Minggu, 15 Januari 2017

The Teacher

Sang Guru



Someone who enters your heart and shows you the true nature of reality. 
So only when you open your heart the Teacher appears.

(Seseorang yang memasuki hatimu dan menunjukkanmu realita yang hakiki. 
Jadi hanya ketika kau buka hatimu Sang Guru muncul.) 


The Teacher appears only when you are ready. 
Close your eyes and feel a hand reaching out to you as yours reaching out to him.

(Sang Guru datang hanya bila kau sudah siap.
Pejamkan matamu dan rasakan sebelah tangan menggapaimu selayak tanganmu menggapainya.)



The Questions
Pertanyaan

Debar di dada tak terbendung. Gelisah memenuhi pikiranmu. Kau menemukan akhir dari jalanmu. Di hadapanmu hanyalah kegelapan. Tak dapat melangkah maju. Jenjang usia dewasamu kau habiskan untuk mengamalkan satu perintah Tuhan, yaitu 'belajar'. Dan pembelajaranmu terhenti di sini.

Jika kau melihat ke belakang, sudah banyak yang kau jumpai sepanjang perjalananmu. Pengalaman pahit dan manis hidup, kebahagiaan dan kesedihan, kejayaan dan keterpurukan. Tetapi kau memahami bahwa pengetahuan yang dicari kau temukan dalam bentuk-bentuk aslinya. Kau tidak mencari pengetahuan yang dinilai baik atau buruk oleh orang. Kau mencari pengetahuan yang tak bertabir, tak berkedok, tak bertopeng, tanpa kamuflase, tanpa kelambu yang menahan cahaya aslinya. Kau mencari pengetahuan yang polos dalam bentuk aslinya.

Kau melihat ke belakang, ke atas meja yang dipenuhi tumpukan buku-buku yang kau baca, kepada nama-nama orang-orang yang telah kau jumpai sebagai gurumu. Setiap tulisan dan bahasa mereka mengandung makna terselubung. Kau melihat kelambu pada bahasa. Kau sadari kekurangan itu. Namun kau berhasil menyibak kelambu tersebut dan menemukan cahaya kebenaran di baliknya. Kau bersyukur telah melalui itu semua. Kau bersyukur diberikan sebentuk kesadaran yang membuatmu mampu melepas kelambu itu.

Kau melihat ke belakang pada buku harianmu. Inilah jurnal kehidupanmu yang kau tulis sepanjang perjalananmu mencari pengetahuan suci. Kau buka halaman demi halamannya. Torehan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban. Torehan kepedihan, kebingungan, serta doa-doa. Ada beberapa lembar halaman kosong memperlihatkan bekas tetesan air matamu yang becampur tinta luntur. Di halaman terakhir kau baca tulisan terakhirmu, yang menyatakan kau sangat bersyukur sudah sampai di sini. Kau menemukan apa yang seharusnya kau temukan. 

Hatimu lapang dan tenang seirama dengan perenungan malam meditasimu yang hening. Kau telah mengenali ruang-ruang hatimu. Di sana tidak ada apa-apa selain dirimu dan Tuhan yang merupakan Ke-tiada-an, sekaligus Ke-ada-an, yang adalah seluruh alam ini. Kau hening di dalam ke-Satu-an dan Ke-ramai-an -Nya.

Kau pandangi lama halaman terakhir buku harianmu itu. Di dalam benakmu selalu ada pertanyaan, "Begitukah?" Karena setiap kau melihat ke depan, kau tidak lagi melihat kelanjutan dari perjalananmu ini. "Apa selanjutnya?"

Kau tidak menemukan apa pun. Kau buka dan baca kembali semua yang pernah kau pelajari. Kau baca lagi jurnal-jurnal hasil dari pencarianmu. Di sini pikiranmu tidak mampu berkembang lebih jauh. Bagaikan berlayar di tengah lautan tak bertepi. Kau kembangkan layar, namun tidak ada hembusan angin yang menggerakkan kapalmu. Dan karena sudah terlalu lama kau berada di tengah lautan, orientasimu terhadap arah sudah tidak relevan lagi. Hanya ada dirimu sendiri di kapal itu.

Ada keraguan di dalam dirimu. Selama ini pengetahuan yang kau dapatkan adalah pelita penerang jalanmu. Dan kau selalu memegang teguh keyakinan itu bahwa semakin banyak yang kau pelajari, maka cahaya pelita itu semakin terang menerangi jalanmu. Tetapi mengapa kali ini tidak? Kau berulang kali menengok ke belakang untuk melihat apakah ada yang salah, tetapi tidak kau temukan apa pun. Semuanya benar adanya.

