Senin, 11 Juli 2016

The Great Attractor

Voyage to the Akashic Awareness
(Sang Atraktor Agung, Perjalanan Menuju Kesadaran Akasha)






Part 2

Edisi 2


Di Part 1, anda sudah memahami definisi dari Attractors dan bagaimana manusia sampai pada pengetahuan ini. Namun ada satu hal yang harus dicermati. Pola keteraturan di antara ktidakteraturan yang dinamakan attractors ini ada karena manusia melakukan pengamatan terhadapnya. Dari awalan A menjuju akhiran B. Di antaranya adalah waktu. Ini dinamakan prinsip Sebab-Akibat (Causality). Namun sesungguhnya, waktu yang menjadi ruang bermain kita hanyalah relevan bagi kita. Rotasi bumi sudah terjadi dan akan terus terjadi tanpa manusia yang mengamatinya. Bumi juga sudah dan akan selalu berevolusi terhadap matahari tanpa pun manusia yang mengamatinya.

Dengan kata lain, Attractors sudah ada sejak awal. Pola alam yang teratur sudah ada sejak awal, sedangkan manusia hanya mampu mengamati fenomena kejadiannya secara linear. Atau boleh saya katakan, hukum alam ini sudah ada, dan berlaku untuk awal dan akhir alam semesta ini sendiri. Pemahaman seperti ini memerlukan pola pikir Non-Linear.

Jika ABC adalah sebuah attractor, maka manusia akan memahaminya melalui pengamatan A --> B --> C (dibaca; Kondisi A menyebabkan kondisi B, dan kondisi B menyebabkan kondisi C)

Dalam perilaku manusia, misalkan: "membunuh" adalah sebuah attractor. Maka manusia akan memahaminya melalui sebuah pengamatan bahwa si A membunuh si B. Karena si A membunuh B, maka B berakhir dengan kematian.

"Kaya raya" adalah sebuah attractor. Manusia akan memahami kondisi tersebut setelah melakukan pengamatan terhadap si A yang berusaha keras, menjual barang kepada si B, lalu A memperolah uang banyak maka si A menjadi kaya raya.

Maka harus dipahami bahwa tanpa adanya pola ABC, kejadian linear A --> B --> C tidak akan ada. Attractor ABC sudah harus ada terlebih dahulu, barulah kejadian --> B --> C dapat terjadi.

Anda sudah paham maksud saya?
Attractor adalah pola non-linear. Bukan linear.


Attractors and Human Consciousness
(Atraktor dan Kesadaran Manusia)

David R. Hawkins MD. PhD. dalam bukunya "Power v.s. Force" melakukan penelitian mengenai tingkat kesadaran manusia. Ia menggunakan Attractor ini. Setiap tingkatan kesadaran manusia adalah sebuah attractor. Dan setiap attractor memiliki bobot nilai tertentu yang merupakan kalibrasi berkisar dari 1 sampai 1000. Penelitian serta eksperimen ini dilakukan selama 20 tahun dengan ribuan orang sebagai subyek test-nya dalam berbagai kondisi emosi, sosial, usia, kelamin, lokasi tempat tinggal yang meliput negara-negara di dunia, dan lain sebagainya - memastikan tidak ada kondisi yang luput - guna mendapatkan hasil yang paling akurat.

Metode test yang dilakukan menggunakan Kinesiology, yaitu ilmu yang mempelajari reaksi otot atas beban terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Pengaruh dari luar ini berupa questionnaire yang hanya perlu dijawab Ya atau Tidak oleh subyek test. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari berbagai latar belakang yang membangkitkan emosi, perubahan kondisi mental, psikologis, dll. Subyek test akan bereaksi atas pertanyaan yang diajukan dengan melemah atau menguatnya otot tubuhnya. Dalam hal ini adalah otot tangan. 

Dengan metode Kinesiology ini, Nilai Kalibrasi dari tingkat kesadaran dihubungkan dengan Energi. Sehingga dapat disimpulkan;

Tingkatan kesadaran = Attractor.
Tingkat kesadaran = Tingkatan Energi
Maka Tingkat kesadaran adalah Attractor yang berbanding lurus terhadap tingkatan energinya. Semakin tinggi tingkat kesadaran, semakin besar pula energi attractor-nya.
Dan oleh karena energi dari attractor ini dapat mempengaruhi alam sekitarnya, energi ini bekerja dalam sebuah medan energi, disebut "Attractor Energy Field" (Medan energi atraktor).

Mengenai bagaimana energi dari tingkat kesadaran dapat mempengaruhi alam sekitar (termasuk makhluk hidup), silakan baca artikel saya sebelumnya; "The Healer" (Part 1, 2, 3).

Di bawah ini adalah hasil dari penelitian DR Hawkins, yang disusun ke dalam tabel Peta Kesadaran (Map of Consiousness).

Nilai 200 hingga 1000 adalah Attractor yang bersifat positif. Positif artinya membawa pengaruh baik bagi dirinya dan orang lain, bersifat membangun dan memberbaiki kondisi.

Sedangkan nilai di bawah 200 adalah attractor yang bersifat negatif. Negatif artinya cenderung membawa pengaruh buruk bagi dirinya dan orang lain, cenderung bersifat merusak dan memperburuk keadaan.

Kita ulas satu per satu, dimulai dari tingkat kesadaran terrendah;


Attractor tingkat 1, Nilai 20:

Level: Shame (Malu/Aib), Pandangan ketuhanan: Despising (Merendahkan), Pandangan terhadap hidup: Misrable (Menyedihkan), Kondisi Emosi: Humiliation (Kehinaan), Proses yang terjadi padanya: Elimination (Peniadaan).

Ini adalah tingkat kesadaran terrendah. Hanya bernilai kalibrasi 20. Seseorang yang berada di kondisi ini memandang Tuhan sangat membencinya, hidupnya sangat menyedihkan, penuh kehinaan, dirudung malu, dan merasa hidupnya tak berarti lagi. Cenderung sakit-sakitan dan selalu ditimpa kesialan. Masa kecilnya dimungkinkan tidak bahagia atau bahkan mengalami perlakuan kejam atau tak senonoh (abused) sehingga meninggalkan trauma yang mendalam. Orang seperti ini sangat mungkin melakukan bunuh diri.

Rasa malu ini dapat memicu kekejaman. Di usia anak-anak, ia akan bertindak kejam terhadap hewan. Orang dengan level 20 ini sangat berbahaya karena sangat mudah berhalusinasi dan dapat juga menjadi psychotic yang melakukan tindak kejahatan aneh.

Salah satu usaha untuk menaikkan tingkat kesadaran untuk seseorang yang berada di level ini adalah dengan rehabilitasi. Biasanya dilakukan di rumah sakit jiwa atau penjara dengan fasilitas perawatan kejiwaan khusus.


Attractor tingkat 2, Nilai 30:

Level: Guilt (Bersalah), Pandangan ketuhanan: Vindicative (Penuh dendam), Pandangan terhadap hidup: Evil (Jahat), Kondisi Emosi: Blame (Menyalahkan), Proses yang terjadi padanya: Destruction (Kehancuran).

Orang di tingkat kesadaran ini meandang Tuhan yang penuh dendam padanya dan pada seluruh makhuk. Ia memandang hidup ini jahat padanya. Ia cenderung atau selalu menyalahkan orang lain atas segala yang terjadi, tetapi juga merasa sangat bersalah dan penuh dosa. Seorang di tingkat ini akan merusak kehidupannya sendiri atau orang lain dengan semua pikiran negatifnya.

Bersalah memicu amarah. Amarah dapat mengarah pada penghukuman terhadap orang lain, juga pembunuhan secara ritual seperti bom bunuh diri atas dasar kepercayaan atau keyakinan. 

Salah satu usaha untuk menaikkan tingkat kesadaran untuk seseorang yang berada di level ini adalah dengan rehabilitasi serta pembinaan jiwa yang panjang.


Attractor tingkat 3, Nilai 50:

Level: Apathy (Apati), Pandangan ketuhanan: Condemning (Mengutuk), Pandangan terhadap hidup: Hopeless (Sia-sia), Kondisi Emosi: Dispair (Putus asa), Proses yang terjadi padanya: Abdication (Terpuruk).

Orang di tingkat kesadaran ini menyalahkan Tuhan yang seolah telah mengutuknya. Hidupnya dirasa sia-sia dan tak ada gunanya, biasanya hal ini disebabkan oleh kondisi kemiskinan dan putus asa yang berkepanjangan. Ia terpuruk. Apati disebabkan oleh kondisi yang terbuang, tak tertolong dan tidak menerima motivasi dari siapa pun.

Contoh nyata dari usaha menolong mereka yang terpuruk di tingkat kesadaran ini adalah seperti yang dilakukan Bunda Teresa pemukiman kumuh di Calcutta, India. Mereka harus ditemani untuk menunjukkan bahwa kita tidak membuang mereka, tidak menyia-nyiakan mereka, dan pertolongan selalu ada. Ditambah dengan memberikan motivasi hidup bersama di lingkup mereka.


Attractor tingkat 4, Nilai 75:

Level: Grief (Duka), Pandangan ketuhanan: Disdainful (Memandang hina), Pandangan terhadap hidup: Tragic (Tragis), Kondisi Emosi: Regret (Sesal), Proses yang terjadi padanya: Despondency (Kemurungan).

Orang yang berada di tingkat kesadaran ini biasanya mereka yang berada di dalam kesedihan yang berkepanjangan akibat dari kehilangan orang yang dicintai, atau kejadian di masa lalu yang tragis menurut ukurannya. Maka sangatlah berbahaya menyesali perbuatan masa lalu yang berkepanjangan walau setragis apa pun kondisi masa lalu seseorang. Ia memandang Tuhan yang menghina dan membencinya. Ia dirudung rasa sesal, dan kemurungan.

Menolong orang yang berada di tingkat kesadaran ini adalah dengan memberikan pelajaran hidup langsung dari mereka yang sudah berhasil meningkatkan kesadarannya. Mereka perlu ditunjukkan kondisi kehidupan yang lebih baik jika mereka mau berusaha, menerima kelebihan dan kekurangan, serta menghentikan kesesalan mereka. 

Level Grief ini lebih baik dari level Apathy. Biasanya bila seorang Apathy naik tingkat kesadarannya, ia akan masuk ke level Grief ini, dan secara perlahan kita bisa menolongnya ke level yang lebih tinggi.


Attractor tingkat 5, Nilai 100:

Level: Fear (Ketakutan), Pandangan ketuhanan: Punitive (Yang menghukum), Pandangan terhadap hidup: Frightening (Menakutkan), Kondisi Emosi: Anxiety (Gelisah), Proses yang terjadi padanya: Withdrawal (Penarikan).

Fear memiliki energi yang lebih besar dari Grief, atau dapat dikatakan Takut lebih baik dari Duka. Rasa takut dapat menyelamatkan orang dari kejadian yang merugikannya. Seperti takut sakit, takut hidup miskin, takut kematian, dll. Namun rasa takut juga dapat menjerumuskan seseorang ke kondisi yang seharusnya ia hindari jika ia memandang hidup sangat menakutkan. Ia memandang Tuhan yang sedang menghukumnya karena dunia ini penuh dengan tempat-tempat atau orang-orang yang menakutkan. Hidupnya sangat gelisah sehingga ia menarik diri dari kehidupan sosial. 

Orang yang berada di tingkat kesadaran ini memerlukan energi yang sangat besar untuk keluar dari kondisinya. Ia memerlukan seorang tokoh kuat yang dapat memberikannya contoh dalam menaklukkan ketakutannya.


Attractor tingkat 6, Nilai 125:

Level: Desire (Hasrat), Pandangan ketuhanan: Denying (Menyangkal), Pandangan terhadap hidup: Disappointing (Mengecewakan), Kondisi Emosi: Craving (Mendambakan), Proses yang terjadi padanya: Enslavement (Perbudakan).

Desire atau hasrat adalah tingkat kesadaran dengan energi yang lebih baik dari Fear. Ia sudah keluar dari kondisi apati, duka, dan tidak lagi merasa takut. Ia mendambakan kehidupan yang lebih baik. Namun kesadaran ini dapat menjadi negative atau merusak. Karena hasrat dapat memicu kecanduan terhadap sesuatu yang didambakannya. Dan demi mendapatkan sesuatu itu ia rela melakukan apapaun layaknya diperbudak. 

Kedambaannya terhadap sesuatu itu bisa terhadap sesuatu yang dapat diperolehnya, juga yang hanya berupa harapan kosong atau muluk. Sehingga jika sesuatu itu tidak didapatkannya, ia akan merasa sangat kecewa dan memandang hidup ini mengecewakan. Tuhan seolah selalu menentangnya karena banyak keingingannya yang tidak terkabul.

Mereka yang berada di level ini biasanya mereka dengan tingkat ekonomi menengah, kehidupan sosial luas dengan gaya hidup yang tinggi. Tidak jarang mereka yang kemudian terbelit hutang kartu kredit serta angsuran-angsuran barang-barang mewah demi mempertahankan status sosial yang menjadi dambaan mereka. Mereka adalah korban promosi produk-produk kemewahan. Dan memang biasanya para produsen membidik kalangan ini. 

Menolong mereka memerlukan waktu dan peristiwa khusus yang manyadarkan mereka, dan mereka mengalami taubah. Barulah setelah itu mereka dapat diberikan kesadaran yang lebih baik.


Attractor tingkat 7, Nilai 150:

Level: Anger (Marah), Pandangan ketuhanan: Vengeful (Pendendam), Pandangan terhadap hidup: Antagonistic (Bermusuhan), Kondisi Emosi: Hate (Benci), Proses yang terjadi padanya: Agression (Menyerang).

Jika hasrat tak terpenuhi, lama kelamaan kondisi tersebut menimbulkan amarah. Anger atau amarah memiliki energi yang lebih besar dari Desire (Hasrat), dan biasanya amarah ini adalah bagian penting dalam proses taubah. Hanya saja, marah yang terpelihara dalam jangka waktu lama akan berdampak negatif, karena ia akan bersikap mudah memusuhi siapa pun yang tidak setuju dengannya. Tumbuh kebencian dan cenderung melakukan serangan offensive lebih dulu ketimbang bertahan. Kebenciannya termasuk benci kepada Tuhan karena Tuhan baginya sebagai Zat yang pendendam. 

Dalam sejarah manusia, sangat banyak tokoh-tokoh yang dikenal karena tindakan agresif mereka yang dilandasi amarah dan kebencian, seperti Adolf Hitler.


Attractor tingkat 8, Nilai 175:

Level: Pride (Bangga diri), Pandangan ketuhanan: Indifferent (Biasa saja), Pandangan terhadap hidup: Demanding (Banyak tuntutan), Kondisi Emosi: Scorn (Hinaan), Proses yang terjadi padanya: Inflation (inflasi).

Energi di tingkat kesadaran ini cukup untuk menjadikan seorang pemimpin yang mampu memimpin suatu negara, atau satuan pasukan tentara. Rasa bangga mencirikan sikap pemimpin yang menjadi panutan masyarakat yang dipimpinnya. Seseorang di level ini dapat menjadi seorang yang penting, terkenal, sukses serta kaya raya dalam hidupnya.

Namun, tingkat kesadaran ini masih dapat membawa pengaruh buruk, karena berbangga diri menjadikannya pongah, mudah menghina orang lain, besar kepala, tinggi hati, banyak menuntut kepada orang lain, juga mendangan Tuhan tidak ada pengaruh baginya.

Seorang yang berada di level Anger, dapat naik menjadi Pride. Jika tidak mengalami taubah di level Anger, kita harapkan ia mengalami taubah di level Pride ini.


Attractor tingkat 9, Nilai 200:

Level: Courage (Keberanian), Pandangan ketuhanan: Permitting (Membolehkan), Pandangan terhadap hidup: Feasible (Layak), Kondisi Emosi: Affirmation (Keteguhan), Proses yang terjadi padanya: Empowerment (Keberdayaan).

Nilai kalibrasi 200 - level Courage / Keberanian ini adalah level kesadaran kritis. Di sinilah menurut penlitian DR. Hawkins sebagai titik perbatasan dari negatif ke positif.

Seorang yang berada di level ini menyadari bahwa perubahan ke arah kebaikan diperlukan keberanian untuk melakukannya. Seperti pada kisah "Si Buta" yang pernah saya ceritakan di tulisan saya yang lalu. Keberanian melangkah - walaupun seseorang itu tidak dapat melihat - memberikan pengaruh yang signifikan terhadap masa depannya.

Di tingkat kesadaran ini, ia memandang Tuhan sebagai zat yang membolehkannya untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya. Ia memandang hidup ini layak untuk diperjuangkan. Pandangannya positif terhadap hidup dan masa depannya. Hatinya teguh dan kukuh untuk bertindak. Dirinya dipenuhi dengan keberdayaan - empoweredenergised.


Attractor tingkat 10, Nilai 250:

Level: Neutrality (Kenetralan), Pandangan ketuhanan: Enabling (Menjadikan), Pandangan terhadap hidup: Satisfactory (Memuaskan), Kondisi Emosi: Trust (Percaya), Proses yang terjadi padanya: Release (Lepas).

Seseorang di level ini menerima Tuhan yang selalu mengabulkan, menjadikan yang baik-baik untuknya dan untuk orang lain. Hidupnya memuaskan, tidak berlebihan, tidak kekurangan. Sikapnya, "Bila tidak mendapatkan pekerjaan ini, saya akan cari yang lainnya."
Ia tidak lagi memandang dualitas alam ini yaitu baik dan buruk-nya secara ekstrim. Dan ia tidak menghakimi.

Ia bersikap netral dan mudah bergaul serta menyenangkan bagi orang lain yang berteman dengannya. Ia menaruh rasa percaya terlebih dulu sebagai pondasi suatu hubungan antar manusia. Dirinya telah mengalami taubah dan terbebas dari belenggu nafsu. Mereka yang berada di tingkat kesadaran ini tidak mudah dikontrol, karena mereka akan memilih posisi netral.


Attractor tingkat 11, Nilai 310:

Level: Willingness (Kerelaan), Pandangan ketuhanan: Inspiring (Mengilhami), Pandangan terhadap hidup: Hopeful (Penuh harapan), Kondisi Emosi: Optimism (Optimis), Proses yang terjadi padanya: Intention (Maksud).

Kesadaran ini merupakan pintu untuk menuju kesadaran tingkat berikutnya. Tuhan adalah sumber ilham baginya, dan tidak henti-hentinya ia terinspirasi oleh ilham-ilham yang turun padanya sehingga daya kratifitasnya selalu muncul dan menjadikannya seorang yang produktif di bidangnya. Hidup baginya penuh dengan harapan-harapan positif. Ia adalah seorang yang optimis, tidak ragu. Hidupnya bermakna dan diyakininya mengarahkannya kepada sesuatu yang mulia. 

Ia rela berkontribusi, menolong dan berbuat baik untuk sesama tanpa pamrih. Kehidupan sosialnya baik, dan mendapatkan tanggapan positif dari orang lain. Pekerjaan apa pun dikerjakannya dengan sebaik-baiknya dan tetap selalu tampak riang penuh semangat yang membawa pengaruh positif langsung bagi orang di sekitarnya.


Attractor tingkat 12, Nilai 350:

Level: Acceptance (Menerima), Pandangan ketuhanan: Merciful (Penyayang), Pandangan terhadap hidup: Harmonious (Selaras), Kondisi Emosi: Forgiveness (Pengampunan), Proses yang terjadi padanya: Transcendence (Keterlampauan).

Acceptance atau menerima adalah tingkat kesadaran yang cukup sulit untuk dicapai. Seseorang di level ini merima kondisinya, menerima kehidupannya, menerima masa lalunya apa adanya. Tidak ada yang disesali melainkan hanya disyukuri. Tuhan adalah Maha Penyayang baginya seperti ia menyayangi sesamanya tanpa pandang usia, kelamin, ras, kondisi, dll. Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apa pun. Semua dimaafkan dan saling memaafkan tanpa tersisa dendam.

Baginya, hidup ini selaras dan seimbang tanpa ada yang harus lebih maupun kurang. Tidak ada konflik, tidak ada oposisi. Kebahagiaan berasal dari dalam diri, bukan dari luar.


Attractor tingkat 13, Nilai 400:

Level: Reason (Akal budi), Pandangan ketuhanan: Wise (Arif), Pandangan terhadap hidup: Meaningful (Penuh arti), Kondisi Emosi: Understanding (Kepahaman), Proses yang terjadi padanya: Abstraction (Pemisahan).

Tingkat kesadaran ini biasanya dialami oleh para pemikir, para ilmuwan dan termasuk pemuka agama, dimana mereka sangat mengutamakan Reason / akal / alasan / logis dalam segala hal. Tuhan adalah zat yang Maha Bijaksana baginya. Hidup penuh makna dan ia memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap kehidupan.

Energi di level ini sangat besar. Level ini adalah level yang berbeda dari level-level lainnya, karena dengan besarnya energi, menjadikan seseorang memiliki keyakinan yang sulit digoyahkan bila ia merasa logika yang dianutnya sudah benar - yang memisahkan dirinya atau kelompoknya dengan kelompok lainnya.

Hal ini terjadi dan dapat kita amati di bidang ilmu arkeologi; terjadi debat panjang antara main-stream dan alternatif. Juga di dalam ilmu Fisika teoretis; antara Relativitas Umum dan Mekanika Kuantum. Keduanya memiliki logika yang kuat dan saling kukuh berpegang pada logikanya itu sampai ada alasan atau bukti kuat yang membenarkan satu dari yang lainnya. Di level ini pula para cendikia di bidang agama (ulama, pendeta, dll) fokus pada keyakinannya masing-masing dengan kuat dan tak goyah.

Tanpa pikiran terbuka dan masih mengkotak-kotakkan pengetahuan, seseorang akan tetap berada di tingkat kesadaran ini. Maka, syarat terpenting untuk meningkatkan kesadaran - naik dari level ini ke level yang lebih tinggi adalah dengan memiliki pikiran dan hati yang terbuka seluas-luasnya. Dan dituntut untuk merelakan pelepasan atribut, pakaian, dan pangkat untuk berserah diri secara total menyelami kedalaman ranah mistis untuk mencari kebenaran yang hakiki.

Untuk mereka ini, Rumi berkata melalui syairnya, "Mengapa kau berada di penjara yang pintunya terbuka lebar?"


Attractor tingkat 14, Nilai 500:

Level: Love (Cinta), Pandangan ketuhanan: Loving (Penuh kasih), Pandangan terhadap hidup: Benign (Ramah), Kondisi Emosi: Reverence (Hormat), Proses yang terjadi padanya: Revelation (Ilham).


Di level kesadaran ini, seseorang menerima Tuhan sebagai Zat penuh cinta dan kasih. Hatinya senantiasa tersirami cahaya illahi yang melembutkan dan menyahdukan. Kehidupan terasa baik dan ramah padanya. Tidak ada harapan berlebih terhadap kehidupan - hanya dijalani dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Ia sangat menghargai dan menghormati sesama. Baginya, kesemua itu merupakan anugerah besar dari Sang Maha Pengasih. 

Cinta di sini adalah cinta tanpa syarat, tak berubah, permanen kepada Tuhan dan kepada sesama manusia. Cinta ini bukan lawan dari benci. Karena benci timbul dari Pride, bukan dari cinta. Cinta ini timbul di dalam dini - internal, bukan dari faktor eksternal, bahkan kejadian eksternal apa pun tidak akan mempengaruhinya. Cinta ini adalah kondisi keberadaan (Love is a state of being). Cinta akan menghapus sifat-sifat negatif dengan cara memahami suatu keadaan ketimbang menyerang (menghakimi) keadaan itu.

Bila cakupan Reason hanya untuk lingkup kecil, Love (cinta) mencakup keseluruhan - semua lingkup kehidupan. Maka kesadaran di tingkat ini akan menyatukan perbedaan, menyatukan dualisme atau bentuk-bentuk keterpisahan lainnya yang merupakan produk dari tingkat kesadaran yang lebih rendah. Kesadaran ini disertai dengan pelepasan hormon endorphine oleh kelenjar Pineal di dalam otak.

Ia menerima alam ini apa adanya dan merasakan pesan-pesan cinta dari alam.
Pencapaian kesadaran ini menghasilkan energi yang sangat besar yang dapat segera dirasakan oleh orang di sekelilingnya. Sang Penyembuh (Healer) akan sangat kuat di tingkat ini.


Attractor tingkat 15, Nilai 540:

Level: Joy (Suka cita), Pandangan ketuhanan: One (Satu), Pandangan terhadap hidup: Complete (Lengkap), Kondisi Emosi: Serenity (Tenang), Proses yang terjadi padanya: Transfiguration (Perubahan).

Rasa cinta akan membawa pada rasa Joy - suka cita, yang berasal dari dalam diri. Di sini dapat memicu terjadinya penyembuhan diri secara spontan (self healing). Seseorang yang mencapai kesadaran ini memandang kehidupannya sudah lengkap tanpa kekurangan apa pun. Hati senantiasa merasa tenang dan tenteram. Tak terusik, tak mengusik. Ia mampu bersaksi bahwa Tuhan adalah sebuah zat yang SATU, tidak ada dualisme, tidak ada benar-salah, tidak ada baik-buruk. Ia mampu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan.

Terjadi kebangkitan spiritual yang besar nan hebat padanya. Agama atau doktrin apa pun terurai. Batasan satu agama dengan agama lainnya menjadi kabur. Semuanya sama. 

Mereka yang memiliki tingkat kesadaran ini adalah para Spiritual Healers (Para Penyembuh), Spiritual Teachers (Guru Spiritual), dan Advanced Spiritual Students (Pelajar Spiritual tingkat tinggi). Tingkat kesadaran ini juga biasanya dapat pula dicapai bagi mereka yang mengalami pengalaman hampir mati (near death experience).


Attractor tingkat 16, Nilai 600:

Level: Peace (Damai), Pandangan ketuhanan: All-Being (Semua, atau Meliput Semua dalam makna singular), Pandangan terhadap hidup: Perfect (Sempurna), Kondisi Emosi: Bliss (Bahagia), Proses yang terjadi padanya: Illumination (Penerangan).

Pengakuan atau kesaksian seseorang atas Ke-Esa-an Tuhan dapat membawa seseorang ke sebentuk kesadaran akan eksistensi Tuhan yang SATU itu meliputi seluruh eksistensi alam semesta secara keutuhannya. Dengan kata lain, Semua adalah Tuhan. Tuhan ada di setiap makhluk. Karena semua ciptaan eksis di dalam benak Tuhan. Kesadaran tingkat ini menghasilkan energi yang sangat besar yang berasal dari seluruh kesadaran alam semesta - Kesadaran Tuhan (God's Consciousness).

Pandangannya mengenai kehidupan adalah sesuatu yang sempurna, Ia meraskan kebahagiaan yang bukan lawan dari kesedihan, Ia mengalami penerangan cahaya spiritual murni.

Di sini, segala konsep sebab-akibat sudah tidak nyata. Realita yang sesungguhnya adalah Keberadaan Tuhan itu sendiri. Yang mencari adalah yang dicari, yang menyaksikan adalah yang disaksikan, yang mengawai adalah yang diawasi. Karena semuanya saling terhubungkan dengan nyata oleh Satu zat yang memiliki Energi Maha Kuat, Keras, sekaligus Maha Lembut.

Mereka yang memiliki kesadaran ini cenderung mengasingkan diri, sebagian mengabdikan diri - bekerja semata-mata demi kamanusiaan, dan sebagian lainnya menjadi Guru Spiritual (Spiritual Teachers). Karya-karya seni, karya musik, karya tulis yang dibuat oleh mereka yang memiliki tingkat kesadaran ini (600-700) biasanya mampu meningkatkan tingkat kesadaran spiritual mereka yang menikmati karya-karya tersebut.

Di level ini, agama tidak lagi relevan dan tergantikan oleh ajaran spiritual murni - yang sesungguhnya memang dari ajaran spiritual murni itulah agama-agama tersebut berasal.


Attractor tingkat 17 (The Great Attractor), Nilai 700-1000:

Level: Enlightenment (Pencerahan), Pandangan ketuhanan: Self (Aku), Pandangan terhadap hidup: Is (Ada), Kondisi Emosi: Ineffable (Tak terlukiskan), Proses yang terjadi padanya: Pure Consciousness (Kesadaran murni).

Ini adalah tingkat kesadaran yang tertinggi. Jumlahnya teramat sangat jarang. Di sini ia mampu mengakui dan bersaksi bahwa Tuhan adalah Aku dan Aku adalah Tuhan. Aku ada karena Tuhan ada dan Tuhan ada karena Aku ada. Rasa yang dialaminya tidak mampu dilukiskan dalam bahasa apa pun di dunia ini. Melebihi cinta, damai atapun bahagia. Sama sekali tidak ada satu pun kata dari bahasa manapun di bumi ini yang mampu menggambarkanya. Inilah bentuk Kesadaran murni (Pure Consciousness).


---------------

Dengan kesadaran murni, maka apa yang diketahui oleh Tuhan, juga diketahui olehnya. Rahasia-Nya adalah rahasiaku. Tidak ada yang kuketahui tanpa Dia juga mengetahuinya. Dan tidak ada yang Dia ketahui tanpa aku juga mengetahuinya.

Saya menyebut Pola Kesadaran Murni ini sebagai The Great Attractor.
The Great Attractor inilah inti dari tulisan saya. 
Penjelasannya akan saya paparkan di Part 3.


Besambung ke Part 3.


---------------
Erianto Rachman


Catatan:
Materi di artikel ini yang dikutip dari buku "Power vs Force" yang ditulis oleh David R. Hawkins, M.D., Ph.D., seperti Map of Consciousness dan materi lainnya adalah milik / hak sepenuhnya / Copyright dari David R. Hawkins, M.D., Ph.D.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Allahu..segala pertanyaan ketika tulisan part 1 semuanya telah terjawab di part 2. Tidak sabar utk mengetahui lebih mendalam secara halus di part 3. Saya sgt2 berterima kasih atas perkongsian ilmu yg sgt berharga ini. Sya pasti kita semua mamph untuk menjadi salah seorang attractor di tingkat 17 sehingga Great Attractor.๐Ÿ˜Š๐Ÿ‘๐Ÿ‘