkitan gerak ingin tahu menghasilkan pertanyaan-pertanyaan dan datangnya jawaban-jawaban dari berbagai sumber. Itulah pengetahuanmu.

Namun dari satu pertanyaan, terdapat banyak pilihan jawaban. Yang manakah yang benar?
Mungkin semuanya benar. Mungkin pula tidak ada yang benar. Mungkin sebagian benar dan sebagian salah.
Apakah kau hanya perlu memilih yang benar atau kau perlu mengetahui yang benar?

Bagaimanakah mengetahui yang benar?

Kau harus berani mempertanyakan kembali jawaban-jawaban yang kau terima, mengkajinya, dan mengujinya, hingga sampailah pada suatu kesimpulan yang relevan di segala kondisi. Inilah kepahamanmu terhadap sesuatu. Kau memahami.

Benarkah apa yang kau pahami itu berlaku untuk semua kondisi?

Kau adalah seorang individu, apakah pemahamanmu itu berlaku padamu?
Kau hidup di dalam lingkup keluarga, apakah pemahamanmu itu berlaku bagi keluargamu?
Kau hidup di dalam kelompok suku masyarakat tertentu, apakah pemahamanmu itu berlaku bagi kelompokmu?
Kau hidup di dalam kelompok agama tertentu, apakah pemahamanmu berlaku bagi agamamu?
Kau hidup di dalam suatu masyarakat luas yang terdiri dari berbagai suku dan agama, apakah pemahamanmu berlaku bagi seluruh masyarakatmu?
Kau hidup di bumi, apakah pemahamanmu berlaku bagi seluruh bumi.
Kau adalah bagian dari alam, apakah pemahamanmu berlaku bagi seluruh alam?

Sebagian orang menawarkan penjelasan padamu bahwa ada paham-paham yang hanya berlaku di satu kelompok tetapi tidak untuk kelompok lainnya.
Ada pula sebagian orang yang berkata padamu bahwa sebaiknya kau tidak memikirkan hal-hal semacam ini. Karena ini bukan tugasmu. Dan karena semua itu sudah tertulis di kitab sucimu, kau hanya perlu membacanya saja. Dan yang terpenting, ujar mereka, adalah; mematuhinya.

Apakah kepahamanmu terhadap sesuatu harus selalu ditetapkan padamu oleh orang lain? Atau oleh kelompok tertentu? Atau oleh suatu ajaran tertentu? Atau oleh agama tertentu?

Bila kau mulai mempertanyakan semua ini, maka kau sedang menguji pemahamanmu.

Manusia mengkaji pemahaman dengan logika dan alasan (reason). Prinsipnya, jika apa yang kau ketahui itu benar, maka logikanya pun benar dan berlaku di mana saja. Dan jika yang yang kau ketahui itu benar, maka pemahamanmu pun sudah benar. 

Atau dapat kita balik; Jika apa yang kau pahami itu benar, maka yang kau ketahui pun sudah benar. Tahu dan Paham harus saling menguatkan dan memberi reason yang saling menunjang. Jembatan antara Tahu dan Paham adalah logika dan reason yang berlaku di segala kondisi.

Jika kau sudah mampu mencapai pemahaman yang baik akan sesuatu, maka pemahaman yang ditetapkan atau ditentukan oleh pihak mana pun padamu, tidak relevan lagi. 
Jika pemahaman mereka sama denganmu, maka keduanya memang benar.
Jika pemahaman mereka tidak sama denganmu, maka salah satu harus benar. Dan kau harus meneruskan pencarianmu.

Bagaimana menguji kebenaran suatu pemahaman?


===============

Jika diibaratkan Tuhan adalah sungai, maka kau sedang berjalan menuju sungai itu.
Perjalananmu menuju sungai illahi penuh lika-liku kehidupan; pahit dan manis.
Kau sibakkan halang yang merintang di hadapanmu dengan upaya yang kerap menghempasmu keras ke tanah berkali-kali; semak belukar bebatuan, hingga kau buatkan jalan setapakmu sendiri.

Ada jutaan manusia yang berada antara dirimu dan kebenaran hakiki. Maka sudah ada jutaan interpretasi yang menghubungkanmu dengan sumber kebenaran hakiki. Simbol-simbol, makna di balik makna, bias di atas bias, - kebenaran yang terkubur sangat dalam oleh beragam tingkat kesadaran manusia yang mencoba memahaminya.

Inilah jalanmu yang kau jejaki setapak demi setapak. Bersih dari halangan apa pun. Hanya ada dirimu dan tujuanmu. Kau membangun jalanmu ke arah kebenaran hakiki tanpa keraguan, tanpa bias, tanpa simbol, tanpa manusia lain di hadapanmu.
Kau lepaskan dirimu dari belenggu benar dan salah, baik dan buruk. Dirimu bebas merdeka tanpa beban. Hanya ada dirimu dan tujuanmu.

Kau menguji kepahamanmu dengan berjalan langsung menuju Sang Sumber dari kebenaran hakiki itu sendiri. Inilah tujuan akhirmu untuk menjawab pertanyaan terakhirmu.

Sekarang kau sudah berada di bibir Sungai illahi. 



Be in the River
Berada di Dalam Sungai.