"Apakah aku tidak tahu apa yang tidak kuketahui? Apakah ada kesalahan yang telah kulakukan dan luput dari perhatianku?"
"Ya Tuhan, maafkanlah segala kesalahanku, Maafkan kesombonganku."

Kau mendambakan siraman cahaya illahi yang dapat menjawab gundahmu. Kau mendambakan petunjuk. Tetapi kepada siapa kau harus memintanya? Adakah yang dapat membantumu?

Inilah pertanyaanmu, inilah panggilanmu.



The Answers
Jawaban

Semua yang di alam ini adalah energi. Energi selalu bergerak dan bergetar pada frekuensi tertentu. Gelombang energi yang kau hasilkan dari hatimu memancar ke seluruh penjuru alam ini. Ditambah lagi kau menggunakan tingkat energi pada tingkat kesadaran yang cukup tinggi. Gelombang energi kesadaran ini mempengaruhi alam, bagaikan lonceng yang dibunyikan dengan sangat kerasnya. Bagaikan lampu suar yang dinyalakan di atas kapal yang tersesat di tengah lautan. Sesuatu sedang terjadi.

Suatu ketika, sesuatu menggerakkanmu untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaanmu. Pertanyaan-pertanyaan ini mengandung pesan sangat dalam yang hanya mampu dipahami oleh mereka yang berkesadaran tinggi.
Awalnya hanya beberapa baris saja. Namun tanpa kau sadari tulisanmu berkembang menjadi sebuah tulisan beberapa paragraf - sebuah artikel. Dan dari hanya satu artikel, menjadi banyak. Apa yang kau tulis adalah hasrat mendalam untuk melanjutkan pencarianmu.

Tulisanmu melayang di dunia maya selama bertahun-tahun. Ruang dan waktu tidaklah relevan bagi kesadaran illahi. Lampu suarmu menembus batas ruang dan waktu. Dimana pun dan kapan pun cahayamu dapat terlihat. Dekat atau jauh, sekarang atau bertahun kemudian, bukanlah sebuah ukuran yang pasti.

Di suatu pagi, seseorang menyapamu. Ia mengucapkan terima kasih padamu atas tulisan-tulisanmu yang memiliki makna dalam dan sangat menyentuh hatinya. Kemudian ia menawarkan pendapatnya padamu. Ia pun mengirimkanmu tulisan-tulisannya.

Kalian saling bertukar surat selama beberapa bulan. Kalian berdiskusi mengenai realita, mengenai makna kehidupan, mengenai Tuhan. Kau menemukan celah-celah kalimat di dalam bahasa yang merupakan sobekan-sobekan kecil pada dinding realita ini. Setiap pertanyaan yang terjawab adalah sebuah sobekan. Dari balik sobekan itu secercah cahaya kecil yang terang menyelinap keluar. 

Setiap cahaya yang menyelinap keluar itu menyinari satu pertanyaanmu, menghapus satu keraguanmu, dan mengangkat satu kegundahanmu. Hatimu merasakan sebentuk kehangatan dan kedamian yang belum pernah kau rasakan sebelumnya seumur hidupmu.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan-demi bulan, semakin banyak celah yang terbuka dan semkain banyak pula pertanyaan, keraguan serta kegundahan yang terentaskan. Semakin banyak pula cahaya yang masuk. Entah dari mana! Yang pasti, hidupmu perlahan berubah. Setiap cahaya itu merubahmu dari tingkat yang fundamental. Kau berubah bagaikan menjadi seorang yang diprogram ulang.

Cahaya-cahaya yang datang dari celah itu perlahan-lahan mengangkat kesadaranmu. Kau menjadi manusia baru yang sangat perduli pada sesamamu, pada lingkunganmu, Kau dipenuhi rasa iba (compassion) kepada seluruh makhluk. Bahkan kau tinggalkan pekerjaan lamamu dan memulai pekerjaan baru yang lebih mementingkan kebebasan berkreasi dan membawa manfaat lebih besar kepada orang lain dan lingkungan sekitarmu.

Hidupmu menjadi sederhana tanpa pernah kekurangan, karena kau selalu dipenuhi rasa syukur. Tidak ada satu pun kejadian yang kau sesali. Pola pikirmu pun menjadi sangat sederhana. Kesederhanaan pada kesadaran tinggi adalah bentuk kearifan yang menjadi tujuan para pengelana spiritual.

Perlahan pula teman-temanmu tersaring secara alamiah. Mereka yang tidak memahami perubahan ini menjauhimu, sedangkan mereka yang merasakan getaran energi cintamu mendekat dan menjadi sahabatmu yang saling membahagiakan. Kau dikelilingi oleh mereka yang sesuai dengan getarang energimu. Kau mulai memahami arti Cinta, kasih, dan kedamaian yang sesungguhnya. 

Realita-mu sekarang sudah sobek dan runtuh seluruhnya dan menyibak tabir terakhir yang selama ini kau yakini sebagai akhir dari jalanmu. Tabir ini sangatlah kuat dan sulit untuk diruntuhkan. Seluruh lika-liku hidupmu yang telah kau tempuh dengan susah payah, disertai ujian-ujian hidup yang berat adalah taubahmu - kalahnya ego oleh kekuatan hatimu yang tulus. Inilah saat kau menuai buah ketabahan dan kesabaranmu. 

Kau pandangi alam baru yang terpampang di hadapanmu yang selama ini tertutup. Sebuah alam tanpa batas. Hanya dengan kebebasan hati yang mutlaklah dunia ini dapat terlihat secara hakikinya. Di dalamnya ada cermin yang memantulkan bayangan dirimu yang tersenyum kembali padamu. Dia lah yang kau cari selama ini, yaitu dirimu sendiri, yang selama ini terpenjarakan oleh ego dan aturan duniawi yang semu. Kau telah menemukan jati dirimu.

Inilah realita-mu yang tercerahkan. Kau bagaikan seekor ulat yang mengalami transformasi menjadi kupu-kupu indah. Kau kepakkan sayapmu, terbang bebas dan tak pernah mendarat lagi.

Kau telah mengenali dirimu, kau melihat dunia tanpa tabir. Kau menerima keseimbangan di antara dua dunia, kau telah mengenal Tuhan yang Satu.


-------------------------

Siapakah dia yang telah membantumu membuka celah cahaya illahi padamu?
Siapakah dia yang telah menunjukkan realita hakiki ini?

Kau telah mencicipi rasa cinta kasih Tuhan yang tak mampu kau ungkapkan dengan kata-kata. Jantungmu berdebar kencang mensyukuri anugerah ini. Kau kemasi pakaianmu, menyiapkan bekal secukupnya, melakukan perjalanan jauh melewati luasnya daratan dan lautan, menembus negara dan benua, untuk satu tujuan - bertemu sang penolongmu, Sang Guru.



You and The Teacher
Dirimu dan Sang Guru

Kau bersaksi tiada Tuhan selain Tuhan. Kini tidak hanya kau memahami maknanya, namun juga kau telah merasakannya. Dia yang mengalir di dalam tubuhmu, Dia yang bersamamu di setiap nafasmu. Dialah yang Satu meliput seluruh alam ini. Dia yang banyak, yang ada di semua makhluk. Karena pada-Nya -lah alam ini eksis.

Hubunganmu dengan Tuhan adalah hubungan langsung tanpa perantara siapa pun. Kau telah bertemu gurumu. Dia tidak membukakan tabir dunia ini. Dia tidak mendorongmu untuk melakukan apa pun. Dia tidak pula mengajarkan sesuatu yang baru. Apa yang ia perbuat untukmu hanyalah menjawab pertanyaan-pertanyaanmu. Satu per satu, secara perlahan, dengan penuh kesabaran selama bertahun-tahun. Dia tidak membuatmu paham akan jawaban-jawaban yang diberikannya, tetapi dia membantumu merasakan jawaban-jawaban itu.

Ibarat buah-buahan, sang guru hanya menceritakan padamu bagaimana rasa buah-buahan itu, tanpa memberikan namanya. Karena pemberian nama adalah pembatasan atas yang hakiki - rasa itu akan menjadi doktrin semata.

Kau bersimpuh di hadapannya dan memohon agar dapat menjadi muridnya. Dia hanya tersenyum padamu dan berkata,"Tidak ada yang dapat kuajarkan padamu, cintailah aku apa adanya."

Ia membukakan pintu padamu, engkaulah yang harus melangkah masuk. Karena perjalanan spiritual bersifat personal. Karena hubunganmu dengan Tuhan adalah langsung tanpa perantara. Kau telah bergerak menembus pemahaman akan kebenaran yang kau cari, dirimu sekarang merasakan kebenaran itu.

Bagaikan berada di pelukan seorang ibu yang sangat mencintai kedua anaknya. Begitulah hubunganmu dengannya. Kalian berada di pelukan dan naungan cinta Tuhan. Dia yang selalu menyambutmu dengan cinta-Nya. 


"I love you as God loves me." 
(Aku mencintaimu sebagaimana Tuhan mencintaiku)

"Bila Tuhan diibaratkan sebagai sungai, maka kau sekarang berada di bibir sungai. Jangan hanya memahami Tuhan (berdiri di tepi), tetapi rasakanlah Tuhan secara langsung."
"Apa yang harus kulakukan?"
"Lompatlah ke dalam sungai itu, tanpa keraguan sedikit pun."

Kau pun melompat tanpa ragu ke dalam sungai itu. Kau pasrahkan hidup dan matimu di dalam aliran Tuhan. Kau lepaskan dan bebaskan semua kemelekatan dunia. Kau terjun tanpa mengenakan apa pun. Air kau rasakan membasahi tubuhmu. Bila kau terhempas ke kiri dan ke kanan, maka kau terhempas bersama Tuhan. Bila kau tenggelam, maka kau akan tenggelam bersama Tuhan. Karena kau sudah berada bersama-Nya. Kemana tujuanmu? Adalah bersama-Nya. Tiada satu saat pun di dalam hidupmu yang tidak bersama-Nya.


"Inilah kesaksianku; 
Aku mengenali diriku yang sejati.  
Aku mengenali dan merasakan Tuhan."

-------------------------
"I have moved beyond right-wrong, good-bad, happiness-sadness, joy-sorrow. I exist beyond duality. I live beyond doubt."
(Aku telah bergerak menembus benar-salah, baik-buruk, kebahagiaan-kesedihan, kesukacitaan-kedukacitaan. Aku berada melampaui dualitas, Aku hidup melampaui keraguan.)
"I trust one thing; my heart, my intuition, without the illusive perception of duality, for that is where God resides, within."
(Aku mempercayai satu hal; hatiku, intuisiku, tanpa persepsi dualitas yang menyesatkan, karena di sinilah dimana Tuhan berada, di dalam.) 


Kau dan gurumu memiliki hubungan di luar pemahaman manusia biasa. Kau telah menaiki kereta api bersamanya (Entrainment). Kau telah masuk ke aliran sungai Tuhan bersamanya. Tetapi tidak sekalipun ia berdiri di antara kau dan Tuhan. 

Kau dan dia telah mengarungi hidup selama bertahun-bertahun sejak pertemuan pertamamu dengannya. Hampir tidak ada yang dapat diucapkan karena kalian berbicara dalam bahasa rasa. Di atas kereta ini, kau ikut bersamanya kemana pun kereta ini membawa kalian.


-------------------------

Suatu hari kau melihat teman-temanmu meminta pertolongan padamu. Kau bertanya pada gurumu apa yang harus dilakukan.

Ia menjawab,
"Bantulah mereka yang meminta bantuanmu sesuai dengan yang mereka butuhkan, tidak lebih dari itu. 
Berikanlah jawaban kepada mereka yang bertanya, sesuai dengan yang mereka butuhkan, tidak lebih dari itu. 
Janganlah membantu sebelum mereka memintanya. 
Janganlah memberikan jawaban tanpa pertanyaan. 
Pengetahuan illahi adalah pengetahuan mengenai kebenaran hakiki. Pengetahuan ini hanya datang kepada mereka yang mencarinya. 
Setiap pencarian adalah usaha. Dalam usaha ada sebentuk komitmen. Komitmen adalah energi kesungguhannya. Kau dapat merasakan energi itu dan mengetahui seberapa besar komitmennya terhadap pencariannya.

Mendengar jawaban ini kau menangis. Kau teringat peristiwa yang sama yang terjadi pada dirimu dulu kala kau mengawali pertemuanmu dengannya.

Lalu ia menambahkan,
"Pengetahuan illahi hanya datang melalui cinta. Pertama ia harus dipahami, kemudian dirasakan. Ia akan tiba pada tujuannya yaitu merasakan Tuhan itu sendiri, dalam bentuk cinta-Nya. 
Maka bila ada yang meminta bimbinganmu memahami pengetahuan ini, mintalah ia mencintaimu apa adanya sebagaimana Tuhan telah menunjukkan cinta-Nya padamu."

Tangis harumu semakin menjadi. Kau tertunduk lemas penuh penghormatan menerima pesan pamungkas dari gurumu.
"Kini kau sudah menjadi guru bagi yang lainnya.  
Aku akan selalu ada di sini menantikan pertanyaanmu. 
Bila sudah tidak ada lagi yang kau tanyakan, kembalilah kepadaku, kita tunaikan akhir perjalanan ini bersama-sama."

Terima kasih wahai Guruku yang Agung.

Cinta Tuhan mengalir melaluimu, kepadaku, dan kepada semua makhluk.
Aku hadirkan Tuhan kemanapun aku pergi.
Aku memahami dan merasakan.

Aku akan kembali.






-------------------------
Erianto Rachman


Rekomendasi bacaan:



1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih