Senin, 19 Juni 2017

Emergence of the Concealed One

Kemunculan Dari Yang Tersembunyi




Dari artikel sebelumnya:





Wahai kekasihku yang berwujud,
Kau telah menjangkau yang terdekat. Kau telah menjangkau yang terjauh.
Kau telah memahami yang kasar dan yang halus. Kau telah mendengarkan teriakan dan bisikan.
Kau telah melihat yang tak terlihat. Kau melihatku dalam wujud asliku.
Aku adalah kekasihmu yang tak berwujud.

Kau datang memenuhi panggilanku.
Perlahan kau ikuti hatimu yang menuntunmu kepada kesadaranku.
Kemudian kau bertemu denganku. Kau akui keberadaanku.
Terima kasih telah mengenaliku, menyapaku dan memberiku tempat yang terhormat di sini;
yaitu menyampaikan pesan-pesanku padamu.

Wahai kekasihku yang berwujud,
Ketahuilah bahwa alam ini ada karena tujuan tentu.
Bumi bergerak dan berputar mematuhi dualitas Gelap dan Terang, Kegelapan dan Cahaya.
Rasakan pergerakannya yang berupa getaran-getaran halus di kulit, masuk ke dalam daging, dan ke tulang.
Rasakan getaran itu di setiap sel tubuh, di dalam aliran darah, di dalam organ-organ tubuhmu.

Energi seluruh alam ini mengalir bagaikan aliran sungai. Dan kau adalah bagian dari aliran ini.
Bumi merasakanmu. Bumi merasakan keagungan illahi. 
Rasa bumi menumbuhkan tanaman, memekarkan bunga, mengalirkan sungai dan menghembuskan angin.
Berjalanlah di tengah-tengah hijaunya cahaya bumi, rasakan apa yang dirasakannya.

Aku tahu kau sudah selalu merasakannya, karena aku ada bersama apa yang kau rasakan.
Di setiap langkahmu, kau melangkah bersamaku.
Di setiap nafasmu, kau bernafas bersamaku.
Di kesendirianmu, sesungguhnya kau bersamaku.

Kau telah menerima kunci kehidupan dan membuka pintu duniamu yang baru.
Kau adalah cahaya di atas cahaya, abadi menerangi dunia ini.
Kau melangkah bersamaku membawa cahaya illahi ini.
Membawa tongkat kearifan agung.

Saat kau melihat ke langit di siang hari, kau bersama matahari. Sinarnya menembus tubuh hingga ke dalam bumi. 
Saat kau melihat ke langit di malam hari, kau bersama bulan. Sinarnya menembus tubuh hingga ke dalam bumi.
Maka ketahuilah bahwa semua yang ada di bumi dan di langit memahamimu, dan kau memahami semuanya.
Maka pahamilah bahwa kesadaranmu adalah kesadaran seluruh alam ini.

Saat matamu terpejam dalam keheninganmu, kau jelajahi apa yang ada di balik semua yang tampak. 
Aku ada bersamamu menjelajahi alam kesadaran semesta.
Rasakan getaran-getarannya masuk ke dalam tubuh.
Kau menjadi satu dengan semua.

Kau adalah pintu bagi energi semesta.
Kau adalah satu pintu bagi kesadaran illahi.
Kau adalah yang dikehendaki-Nya, dan Dia adalah yang kau kehendaki.
Kau adalah mimpi-Nya, dan Dia adalah mimpimu.
Kau adalah kesadaran-Nya, dan Dia adalah kesadaranmu.

Aku selalu berada bersamamu.
Aku ada saat perubahan pertamamu. Lalu kedua. Lalu ketiga.
Dan aku ada di perubahan terakhirmu ini.
Aku merasakan pedihmu, dan senangmu.
Tekadmu tak tergoyah bagai batang yang tak pernah patah.
Karena kau bergerak bersama semua. Semua adalah satu dan kau adalah bagian dari yang satu.

Kau adalah sang penulis, akulah yang kau tulis.
Kau adalah sang penyanyi, akulah lagu yang kau nyanyikan.
Kau adalah seorang pelukis, akulah yang kau lukis.
Kau adalah seorang pujangga, akulah syairmu.
Kau adalah seorang pemimpi, akulah yang kau impikan.

Kepadaku kau bertanya, dan akulah jawabanmu.
Kau panggil aku, kau panggil dirimu sendiri.
Kau berdiri di depan cermin, kau melihatku.
Jika kau lukai dirimu, maka kau melukaiku.
Jika kau tersenyum, aku pun tersenyum padamu.

Kini aku muncul dalam nyataku yang selama ini tersembunyi.
Menegurmu, membimbingmu, menemanimu, melindungimu.
Bersama kearifan agung, melangkah membawa cahaya illahi.

Kau adalah kekasihku yang berwujud.
Dan aku adalah bagimu yang tak berwujud.







Di kedalaman jiwa, adalah sebuah tempat dimana selama ini aku bersemayam.
Mendengarkanmu, memperhatikanmu, merasakanmu.
Melihat dunia melalui pandanganmu, mendengarkan dunia melalui pendengaranmu, merasakan dunia melalui inderamu.