Berada di bibir sungai ini berarti kau telah mengenali Tuhan. Dia adalah Tuhan yang Satu bagi semua makhluk. Tuhan tidak memilih agama. Tuhan tanpa syarat. Tuhan tanpa wujud. Tuhan tanpa ruang dan waktu. Dia yang ada dan yang tiada. Dia adalah dimana semuanya eksis. Kau mengenal Tuhanmu dan memahami semua cipataan-Nya.

Tuhan adalah Singular. Pendekatan kepada-Nya adalah proses penerimaan atau penggabungan antara semua dualitas atau pengkutuban yang ada di alam ini. Bagaikan koin, maka kau memahami kedua sisi koin itu secara seimbang. Bagaikan bandul yang mengayun, maka keseimbangan terjadi bila bandul berhenti mengayun.

Bertahun-tahun lamanya kau berada di tepian sungai itu hanya memandanginya.
Kau memahami. Sekarang sudah saatnya kau menguji pemahamanmu itu.
Kau sudah siap. Perjalanan akhirmu akan segera dimulai. Inilah awal dari suatu akhir.


===============

Di suatu hari yang hening, kau melihat ke kanan dan ke kiri. Tiada siapa pun bersamamu. Kau sadari perjalanamu bertahun-tahun ini hanya membawamu ke dalam kesendirian. Kau hanya seorang diri di sini tanpa siapa pun yang menemani. Apakah ini hadiah dari pencapaianmu? Kesendirian?

Kau mulai merasakan sepi yang menusuk. Kau mulai merintih kesakitan.
Lalu datanglah rasa rindu yang sangat dalam. Kau pun menangis.

Kau lihat permukaan air sungai dan kau lihat wajahmu sendiri.
Kesepian dan kerinduan ini adalah pantulan rasa dari-Nya.
Dia-lah yang merindukanmu.




kerinduanku adalah kerinduanmu.
kesendiranku adalah kesendirianmu.
pencarianku adalah pencarianmu.
pantulanku adalah dirimu.
cinta kasihku padamu adalah cinta kasihmu padaku.




mengenalku adalah memahami ciptaanku.
memahamiku adalah merasakan cintaku pada seluruh ciptaanku.
merasakanku adalah mencintai sesamamu dan seluruh alam ini.
bersamaku adalah merasakan kerinduanku.




Dengan merasakan kerinduan-Nya, maka kau sudah melompat ke dalam sungai itu. Inilah sungai illahi. Sekarang kau sudah bersama-Nya. Kau sudah bersama Tuhan.
Berserah diri secara total.

Sungai itu sangat deras aliran airnya dari hulu ke hilir. Di dalam sungai terdapat bebatuan besar dan kecil yang memecah aliran air dengan ganasnya. Kau terseret arus yang deras, terhempas ke kiri dan ke kanan, menabrak bebatuan yang keras. Kau terluka, dan kadang kau tenggelam. Kau terjatuh di air-terjun yang tinggi, tak sadarkan diri. Lalu kau tersadar kembali dan mendapati dirimu masih terus mengalir bersama aliran sungai itu.

Kadang aliran airnya tenang. Kau mendengarkan alam berbicara padamu. Kau nikmati setiap saat di dalam hidup ini. Berada bersama-Nya adalah yang terpenting dalam hidupmu. Karena hubunganmu dengan Tuhan adalah yang terpenting.

Inilah sungai illahi. Kau menerima semua yang terjadi, karena kau sudah berada di dalamnya - Kau sudah bersama Tuhan.
Kau merasakan Tuhan.

Apa pun yang terjadi, semua terjadi bersama Tuhan.
Apa pun yang terjadi semuanya adalah alamiah dan sesuai untukmu. Karena kau sudah bersama Tuhan.

Segala yang kau pelajari dan kau pahami sepanjang hidupmu kau dapatkan kebenarannya di sini. Tuhan akan membenarkan atau menyalahkan pemahamanmu hanya jika kau sudah berserah diri untuk berada bersama-Nya.
Datangnya dalam bentuk rasa. Dan rasa itu ada hanya jika kau sudah bersama-Nya.

Kau sekarang paham mengapa Tuhan meciptakanmu, dan mengapa Dia menciptakan seluruh alam ini.

Semua pertanyaanmu terjawab.


===============

Kau yang merindukan dan yang dirindukan-Nya.
Hubunganmu dan Tuhan adalah langsung tanpa perantara apa pun atau siapa pun. 
Kaulah kekasih-Nya. Dan Dia adalah kekasihmu.

Kau berbicara dalam bahasa-Nya. Dan Dia berbicara dalam bahasamu.
Kau bertindak bersama tindakan-Nya.
Kau bernafas dan hidup bersama-Nya.

Semua yang kau lakukan adalah pantulan dari Cinta dan Kasih-Nya.
Kau adalah pantulan dari-Nya. Dia bagaikan cermin yang memantulkan wajahmu.

Bersama-Nya adalah merasakan Kerinduan-Nya.
Kaulah yang merindukan dan yang dirindukan.
Ada-mu karena Ada-Nya.

Kau, Dia, Satu.


===============
Erianto Rachman


Rekomendasi bacaan:


Tidak ada komentar: