Jumat, 14 Maret 2014

Holographic Reality





Edisi 2.5

 


Leonard Susskind adalah seorang fisikawan yang turut mengawali lahirnya teori string atau super string. Suatu ketika ia terlibat argumentasi sengit dengan Stephen Hawking mengenai Black Hole. Dan beberapa puluh tahun kemudian argumentasi ini menjadikan apa yang kita kenal sekarang sebagai Holographic Universe Theory.

Video di atas adalah rekaman seminar/lecture olehnya mengenai subyek ini.

Singkatnya, Leonard Susskind menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya pada properti dari Black Hole yang membawanya kepada ide dimana seluruh alam semesta memiliki kemiripan dengan Black Hole. Susskind menuangkan kisah perdebatannya ini ke dalam sebuah buku yang ia beri judul “The Black Hole War: My Battle with Stephen Hawking to Make the World Safe for Quantum Mechanics”



Anda sudah harus membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya untuk memahami tulisan saya ini. Karena di sini saya tidak akan terlalu banyak mengulas mengenai Black Hole. Saya anggap anda sudah mengetahuinya lebih dulu.

Sebelum saya mulai, ada baiknya saya berikan pengantar sedikit. Sebenarnya artikel ini sudah ada sejak beberapa waktu lalu, namun tidak saya publish. Saya sengaja me-publish ini sekarang setelah saya publish tulisan saya yang berjudul “The Knowledge” terlebih dahulu, serta beberapa tulisan lain setelah itu yang mendukungnya. Mengapa? Karena saya ingin mengajak anda untuk mengikuti alur berpikir saya, menuju kesimpulan yang menguatkan tulisan-tulisan saya sebelumnya. Setiap tulisan saya saling berhubungan dan saling mendukung atau menguatkan.


Information is indestructible

Prinsip awal untuk memahami teori ini adalah dengan mengetahui hukum penting fisika mengenai informasi; bahwa informasi tidak bisa musnah. Informasi tidak bisa dihilangkan, tidak bisa dihapus. Informasi akan ada terus sepanjang masa. Informasi ini berbentuk bit. Seperti pada ilmu komputer, satuan informasi terkecil (yaitu data) adalah bit. Pada alam ini, informasi pun tersimpan dalam bit. Satu bit ini diwakili oleh sebuah partikel fundamental, misalkan photon atau partikel fundamental lain.

Informasi seperti apakah yang kita bicarakan ini? Semuanya. Misal sebuah pensil, ada jutaan informasi yang tersimpan dalam pensil ini, mulai dari yang paling sederhana seperti ukurannya; panjang, lebar, tinggi, kemudian warna, berat, sampai ke yang lebih dalam seperti jenis kayu, karbon, jenis cat yang digunakan, suhu, kandungan air, usia, hingga sampai ke molekul dan atom yang menyusunnya, arah dan kecepatan partikel, dan lain sebagainya. Semua itu adalah informasi yang tersimpan di dalam pensil, dan yang dapat digunakan untuk menyusun pensil itu kembali jika dihancurkan. Informasi-informasi tersebut tersimpan dalam satuan bit.

Bit informasi ini mempengaruhi suhu. Semakin banyak informasi yang bergerak, semakin tinggi suhunya.


Entropy

Saya sudah pernah singgung mengenai entropi di tulisan-tulisan saya sebelumnya. Ada baiknya saya singgung sedikit di sini. Entropi adalah tingkat ketidakteraturan suatu sistem. Hukum entropi mengatakan bahwa alam ini bergerak dari kondisi teratur ke tidak-teratur. Dari order to disorder. Entropi berlaku dimana saja di alam semesta ini. Contoh mudahnya, es dari kondisi teratur mencair menjadi air yang tidak teratur. Entropi berhubungan langsung dengan suhu. Semakin tinggi entropi (tingkat ketidakteraturan) suatu sistem, semakin tinggi pula suhunya.

Jika masih kurang paham mengenai entropi ini, silahkan lakukan pencarian di internet mengenai entropi yang lebih lengkap.


Black Hole

Black Hole atau lubang hitam adalah bintang yang runtuh. Sebuah bintang yang jika sudah kehabisan energi, maka setiap atomnya akan mulai mengkerut, yaitu electron pada orbit atom kehabisan energi dan jatuh ke inti atom, sehingga ukuran atom mengecil. Ini bagaikan meniadakan ruang pada setiap atom penyusun bintang itu. Massa bintang tidak berubah, namun ukurannya berubah drastis. Gravitasi pada bintang runtuh ini sangat kuat bahkan cahaya pun tidak dapat lolos. Jika cahaya saja tidak dapat lolos, maka tidak ada satu obyek pun di alam semesta ini yang dapat lolos. Semua benda yang melintas akan tersedot ke dalam lubang hitam ini yang berpusat pada singularity.

Kekuatan gravitasi lubang hitam berkurang pada jarak tertentu dari pusat singularitas. “Jarak aman” ini membentuk sebuah wilayah atau tapal batas yang disebut sebagai event horizon (horison peristiwa). Di event horizon ini cahaya atau photon masih cukup kuat untuk tidak tersedot oleh gravitasi black hole, namun tidak cukup kuat untuk menjauh darinya, sehingga photon hanya melayang-melayang di event horizon. Jika anda pernah bertanya-tanya apakah photon bisa berhenti bergerak (karena ia tidak memiliki massa diam), maka jawabannya adalah ya, ia bisa berhenti bergerak, di event horizon.


Black Hole and Entropy

Bisa dibayangkan bahwa black hole berbentuk seperti bola berwarna hitam. Namun oleh karena tidak ada yang dapat lolos dari dalam black hole, maka kita tidak bisa mengetahui interior dari black hole itu. Kita hanya bisa mengukur permukaannya saja, sebatas event horizon. Seorang fisikawan bernama Jacob Bekenstein, mengatakan bahwa black hole memiliki entropi. Ini artinya black hole memiliki suhu, dan black hole memancarkan radiasi (yang dinamakan Hawking radiation). Dan yang lebih mencengangkan lagi adalah bahwa volume black hole berbanding lurus dengan luas permukaan black hole tesebut. Atau lebih mudahnya adalah bahwa volume black hole adalah sama dengan luas permukaannya.

Bagaimana mungkin Volume atau isi dari suatu obyek yang terbentuk dari 3 dimensi-ruang bisa sama dengan Luasnya (2 dimensi ruang)? Terdengar aneh? tetapi demikianlah kenyataannya. Untuk memahami hal ini kita harus mengetahui dulu apa itu 2D dan 3D.


2D vs 3D

Untuk memahami konsep 2 dimensi-ruang dan bagaimana hubungannya dengan black hole di atas, saya akan mencoba merangkum (dari video di atas). Dalam sebuah konstruksi obyek 2 dimensi, kita memerlukan dimensi panjang dan dimensi lebar. Sehingga membentu selembar obyek 2 dimensi. Unit-unit terkecil pada selembar obyek 2 dimensi dinamakan Pixel. Satu unit pixel terkecil sama dengan satu unit planck, satu unit pixel terkecil ini dapat diisi oleh sebuah partikel fundamental. Di setiap unit pixel yang ditempati 1 buah partikel fundamental inilah bit - kepingan terkecil informasi tersimpan.

Untuk sebuah konstruksi obyek 3 dimensi-ruang. Kita memerlukan panjang, lebar, dan tinggi. Unit terkecil dari kubus 3 dimensi dinamakan Voxel (vo, untuk volume).


Information + Black Hole

Apa yang terjadi jika sebuah benda dijatuhkan ke dalam black hole? Sebagian berkata bahwa benda tersebut hancur dikarenakan permukaan black hole yang sangat panas. Ada yang berpendapat, jika pun benda tersebut mampu menahan panasnya suhu permukaan black hole, benda tersebut akan hancur ketika masuk ke dalam interior black hole yang berupa singularitas. Ada juga yang berpendapat bahwa benda tersebut tidak hancur di dalam black hole.

Yang terjadi adalah seperti ini:
Benda tersebut akan hancur dan selamat secara bersamaan. Ini adalah sifat mekanika quantum, benda tersebut akan berada pada dua kondisi sebelum ditentukanya kondisi mana yang sesungguhnya terjadi. Ingat percobaan pikiran kucing Schrodinger? Jika anda kebingungan akan hal ini, mungkin ada baiknya mencari-cari artikel mengenai mekanika quantum khususnya percobaan kucing Schrodinger.

Kondisi pertama adalah, benda tesebut akan hancur di permukaan black hole, namun informasi yang dikandungnya akan tetap ada. Informasi tersebut dibawa oleh partikel-partikel fundamental yang membentuk benda tersebut. Partikel-pertikel itu tidak dapat hancur dan senantiasa ada, menghuni permukaan black hole. Kondisi kedua, yang juga terjadi secara bersamaan adalah benda tersebut selamat masuk ke dalam black hole, hal ini karena informasi yang benda yang tersimpan pada permukaan black hole terproyeksikan ke dalam interior black hole.

Benda yang jatuh - yang berwujud 3 dimensi itu - informasinya akan tersimpan pada medium 2 dimensi (permukaan black hole). 3D menjadi 2D. Untuk dapat memahaminya dengan lebih baik, kita sudah familiar dengan pencitraan obyek/gambar dari 2D menjadi 3D, yaitu pada hologram. Hologram adalah teknologi yang digunakan untuk merubah 2D menjadi 3D. Merubah Pixel menjadi Voxel.

Contoh yang paling sering anda lihat dan dapat kita gunakan untuk memahami konsep hologram di sini adalah seperti gambar di bawah ini;


Selembar hologram adalah obyek 2 dimensi dengan gambar acak, seperti gambar di atas yang tidak dapat kita mengerti, acak dan chaos, karena begitu bangyak informasi tersimpan padanya - pada setiap pixel pada lembar hologram itu yang berukuran sangat kecil. Lalu untuk mengerti apa yang diwujudkan oleh hologram itu adalah dengan cara memproyeksikan data tersebut ke dalam 3 dimensi ruang, seperti yang diilustrasikan pada  gambar di bawah ini.
Di atas adalah penggambaran atau ilustrasi bagaimana data 2D diproyeksikan menjadi obyek 3D. dari pixel ke voxel.

Kembali pada nasib benda yang jatuh ke dalam black hole itu, benda tersebut juga akan terproyeksikan kembali di dalam interior black hole sebagai obyek 3D seperti semula, dari informasi 2D yang ada di permukaan black hole. Namun oleh karena tidak ada satu instrumen pun yang mampu mengobservasi nasib benda tersebut di dalam blak hole, maka kita tidak akan pernah tau apakah hal ini benar.

Kita lupakan sejenak benda yang ada di dalam black hole dan nasibnya yang kurang beruntung itu. Mari kita lebih memfokuskan bahasan kita pada informasi yang tersimpan pada permukaan black hole. Informasi yang tersimpan pada permukaan black hole tidak akan hilang dan jika dikumpulkan, dapat digunakan untuk membangun kembali benda yang tadi hancur tersebut. 2D menjadi 3D. Pixel menjadi Voxel.

Jika anda sedang berada di dalam sebuah ruangan tertutup, maka sesungguhnya, seluruh obyek yang ada di dalam ruangan itu termasuk anda sendiri dapat diketahui hanya dengan mengambil informasi yang ada pada dinding ruangan. Demikian perumpamaan mudahnya.


Our Universe is a Hologram?

Menurut String/M-Theory, dan juga Quantum Mechanics, kedua cabang ilmu fisika teoretis ini bermuara pada kesimpulan yang sama dimana alam semesta kita tidak sendirian. Ada alam semesta lain di luar alam semesta kita. Dimanakah batas alam semesta? Alam semesta adalah alam yang terhitung/ter-observasi/terjangkau oleh ilmu pengetahuan. Jika cahaya (photon) adalah batas kecepatan tertinggi di alam ini - yang sekaligus juga boleh kita katakan sebagai batas ilmu pengetahuan, maka batas alam semesta ditentukan oleh sejauh apa cahaya dapat mencapainya. Jika cahaya tidak dapat mencapainya maka wilayah tersebut tak terjangkau (un-observable universe), Itulah tapal batas alam semesta, atau disebut "Cosmic Horizon".

Namun, oleh karena tapal batas ini ditentukan oleh kemampuan partikel fundamental untuk meraihnya, maka Cosmic Horizon ini boleh jadi adalah membrane atau brane (pada M-Theory, baca tulisan saya "Braneworlds"). Alam semesta kita berada dalam sebuah membrane. Dan ada banyak membrane lain di luar membrane alam semesta kita. Setiap membrane bisa juga berisi sebuah alam semesta yang mirip dengan alam semesta kita, atau berbeda sama sekali. Membrane-membrane itu bisa jadi sangat dekat dengan kita, tetapi karena tidak ada partikel yang dapat keluar dari membrane ini, maka membrane tetangga itu tidak dapat kita raih atau diketahui keberadaannya.

Anda bisa membayangkan, jika alam semesta kita yang di dalam sebuah membrane ini di -'lihat' oleh pengamat di luar membrane (sang pengamat berada di membrane yang membungkus membrane kita, yaitu yang berdimensi-ruang lebih tinggi), maka ia akan mampu mengetahui isi alam semesta kita, dari partikel terkecil hingga obyek terbesar, hanya dengan mengambil informasi yang tersimpan pada dinding membrane kita ini, pada cosmic horizon. Sama dengan sifat black hole yang kita bicarakan di atas, bahwa seluruh informasi isi black hole adalah sama dengan luasan black hole itu sendiri. Dan oleh karena mekanika atau fisika di dalam dan di luar black hole adalah sama, maka, alam semesta kita yang berdimensi ruang tiga ini, disalinkan pada selembar informasi berdimensi-ruang dua di cosmic horizon. Atau keberadaan kita dan seluruh ini alam semesta kita ini adalah dari selembar informasi 2 dimensi-ruang yang diproyeksikan ke wujud 3 dimensi-ruang.

Sampailah kita pada pertanyaan besar. Jika apa yang dianalisa dan dihitung oleh Leonard Susskind (melalui debat sengit – “war” -nya dengan Stephen Hawking) adalah benar, maka sangatlah mungkin bahwa seluruh isi alam semesta ini adalah sebuah proyeksi hologram dari sebuah permukaan yang luas yang membungkus alam semesta ini - cosmic horizon. We live in a Holographic Universe?

"The world is a pixelated world, not a voxelated world." (Leonard Susskind)


===========================================


Saya bubuhkan dua garis di atas untuk membatasi tulisan ini. Di atas adalah berupa penjelasan mengenai bagaimana teori Holographic Universe menjadi populer. Tidak hanya Leonard Susskind yang juga mempelajari mengenai konsep alam hologram ini, jika anda mau mencari lebih jauh, banyak fisikawan teoretis yang setuju mengenai ini. Sedangkan di bagian ini, saya akan mencoba membahasnya dari berbagai sisi.

Di tulisan saya terdauhulu yang berjudul “REALITY” dan “The Property of Things”, saya mengajukan pertanyaan, jika sebuah obyek, misalkan diri kita sendiri, dilucuti seluruh partikel pembentuknya termasuk seluruh partikel properti-nya, maka apa yang tersisa? Tidak ada. Lalu apakah kita ini sebenarnya? Atau jika kita masuk ke alam quantum di dalam tubuh kita ini, kita akan tersesat di sebuah alam yang tanpa batasan. Di alam quantum, tidak akan tampak perbedaan atau pembatas antara partikel tubuh dan partikel di luar tubuh. Semua melebur di dalam satu alam. Kita tidak akan tau apakah partikel ini atau partikel itu adalah bagian dari sebuah obyek ini atau obyek lainnya.

Jika kita masuk ke alam quantum maka hanya ada partikel-partikel fundamental yang muncul dari ketiadaan (nothingness) kemudian saling meniadakan. Quantum adalah sebuah alam fluktuatif yang tidak pernah diam, selalu bergejolak dan dinamis. Lalu apa definisi dari sebuah obyek? Mengapa kita di alam normal ini bisa membedakan satu manusia dengan manusia yang lain, satu benda dengan benda lainnya?

Di alam quantum, kita tidak exist. Jadi, apakah kita ini? Apakah alam semesta ini?


Bits and Wisdom of Creation

Di dalam tulisan saya yang lain, “The Knowledge”, saya angkat dengan logis bagaimana kita selama ini telah memandang alam dengan keliru. Alam ini diawali dengan Wisdom yang kemudian terjabarkan dalam knowledge, yang tersusun oleh kumpulan information, dan information ini memiliki unit terkecil yaitu Data. Data terkecil adalah bit. Satu bit diwakili oleh satu partikel fundamental. Dan pada teori string, partikel fundamental tidak lain adalah string. String adalah satu bahan dasar pembentuk materi dan energi. Tidak ada string A atau string B, yang ada hanya satu jenis string (tetapi banyak jumlahnya) yang masing-masing bergetar dengan cara berbeda yang menghasilkan partikel-partikel yang berbeda. Untuk mengetahui lebih baik mengenai teori string ini silahkan baca tulisan saya yang berjudul “Braneworlds”.

Di dalam tulisan saya yang lain, “Cosmic Religion”, saya dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan adalah Medium, atau wadah, dimana semua isi alam ini eksis di dalamNya. Saya mengatakan bahwa kita tidak boleh mempersonafikasikan Tuhan. Jika kita ingin mengerti Tuhan, maka janganlah kita mempersonafikasikan Tuhan. Jika kita membayangkan bahwa Tuhan ‘ada’ di suatu tempat, kemudian Tuhan menciptakan alam ini di sebelahnya (sehingga Tuhan bisa mengawasi alam ciptaaNya, seperti pendapat hampir semua orang yang saya temui), maka kita selamanya tidak akan mengerti Tuhan dengan sebenar-benarnya.

Tuhan adalah Pencipta ruang dan waktu, maka Ia tidak akan terbelenggu oleh aturan/hukum ruang dan waktu ciptaanNya sendiri. Maka dimanakah Ia? Ia tidak dimana-mana, Tuhan adalah Tuhan. Tidak ada ruang disisiNya. Ia-lah ruang itu, Ia-lah waktu itu sendiri. Maka, di dalam / pada-Nya -lah alam ini diciptakanNya. Dan semua alam ini eksis / “bergantung” pada-Nya. Ketika Tuhan berkehendak, maka wujudlah kehendakNya itu seketika, pada-Nya.

Saya harus minta maaf dengan segala keterbatasan kata-kata yang saya pilih, karena tidak ada satu bahasapun di bumi ini yang mampu dengan baik mengulas Tuhan. Tapi akan saya lanjutkan.

Satu kebenaran yang hakiki adalah bahwa Tuhan itu Satu. Akan menjadi keliru kalau kita membayangkan suatu wujud, sosok tertentu yang kita sebut sebagai Tuhan. Karena kalau kita berbuat demikian, maka pikiran kita atau imajinasi kita juga akan mewujudkan adanya tempat atau ruang dimana Sang Sosok itu harus bertempat. Imajinasi manusia adalah kemampuan manifestasi dari Tuhan yang kita miliki karena kita eksis padaNya. Dan karena sifatnya yang bebas, maka imajinasi mampu memproyeksi segala hal, baik itu benar atau salah. Jadi kita harus lebih berhati-hati.

Saya mengerti saat ini anda pasti akan berusaha menyanggah saya. Saya tidak akan berusaha meyakinkan anda bahwa sayalah yang benar dan anda salah. Yang bisa menyatukan kita adalah waktu. Saya akan tunggu anda. Dan saya harap anda pun mau menunggu saya.

Jika boleh, saya akan melanjutkan.

Kebutuhan akan personafikasi atau perwujudan Tuhan ini adalah karena manusia saat ini hidup di zaman materialisme. Seperti pada tulisan saya, “Books of Origin, Part 2”. Dengan dominasi kualitas masculine yang kita miliki saat ini, maka kita akan selalu menuntut segala sesuatu yang logis, scientific, rasional, struktural, aturan, benar atau salah, dan dogma. Kita akan selalu memisahkan material dan spiritual sebagai dua hal yang berbeda dan tidak bisa disatukan. Kita akan selalu melihat segala kondisi dengan nilai benar atau salah dengan mengacu pada aturan atau dogma tertentu. Sehingga kita akan selalu kesulitan bahkan menolak dengan tegas segala sesuatu yang abstrak dan tidak berwujud. Kita akan selalu berada di salah satu sisi; kiri atau kanan. Kita akan selalu melogikakan segala hal. Dan apapun yang berada di luar logika atau nalar, maka akan kita kesampingkan.

Untuk mengetahui kebenaran yang hakiki kita perlu melibatkan kedua kualitas kita (masculine dan feminie) secara seimbang. Untuk itu maka kita harus membuka diri kepada yang non-fisik, non-material atau spiritual, kepada rasa, dan melihat alam ini tanpa tebalnya tirai aturan/dogma/doktrin/nalar/logika yang menghalangi. Melihat alam ini dalam kondisi yang sebenar-benarnya dan menerima apa yang yang kita rasakan itu dengan analisa keseimbangan dua kualitas kita itu.

Science telah jauh mempelajari alam dan apa yang ditemukan membuat kita berpikir. Alam semesta tidak seperti apa yang dipikirkan orang sebelumnya. Ada kemungkinan dimana kita dan seluruh alam ini adalah ilusi semata. Alam dan semua isinya adalah proyeksi dari sebuah Grand Design yang terlukis di tepian alam ini. Grand Design itu adalah sebuah Wisdom.


In the beginning there was a Wisdom. a Will. OM. Then the universe was projected into existence.



ER

15 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagus pak.. saya sudah baca beberapa tulisan-tulisan anda, sejauh ini sangat memberi gambaran dan cukup mengisi ruang kosong dalam pemahaman saya yang rumpang mengenai realitas dunia ini. Saya juga sedikit terobsesi dengan fisika teoritis modern saat ini.
Saya ingin menyampaikan beberapa hal dari apa yang saya pahami. Dari teori relativitas, saya tau bahwa ruang-waktu itu harus dipertimbangkan secara bersamaan, dan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Karena objek bermassa dapat melengkungkan ruang-waktu termasuk kita, tentunya setiap orang memiliki ruang-waktunya
masing-masing. ruang-waktu dapat tetekuk sedemikian rupa oleh black hole sebab massa dan gravitasinya yang besar, dan di black hole juga harus ada perbedaan waktu yang sangat besar dengan waktu yang berjalan dibumi. Dari sini kta ketahui bahwa waktu tidaklah absolut dan kita tidak punya acuan pasti untuk waktu. Dalam video fabric of the cosmos brian greene menjelaskan bahwa kehidupan massalalu mungkin belum hilang dan masa depan sudah tercipta. Saya berkesimpulan bahwa semua takdir kehidupan manusia memang sudah diatur, tapi yang kurang saya mengerti apa Tuhan
masih mencampuri urusan takdir itu?
Tentang M-theory saya pernah baca bukunya michio kaku yang berjudul dunia pararel, di bagian akhir-akhir dia menjelaskan, dari hasil kalkulasi einstein dari persamaan yang dinamakan poisson leplace, bahwa pada membran diatas dan dibawah 3D kehidupan tidak mungkin eksis. 3 dimensi alam semesta kita adalah istimewa. Juga goldilock zone sangat sulit untuk ditemukan, tapi saya tidak dapat membenarkan bahwa hanya kita yang eksis dibumi. Ada beberapa informasi dan bukti kuat yang perlu saya ketahui, yaitu mengenai kebenaran Alien, UFO, teori konspirasi, lalu penjelasan mengenai asal-usul kehidupan dari teori abiogenesis, genetika, dan perkembangan teori evolusi. Untuk Alien, UFO dan teori konspirasi, menurut saya itu sangat meyakinkan dari grup-grup di facebook yang saya temui, semua orang memiliki dasar dan keyakinan kuat untuk itu.
Maaf sebelumnya, karena keterbatasan saya untuk mencari sumber-sumber, informasi, yang tersverivikasi dan valid, mungkin pak Erianto mau menyinggung hal ini untuk tulisan-tulisan anda yang lain.
Tapi barangkali anda menemukan keluputan dari pemahaman saya, saya mohon koreksi dan pembenaranya.
Sekali lagi saya minta maaf, untuk tulisan saya yang panjang lebar dan aburadul ini, saya tidak begitu berharap komentar saya diaprove, barangkali itu mempersulit anda dan menganggu kenyamanan, pembaca lain.

Mungkin hanya itu saja, Trimakasih..

Erianto Rachman mengatakan...

Terima kasih telah membaca tulisan saya.
Anda adalah pembaca yang jeli.

Mengenai bentuk kehidupan dan syarat kehidupan:

Ikan yang tinggal di dalam air tidak tau apa itu air. Seperti halnya kita hidup di ruang / ‘space’ tapi tidak sadar apakah ‘space’ itu. Kita merasa bahwa ruang ya ruang. Harus ada ruang maka kita bisa hidup. Sampai suatu saat kita menyadari bahwa ruang itu memiliki karakteristik tertentu.
Setelah ikan tau bahwa apa yang ia tempati adalah air, Ia tidak tau bahwa ada sebentuk ruang lain selain air. Yaitu udara yang ada di luar air kolam tempat tinggalnya. Menurut ikan itu, dengan seluruh dan segenap pengetahuannya, tidak mungkin ada makhluk yang bisa tinggal di ruang selain air.
But yet, banyak sekali kehiduan di luar air. Tanaman, manusia, dan lain-lain yang merupakan ‘alien’ bagi si ikan.
Jadi, goldilocks zone definisi siapa? Poisson equation dan Laplace equation untuk siapa?
Betul?
Manusia tidak mungkin bisa hidup di dimensi-ruang lebih dari 3 karena kita akan kekurangan substance. Kekurangan ruang.
Begitu pula jika kita ke alam 2 dimensi-ruang. Maka kita akan kelebihan dimensi.

Bayangkan jika ada makhluk yang hanya memiliki 2 dimensi-ruang, maka jika ia memaksa masuk kea lam 3 dimensi-ruang kita, maka ia hanya akan berwujud lembaran tipis. Ia tidak mungkin bisa hidup di sini.


Mengenai waktu dan takdir.

Waktu berhenti di event horizon black hole. Bukan berarti waktu bisa berjalan mundur. Brian Grene di film The Fabric of the Cosmos menunjukkan bahwa waktu tidak bisa mundur karena adanya entropi. Entropi selalu bergerak dari keteraturan ke ketidakteraturan.
Maka kita tidak bisa kembali ke masa lalu sampai kita bisa membalik arah entropi.
Atau menemukan lubang cacing yang mampu menghubungkan masa sekarang ke masa lau.

Kembali ke ikan, Jika anda adalah seorang yang sedang berdiri di tepi kolam ikan, anda tau bahwa ikan yang sedang berenang maju bisa anda ganggu arah renangnya dengan memasukkan tangan anda ke depan ikan, sehingga ikan akan berhenti berenang dan berubah arah. Tidak menggangu ikan adalah takdir. Tindakan anda mengganggu ikan itu juga takdir. Kedua sikap anda terhadap ikan adalah takdir.

Bacalah tulisan saya yang berjudul “The Grand Design”. Tuhan campur tangan dan tidak campur tangan terhadap alam ini tidak akan mengganggu alam ini. Tuhan dapat merubah alam, menghancurkan alam kapanpun, tanpa harus merubah hukum alam ini.

Jadi apakah takdir kita?
Masihkan penting kita ketahui?


Mengenai UFO/Alien dan teori konspirasi:

Ingin sekali rasanya saya menuliskan mengenai hal ini. Tapi ada hal yang jauh lebih penting yang harus dipelajari. Terlalu penting artinya ketimbang bahasan lainnya. Sehingga hal ini mungkin tidak akan pernah saya bahas.
Seperti analogi ikan di atas. Apakah relevan bagi si ikan untuk tau bahwa ada ikan lain di kolam lain? Anda sebagai pengamat tau bahwa ada ikan lain di kolam lain. Namun bagi ikan, hal itu tidak relevan. Baginya, adalah jauh lebih penting untuk mempelajari siapa anda. Ikan itu akan terpacu untuk mempelajari siapakah manusia yang sedang mengamatinya ketimbang hal lainnya.

Semoga jawaban saya di atas yang mungkin sarat akan simbol bisa menjadi bahan reungan anda.

Ketertarikan anda kepada fisika teoretis sudah benar. Ini terjadi juga pada saya sejak 22 tahun lalu. Pencarian itu menghantarkan saya pada kesimpulan yang sangat agung. Ikuti terus tulisan saya, dan renungkan.

Anonim mengatakan...

Salam Mas Eri

Terus terang ulasan mas Eri tentang science sangat mudah dicerna dan spirituil.
to the point mas Eri, ada korelasi ndak antara "holographic reality" yang ini dengan ulasan/eksperimen David Bohm & Karl Pribram

Terima kasih
Andi

Erianto Rachman mengatakan...

@Andi.

Saya menantikan komentar/pertanyaan ini.
David Bohm mengatakan bahwa dalam prinsip hologram, informasi mengenai sebuah obyek 3D tersimpan pada selembar 2D yaitu di setiap bagian kecilnya.

Maksudnya begini. Jika ada selembar 2D yang menyimpan informasi obyek 3D (hologram), dan lembaran hologram ini tersobek hingga tinggal 20% -nya saja yang utuh, maka obyek 3D masih bisa dihasilkan dengan sempurna melalui bagian yang 20% itu.

Analogi lainnya;
Sebatang antena radio, jika ditutup semuanya dan menyisakan celah kecil saja, maka antena tersebut masih dapat berfunsi memancarkan radio. Jadi tidak ada bedanya dalam keadaan utuh atau hanya sebagiannya saja.

Maksudnya bagaimana ini?
Jadi begini; Menurut Bohm, pada prinsip Holographic Universe, informasi seluruh informasi alam semesta ada pada setiap wilayah kecil pada ruang alam ini. Jadi jika anda bisa mengambil sebentuk ruang di alam ini, maka sebentuk itu menyimpan seluruh informasi seluruh alam semesta. Dan darinya dapat diproyeksikan kembali seluruh alam semesta ini dengan utuh.

Apa yang dimaksud dengan sebentuk wliayah pada space yang saya maksud di atas? Contohnya adalah permukaan BLACK HOLE itu!!
Jadi bisa dikatakan bahwa setiap black hole menyimpan seluruh informasi seluruh alam semesta. Dan dari permukaan sebuah black hole dapat diproyeksikan alam semesta dalam kondisi utuh!!
Menakjubkan ya?!

Hal ini berhubungan dengan istilah lain di dalam fisika maupun metafisika. sesuatu yang dikatakan "Entanglement".

Entanglement adalah keterhubungan satu partikel dengan partikel pasangannya yang selalu terhubung walaupaun keduanya dipisahkan jarak yang sangat jauh hingga cahayapun perlu waktu ratusan tahun untuk mencapainya.
Dengan jarak yang sejauh itu, bagaimana mungkin informasi antara sepasang partikel itu bisa dikomunikasikan dengan seketika? bukankah informasi tidak munkgin bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya?

Hal itu tidak mungkin! namun Entanglement adalah fakta. bukan khayalan atau teori semata.
Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi?

jawabannya ada di Holographic Principal yang dikemukakan oleh Bohm dan beberapa orang sebelumnya.
Entanglement terjadi karena pada setiap wilayah di alam ini, menyimpan semua informasi seluruh alam semesta.

Dan ini membuktikan bahwa alam semesta kita adalah sebuah hologram!
We live in a holographic universe. And our reality is a holographic reality!

Anonim mengatakan...

Terima Kasih Mas Eri atas Reply-nya

Jika partikel terkecil pun menyimpan semua informasi semesta itu bisa diartikan Tuhan ada dimana-mana ya

Jika merunut ulasan Holographic Reality, yang terproyeksikan itu adalah alam semesta, namun yang berperan sebagai cahaya (ilustrasi diatas=senter)itu apa/siapakah? Apakah kesadaran atau otak fisik kita, mungkin otak juga adalah hasil proyeksi

Mungkin Mas Eri bisa memberi jawaban atas ini/

Terima Kasih
Andi

Erianto Rachman mengatakan...

Halo Andi.

Saya anjurkan membaca artikel saya yang berjudul, "The Knowledge". Mungkin bisa terjawab apakah senter itu.
:-)

Juga baca "Cosmic Religion". Di sana ada ulasan mengenai Tuhan.

Kalau masih belum bisa menemukan jawabannya, tanyalah lagi di sini nanti saya akan jawab.

Selamat membaca.

Anonim mengatakan...

Salam Mas Eri

Terima kasih untuk ulasan yg menarik & "mengena" untuk Knowledge dan Cosmic Religion-nya

Bisa tidak kalau ilustrasi diatas saya persepsikan:
Ayam = Alam Semesta beserta isinya
Lembaran hologram 2D = Black Hole
Senter = Cahaya = Tuhan (Brahma)?

Tapi apakah entitas senter itu? apakah "zat" itu cahaya/sinar/foton/??? kalo merunut ulasan pengalaman NDE (Near Death Experience), biasanya seseorang mengalami masuk melalui lorong hitam/gelap kemudian bertemu cahaya yang sinarnya menentramkan

Untuk Brane yang diatas dimensi kita, Brane-4 dst, apakah sama pengertiannya dengan dimensi Jin atau Orang Bunian, yang keberadaannya diluar dimensi/indera kita, di alam/dimensi mereka-mereka dapat melihat kita tapi tidak sebaliknya kita tidak dapat melihat kita.
Juga mereka dapat keluar masuk ke dimensi kita melalui suatu portal/barrier, apakah portal itu bisa dikategorikan dengan black hole/persinggungan 2 dimensi/brane?

Dalam literaure Hindu/Budha juga ada literature perhitungan masa/waktu yang disebut kalpa, dimana setiap lapisan kesadaran punya waktu yang berbeda, sebagai contoh: waktu Brahma adalah sekian ribu tahun waktu manusia, semakin tinggi tingkat kesadaran maka semakin panjang waktunya relatif dari waktu kita sekarang ini, apakah lapisan kesadaran itu bisa dianalogikan dengan lapisan brane?

Jikalau alam semesta (didalamnya ada manusia, hewan, tumbuhan) adalah proyeksi dari zat tunggal "tuhan", tapi kenapa hanya manusia saja yg punya kesadaran/berpikir sebagai bagian dari zat tunggal, apa hewan dan tumbuhan tidak? apa mereka hanya sebagai pelengkap saja? atau mereka juga merasakan namun melalui jalan/cara yang berbeda?

Moga Mas Eri bisa sharing

Terima Kasih
Andi

Erianto Rachman mengatakan...

Halo Andi,
Terima kasih telah membaca tulisan-tulisan saya yang lain.

Mengenai ilustrasi:

Ayam = alam semesta, benar.
Lembar 2D adalah cosmic horizon, dimana di sana tersimpan data hologram yang akan diproyeksikan ke bentuk 3D alam semesta. Apakah cosmic horizon itu? Tidak ada yang tau. Karena cosmic horizon berada di luar observable universe.
Dan senter adalah sebuah Kehendak Sang Maha atau Tuhan/Allah/Brahman.


Mengenai NDE:

Saya belum pernah mengalami NDE. Jadi saya tidak tau korelasinya terhadap bahasan di atas. Tapi saya memiliki seorang guru yang bisa melakukan out of body experience (OOBE) atau meraga sukma. Namun keduanya mungkin berbeda.


Mengenai Jin:

Saya harus berterus terang, jawaban ini saya ambil berdasarkan pengalaman pribadi, dan dari pengalaman itu saya tidak bisa membedakan apakah saya mengalami pindah dimensi atau tidak. Menurut pengalaman meditasi, Jin adalah makhluk yang eksis pada frekuensi yang berbeda dengan kita. Saya masih belum berani mengatakan frekuensi apa yang dimaksud di sini, namun mereka berada pada suatu frekuensi yang lebih cepat dari kita. Mungkin karena pada hakikatnya mereka adalah berbentuk energy. Apakah ini berarti saya menyeberang ke membrane lain? Ini yang saya belum bisa menjawabnya. Saya lebih mengira bahwa manusia dan Jin eksis pada membrane yang sama.

Namun pada prinsipnya, suatu partikel yang bisa pergi ke membrane lain adalah partikel dengan string tertutup. Masalahnya kita tidak tau partikel apa saja yang memiliki string tertutup itu.


Mengenai Konsep Waktu vs membrane:

Waktu adalah konsep yang ada hamper di setiap agama/ajaran di dunia. Sangat menarik dan masing-masing memiliki penggambaran sendiri mengenai waktu. Agama Hindu dipercaya memiliki konsep waktu yang paling jauh ke belakang atau terpanjang dibanding ajaran-ajaran lain. Ada mereka yang berusaha mempelajari pembagian waktu-waktu ini dan mempelajari kesamaan konsep waktu antar ajaran yang satu dengan yang lain (Paham New Age) Kesimpulan yang diambil adalah sbb:

Benar bahwa dengan tingginya tingkat kesadaran, maka ini mempengaruhi segala aspek, yaitu postur dan tinggi badan manusia, dan juga berpengaruh pada usia. Manusia zaman dulu memiliki tingkat kesadaran yang tinggi sehingga tubuh mereka tinggi besar dan berumur ribuan tahun. Dan manusia-manusia itu dapat mengarungi / hidup di dimensi lebih banyak dari kita sekarang. Anda bisa membaca tulisan saya yang berjudul “Books of Origin Part 1 dan Part 2”.

Jika dikembalikan ke ajaran Hindu, penjelasannya akan sangat panjang, namun saya akan persingkat saja ya. Konsep Tuhan dalam Hindu memiliki hirarki. Tuhan yang utama (Brahman) menjelma ke 3 entitas (Trinitas), yaitu Brahma, Wishnu dan Shiva. Kemudian dari mereka, masing-masing titis ke tuhan-tuhan (dewa-dewa) lain. Contoh Wishnu ke dalam Krishna. Shiva ke dalam Sarashwati. Ada pula Dewa menitis ke dalam Dewi dan Dewa menikahi Dewi yang kemudian melahirkan (atau menitiskan) Dewa/Dewi baru.

Siapakah Dewa-Dewi itu?
Nah, cobalah cari jawabannya dengan membaca tulisan saya yang terakhir “The Symbols”. Anda akan tahu pandagan saya mengenai siapa Dewa-Dewi itu.

Dan kembali ke pertanyaan awal. Jawabannya adalah, Ya.
Ya, bahwa para tuhan (dewa/dewi) tentunya memiliki ‘kesadaran Tuhan’ yang tidka dimiliki oleh manusia, dan Ya mereka berumur panjang, bahkan immortal atau kekal. Namun saya tidak bisa menghubungkannya ke ‘lapisan waktu’ yang anda singgung di pertanyaan anda.

Erianto Rachman mengatakan...

Konsep Tuhan dalam ajaran Buddha berbeda dengan Hindu.
Dewa-dewi adalah demi-gods. Menurut saya sebenarnya ini sama, namun perlakuannya berbeda. Gods dalam Buddha adalah salah satu tingkat kehidupan dalam reinkarnasi. Manusia biasa bisa menjadi god jika pada kehidupan sebelumnya mereka berkelakuan baik. Namun sama halnya dengan Hindu, tujuan akhir atau yang utama adalah bukan reinkarnasi menjadi god, melainkan terlepas dari siklus kehidupan itu sendiri. Moksha. Liberation. Free from suffering. Because life, in any level is still a suffering.

Dalam ajaran lain, gods, demi-gods, adalah Archetypal Energies.

Namun pada intinya, semua konsep itu merujuk pada hal yang sama.


Tambahan:

Mengapa ajaran Hindu lebih rumit dalam konsep ketuhanannya? Ini berhubungan langsung dengan ‘kapan’ ajaran ini muncul. Jika anda tertarik mengenai ini, coba baca tulisan saya “The Knowledge” – baca jawaban yang saya tulis atas pertanyaan salah satu pembaca.
Jika masih ada pertanyaan, silahkan tanyakan kembali di sini.


Mengenai Proyeksi Tuhan vs manusia, hewan, tumbuhan:

Di dalam ajaran Islam, manusia adalah sebuah karya cipta Tuhan yang paling mulia di antara semua ciptaan-Nya. Hal ini pernah saya kaji dengan cukup serius. Mengapa disebut ‘mulia’? Apa maksudnya ‘mulia’ itu dan bagaimana hubungannya hal ini dengan seluruh alam semesta?

Ini akan menjadi jawaban yang panjang. Tapi singkatnya, Ini semua adalah kehendak Tuhan. Tuhan menempatkan ciptaan-Nya yang mulia ini ke dalam alam semesta dengan segala kebutuhannya. Kemudian Tuhan juga bermanifestasi ke dalam ciptaanNya. Jadi, semua komponen alam ini, hewan, tumbuhan, sampai ke planet, bintang, galaxy, semuanya adalah konstruksi yang Maha, untuk kehidupan yang ‘mulia’.

Bagaikan seorang arsitek yang membangun sebuah bangunan bertingkat ratusan yang besar nan megah, lengkap dengan semua aksesoris, furniture, perhiasan, di setiap lantainya. Sang arsitek mencurahkan energy dan pikirannya – JIWA-nya ke setiap detail bangunan itu. Tidak ada satupun yang bukan bagian dari jiwanya. Dan seluruh kemegahan dan kegemerlapan kreasi sang arsitek adalah untuk sebutir debu di salah satu lantai gedung itu.

Silahkan dipahami.

Anonim mengatakan...

Berkaitan dengan takdir, pak.. bagaimana tanggapan ada untuk orang yang bersih keras sprti ini
''Dan jika Allah mengendalikan
semuanya,,dunia ideal dimana hanya ada orang baik saja. Mungkin Allah bisa disebut
sebagai Pain Akatsuki yg ingin menciptakan dunia ideal dimana semuanya bisa dia kendalikan. Dan kehidupan itu menjadi tidak hidup lagi.''

Erianto Rachman mengatakan...

Pahamilah dulu apakah Tuhan itu.
Pahamilah hubungan Tuhan dengan alam ini.
Pahamilah mengenai peran manusia
Pahamilah apa hubungan manusia dengan alam ini.
Takdir adalah ketentuan. Takdir adalah hukum.
Pahamilah bagaimana Tuhan menetapkan hukumNya bagi Alam ini. Dan untuk apa?
Pertanyaan anda akan terjawab.

Anonim mengatakan...

maaf pak, saya mau tanya. dari teori string dinyatakan bahwa hanya partikel dengan string tertutup yaitu gravitasi, yang bisa menembus brane. lalu bagaimana dengan cahaya yang memiliki string terbuka? apakah ia akan memantul setelah mencapai ujung 3 brane alam semesta kita? tolong penjelasannya pak...terimakasih (Abdillah Hanif)

Erianto Rachman mengatakan...

@Abdillah Hanif

Dimanakah ujung atau tepian membrane kita jika seluruh partikel kita tidak bisa keluar dari membrane ini?

Ujung membrane kita berada tepat di depan hidung kita. Namun kita tidak dapat meraihnya karena partikel kita tidak dapat keluar dari membrane ini.

Anonim mengatakan...

maaf pak. saya kurang paham. apakah itu berarti bagi kita dan apa pun yang ada di brane kita ini selain gravitasi, tidak bisa mencapai/menyentuh ujung dari brane atau seperti brane ini tidak ada batasnya bagi kita, pak? (Abdillah Hanif)

Erianto Rachman mengatakan...

Ya benar begitu.