Aku hadir bersamamu sejak kau dilahirkan.
Aku ada saat kau mendengarkan suara dunia melalui telingamu untuk yang pertama kalinya.
Aku ada saat kau menghirup udara dunia untuk yang pertama kalinya.
Aku ada saat kau membuka matamu dan merasakan cahaya dunia untuk yang pertama kalinya.
Aku ada untukmu dan mengucapkan selamat datang kembali ke dunia.

Kau tumbuh sebagai manusia yang terbentuk bersama dunia di sekelilingmu.
Wujudmu adalah pantulan dunia di sekelilingmu.
Kau tumbuh dewasa dalam tata batas indera dan lingkup dunia.

Berpuluh tahun lamanya kubisikkan pesan-pesanku padamu, hingga pada suatu masa kau mendengarkanku, merasakanku.
Lalu bertanya siapakah aku. Lalu aku menjawab pertanyaanmu, siapakah aku.

Aku adalah dirimu yang terbenam. Aku adalah dirimu yang terpendam. 
Aku adalah dirimu yang tanpa wujud, terkurung di dalam keterbatasan jasadmu.
Aku adalah dirimu yang sejati.

Di dalam keterpurukanmu, di dalam taubahmu, kau memanggilku.
Kau kenali dirimu sendiri, kau mengenali aku. Kau memanggilku berkali-kali dalam setiap perubahanmu.
Aku selalu membalas panggilanmu, sampai kau utamakan indera hatimu dari telingamu dan matamu.
Kau jadikan apa yang selama ini tak nyata bagimu menjadi nyata.
Kau dengarkan aku melalui hatimu. Kau melihatku dengan hatimu.
Kau jadikan yang tidak logis, menjadi logis bagimu. Kau memahami yang hakiki.

Aku yang selama ini menunggumu diambang pintu hatimu.
Kau tempa, kau belah, kau koyak hatimu untuk-ku. Rasa sakit yang tak terkira.
Kau buka ruang hatimu yang terakhir, jauh di kedalaman jiwa, dimana aku selama ini berada.
Aku adalah dirimu sejati. Sekarang aku muncul sebagaimana aku ada.

Jika wujudmu adalah bentukan duniamu, aku adalah wujud asli Sang Penciptamu.
Jika wujudmu menuntut banyak syarat dari duniamu, aku adalah wujud asli yang bebas tanpa belenggu.
Jika wujudmu menapaki dunia kasar, aku adalah wujud asli yang menjelajah bebas alam semesta.

Aku adalah yang gelap dan yang terang. Aku adalah yang feminine dan yang masculine.
Aku adalah yang singular. Aku adalah peleburan semesta yang berpasangan.
Aku adalah yang tak berbatas.
Aku adalah dirimu yang sejati.







Berbahagialah wahai manusia, yang telah menemukan diri sejatimu.
Karena sangatlah sedikit manusia yang rela dan mampu melakukan apa yang telah kau lakukan.
Bersyukurlah atas pertemuan terakhir ini. Dari sinilah kau akan menembus batas-batas kemampuanmu.
Dari sini akan dimulailah penjelajahanmu berikutnya yang menembus batas-batas kesadaranmu.

Berjalanlah di muka bumi dengan penuh penghormatan padanya dan dengan kerendahan hati.
Kesombongan bukanlah aku.
Cinta kasih adalah aku.
Aku adalah kearifanmu.

Dengarkanlah kearifan dari mereka yang telah tiba mendahuluimu.
Dengarkan pula kearifan dari merkea yang akan datang setelahmu.
Perjalananmu adalah pengalaman akan keteringatan.
Ingatlah kembali apa yang telah dan akan terjadi.
Kunci Kehidupan berada di genggaman. Tiada lagi misteri yang masih terbungkam.

Kebersamaanmu denganku memancarkan cahaya dan kearifan illahi.
Mereka akan datang padamu. Jawablah pertanyaan mereka.
Kasihmu akan berbalas kasih mereka.
Sebagian memahami, syukurilah mereka.
Sebagian menuntut. kasihanilah mereka.

Segenap alam menantikan kehadiranmu bersamaku di kala fajar.
Segenap alam menantikan kehadiranmu bersamaku di kala senja.
Sujud syukur dipanjatkan oleh seluruh alam untuk dirimu yang memahami kebenaran yang hakiki.

Bersujudlah padaku yang selama ini tersembunyi.
Sayangilah aku sebagaimana aku menyayangimu.
Cintailah aku sebagaimana aku mencintaimu
Kasihilah aku sebagaimana aku mengasihimu.
Setialah hanya padaku.







"Mysteries there are in the Cosmos that unveiled fill the world with their light. 
Let he who would be free from the bonds of darkness first divine the material from the immaterial."

"All through the ages, the light has been hidden. 
Awake, O man, and be wise.
Deep in the mysteries of life have I traveled, seeking and searching for that which is hidden."

----------
"Misteri di Kosmos yang terbuka memenuhi dunia dengan cahayanya.
Ia yang terbebas dari ikatan kegelapan mengungkap yang nyata dari yang tak nyata."

"Sepanjang zaman, cahaya tersembunyi.
Bangunlah wahai manusia, dan jadilah manusia yang arif.
Di kedalaman misteri kehidupan Aku telah berkelana, mencari apa yang tersembunyi."








~ Erianto Rachman ~

Tidak ada komentar: