Selasa, 13 Juni 2017

The Seeker & The Knower

Sang Pencari & Sang Mengetahui




Untuk artikel sebelumnya; The Dawn (Fajar).




"Kau memiliki sepasang antena yang melingkar yang dapat merasakan alam sekelilingmu. Kau memiliki sungut panjang yang kau gunakan untuk mengecap manisnya madu. Kau memiliki sepasang sayap besar, lebar seperti kanvas yang berlukiskan keindahan yang tak tertandingi.

Kau terbang dari satu bunga ke bunga lainnya. Dari pohon ke pohon lainnya. Merasakan aliran angin segar di antara sayap-sayapmu. Sungguh cantik dan anggunnya.

Siapakah dirimu?"
"Aku adalah Kupu-kupu. Dan kau adalah seekor ulat. Sekarang kau hanya mampu merambat dan bergerak perlahan tak berdaya di dahan kecil itu, dan memakan dedaunan dengan rakusnya. Namun nanti kau akan menjadi Kupu-kupu sepertiku juga."

"Bagaimana bisa aku yang kecil dan lemah ini menjadi seekor Kupu-kupu yang bebas, indah dan anggun sepertimu?
Dapatkah kau mengajarkannya kepadaku?"
"Ya, aku dapat mengajarkannya kepadamu. Tetapi aku tidak akan melakukannya."

"Mengapa begitu wahai Kupu-kupu cantik?"
"Karena kau tidak akan paham. Biarkanlah perubahan itu terjadi sendiri padamu. Sampai pada masanya nanti kau tidak hanya mengetahui, juga memahaminya."

"Bagaimana bila tubuhku sudah terlalu gemuk karena memakan banyaknya dedaunan?
Bagaimana tubuh bulat ini dapat menjadi Kupu-kupu langsing sepertimu?
Bagaimana bila aku sudah sampai di ujung dahan itu dan tak ada lagi yang dapat kurambati?
Bagaimana bila aku terjerat jaring laba-laba dan memangsaku?
Aku merasa takut, dapatkah kau membawaku terbang bersamamu sehingga aku jauh dari bahaya di bawah sini?"
"Tidak. Aku tidak dapat membantumu. Tetapi aku akan memperhatikanmu. Kau akan paham bila memang sudah waktumu."





"Tubuhmu sangat besar dan tinggi menjulang ke angkasa. Kulitmu keras, batangmu kuat, tak goyah walau tertiup badai. Kau ditumbuhi cabang dan ranting yang banyak. Dedaunan tumbuh disekujur tubuhmu. Bunga-bunga indah mekar dan berganti menjadi buah yang memberi manfaat kepada sesiapa. Gugurnya dedaunmu pun memberikan kesuburan pada tanah tempat kau tumbuh.

Siapakah dirimu?"
"Aku adalah pohon. Dan kau adalah biji. Sekarang kau hanya mampu tergeletak di atas tanah, tak berdaya. Namun nanti kau akan menjadi pohon sepertiku."

"Bagaimana bisa aku yang kecil dan lemah ini menjadi pohon besar, kuat, tinggi, gagah sepertimu?
Dapatkah kau mengajarkannya kepadaku?"
"Ya, aku dapat mengajarkannya kepadamu. Tetapi aku tidak akan melakukannya."

"Mengapa begitu wahai pohon besar yang agung?"
"Karena kau tidak akan paham. Biarkanlah perubahan itu terjadi sendiri padamu. Sampai pada masanya nanti kau tidak hanya mengetahui, juga memahaminya."

"Bagaimana bila aku terinjak hewan liar dan terbenam di dalam tanah?
Bagaimana bila hujan membanjiriku dan aku tenggelam?
Bagaimana bila guguran dedaunan menutupiku sehingga aku tertutup terlupakan?
Aku merasa takut, dapatkah kau mengangkatku ke atas sehingga aku jauh dari bahaya di bawah sini?"
"Tidak. Aku tidak dapat membantumu. Tetapi aku akan memperhatikanmu. Kau akan paham bila memang sudah waktumu."






"Tubuhmu besar, bulumu kuat dan membungkus kulitmu dengan sempurna. Cantik, juga gagah perkasa dengan sayapmu yang panjang membentang megah. Sekali lompat dan kepakan sayap kau terbang di angkasa, tinggi mengarungi ruang tak berbatas, mengawasi yang di bawah bagai penguasa alam.

Paruhmu juga kuat mampu memecah, mengoyak, mematuk segala sesuatu. Cakarmu panjang dan tajam bagai pedang yang terasah sempurna, mampu mencabik dan menusuk mangsamu.

Siapakah dirimu?"
"Aku adalah burung Elang. Dan kau adalah sebutir telur. Sekarang kau hanya mampu tergeletak tak berdaya di sarangmu yang sederhana. Namun nanti kau akan menjadi burung Elang sepertiku juga."

"Bagaimana bisa aku yang kecil dan lemah ini menjadi seekor burung Elang yang besar, kuat, gagah, perkasa dan dapat terbang mengarungi angkasa sepertimu?
Dapatkah kau mengajarkannya kepadaku?"
"Ya, aku bisa mengajarkannya kepadamu. Tetapi aku tidak akan melakukannya."

"Mengapa begitu wahai Elang yang perkasa?"
"Karena kau tidak akan paham. Biarkanlah perubahan itu terjadi sendiri padamu. Sampai pada masanya nanti kau tidak hanya mengetahui, juga memahaminya."

"Bagaimana bila kulit telurku ini mulai retak dan pecah sehingga aku tak lagi terlindungi?
Bagaimana bila setelah itu aku jatuh dari sini ke tanah di bawah sana?
Bagaimana aku bisa terbang dengan bulu-bulu halusku?
Bagaimana bila ada ular yang memangsaku?
Aku merasa takut, dapatkah kau membawaku terbang bersamamu sehingga aku jauh dari bahaya di bawah sini?"
"Tidak. Aku tidak dapat membantumu.Tetapi aku akan memperhatikanmu. Kau akan paham bila memang sudah waktumu."





~ Knowing The Knower ~
(Memahami Sang Mengetahui)

"Pengetahuanmu luas membentuk kearifan agung yang membungkam siapa pun yang mendengarkanmu berbicara. Kau jawab setiap pertanyaan dengan jawaban bijak lagi arif, yang menjadi panutan bagi siapa pun yang meminta nasihatmu.

Hatimu bersih, terang bercahaya dan wangi bagaikan taman bunga. Hatimu adalah tempat persemayaman terakhir bagi mereka yang berhati gelap dan tersesat.

Kau penyabar, pengasih lagi penyayang. Kau memberikan ketenangan bagi mereka yang gelisah. Kau berikan rasa sejuk bagi mereka yang berhati panas. Kau berikan kehangatan bagi mereka yang berhati beku. Kau lapangkan hati mereka yang sempit. Kau berikan kasih-sayangmu kepada mereka yang tersisih. Kau berikan panduan kepada mereka yang galau.

Kau cerahkan kami dengan pengetahuan dan kearifanmu.
Kaulah cahaya abadi penerang dunia.
Kaulah panutan kami dan penolong tanpa pamrih.

Cinta-kasihmu tak bersyarat.
Hidupmu bergelimang bahagia.
Kau dipenuhi rasa syukur yang tak pernah putus.

Kau merasakan yang halus, dan berbicara dalam bahasa halus pada segenap alam.
Kau merasakan kami yang hanya mampu berbicara dan mendengar.
Kau adalah Sang Penyembuh. 
Kau adalah Sang Penyampai Pesan.
Kau-lah Sang Mengetahui bagi kami Para Pencari.

Siapakah dirimu?"
"Aku adalah manusia biasa sepertimu. Dan kau adalah manusia sepertiku. Sekarang kau bertanya padaku dan aku menjawabmu. Namun nanti kau akan menjawab pertanyaan mereka.

"Bagaimana bisa aku menyamai kearifanmu?
Dapatkah kau memberikannya kepadaku?"
"Aku dapat menceritakan rasanya padamu, tetapi aku tak dapat memberikannya." 

"Mengapa begitu wahai guruku yang agung?"
"Karena kau tidak akan paham. Biarkanlah perubahan itu terjadi sendiri padamu. Sampai pada masanya nanti kau tidak hanya mengetahui, juga memahaminya."

"Bagaimana bila aku tersesat dalam perjalananku ini?
Bagaimana bila aku mengalami ujian berat dalam hidupku?
Bagaimana bila aku tak kuasa menghadapi sulitnya proses ini?
Aku merasa takut, dapatkah kau mengangkatku ke atas bersamamu?"
"Tidak. Aku tidak dapat memaksakan. Proses pencarianmu adalah alamiah. Jalan yang kau tempuh adalah sesuai untukmu sendiri. Tetapi aku akan senantiasa memperhatikanmu dan menjawab semua pertanyaanmu. Kau akan paham bila memang sudah waktumu."





Dari pohon ke pohon kupu-kupu terbang dan hinggap. Warna-warni berbagai rupa bunga di jelajahinya. Masih ada ribuan bunga tak kan mampu ia jangkau seluruhnya, bahkan sampai akhirnya hidupnya. Betapa luas hutan ini, pepohonan tinggi menjulang pun tak mampu ia menggapainya. Sangat megahnya alam ini.

"Ada apa di atas hutan ini? Aku ingin mengetahui rahasia alam ini."

Kepada siapa kupu-kupu harus mendapatkan jawabannya? Tidaklah mungkin dari kupu-kupu lainnya yang juga memiliki batasan yang sama dengan dirinya.


Sinar mentari jatuh di atas permukaan daun-daun, masuk cahayanya ke dalam tubuh pohon besar. Angin menggerakkan ujung dahannya yang terjauh. Ia melihat ke angkasa yang luas. Luasnya tak berbatas sejauh-jauhnya pandangan. Langit biru bagaikan atap berawan, atap megah mahligai indah.

Pegunungan jauh di cakrawala menyimpan misteri yang tak terungkap.
Berkala air jatuh dari langit biru membasahi hutan luas ini. Entah bagaimana terjadinya.
Terlihat burung elang terbang menembus awan seolahnya mengetahui jawaban dari yang selalu dipertanyakannya.

"Ada apa di atas sana? ada apa di balik pegunungan itu? Aku ingin mengetahui rahasia alam ini."

Kepada siapa pohon harus mendapatkan jawabannya? Tidaklah mungkin dari pohon lainnya yang juga memiliki batasan yang sama dengan dirinya.


Tingginya burung Elang terbang di angkasa yang luas, menembus awan, melewati hutan-hutan yang tampak kecil di bawahnya. Berbagai permukaan bumi dijangkaunya; daratan, danau, laut, hingga melampaui pegunungan. Sungguh indah dan luasnya alam ini. Sampai sejauh apa pun ia terbang, tak pernah ia temukan tapal batas alam ini. Setinggi apa pun ia terbang, tak pula ia temukan batasannya.

"Ada apa di atas sana? Aku ingin mengetahui rahasia alam ini."

Kepada siapa burung Elang harus mendapatkan jawabannya? Tidaklah mungkin dari burung Elang lainnya yang juga memiliki batasan yang sama dengan dirinya.







~ The Knower becomes The Seeker ~
(Sang Mengetahui menjadi Sang Pencari)


Kau pernah menjadi Pencari (Seeker).
Kau pun menjadi salah satu dari mereka yang menjawab pertanyaan-pertanyaan para Pencari. Kau menjadi yang Mengetahui (Knower).

Dan bila kau cukup rendah hati dan tidak membiarkan ego-mu menguasai, kau akan dipertemukan dengan pertanyaan yang tak dapat kau jawab sendiri.

Kau, Sang yang Mengetahui menjadi Sang Pencari.

Kau mengembara ke penjuru dunia mencari seorang yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaanmu. Sampai sudah kau temui semuanya, berguru pada mereka. Sebagian Pencari berhenti di situ, sebagian terus mencari. Bahkan pencarian yang tampaknya sudah berakhir pun masih manyimpan misteri terselubung tabir yang tak mampu disibak. Maka Kau pun terus mencari dan terus mencari, bertahun-tahun, selamanya kau-lah Sang Pencari.

Di kondisi ini, kau mencapai pencarian terakhirmu, yaitu mencari jawaban atas rahasia terdalam di alam ini yang tak terjangkau wujudmu. Apa sebenarnya yang kau cari? Yang kau cari adalah sebentuk validasi akhir dari semua yang sudah kau pelajari dalam hidupmu.



~ Silent Gratitude ~
(Syukur yang Hening)

Tiada yang dapat kau temui lagi. Perjalananmu harus kau akhiri. Kau pun duduk beristirahat. Tiada lagi yang dapat kau lakukan selain menikmati alam yang megah nan indah ini di setiap hembusan nafasmu yang dipenuhi rasa syukur terdalam.

Pertemuanmu dengan Sang Mengetahui pamungkas terakhir yang Agung adalah saat kau duduk diam penuh rasa syukur ini. Di sinilah kau mendapatkan validasi pamungkasmu.

Sang Mengetahui terakhir muncul saat kau sudah siap menerima kehadirannya. Selayaknya guru yang datang hanya bila murid sudah siap.

Validasi itu datang dari yang ada di dalam dirimu. Ruh yang bersemayam di setiap makhluk. 
Sang Aku yang Agung, yang menemanimu selama ini, yang ada bersamamu sejak kau lahir di dunia. Namun Dia sudah ada jauh sebelum kau ada. Dia adalah yang jumlahnya sebanyak seluruh makhluk di bumi dan di seluruh alam semesta, namun Dia adalah Yang juga Maha Satu. Yang banyak adalah yang Satu.



~ Accepting Duality ~
(Menerima Dualitas)

Dalam keheninganmu, di suatu ruang realita, kau berhadapan dengan yang gelap dan yang terang. Kegelapan di satu sisi, dan cahaya terang di sisi lainnya. Ketenangan dalam kediaman syukurmu yang tak tergoyah menyambut kedua kehadiran itu dengan senyum kebahagiaan.

Mereka membalas senyumanmu.
Kegelapan berbicara padamu mengenai semua yang ditakuti, dibenci, dijauhi, direndahkan, dan dihina oleh manusia. Begitulah ia adanya. 
Cahaya terang berbicara padamu mengenai semua yang disambut, disuka, dijaga, disayang, dicinta, diagungkan oleh manusia. Begitulah ia adanya.

Ketenangan dalam kediaman syukurmu mendengarkan dengan seksama dan sabar. Kau terima keduanya dengan sama dan seimbang, tanpa memilih satu di antara dua. Tanpa memberatkan satu di antara yang lainnya.

Gelap dan Terang tersenyum padamu. Senyum penuh kasih dari mereka untukmu. Senyum syukur yang jarang diberikan oleh mereka kepada manusia. Dan kau adalah termasuk sedikit manusia yang tersenyum kepada mereka dan mernerima senyum dari mereka.
Ketenangan, syukur, dan sabarmu tanpa syarat.

Gelap dan Terang menepi dan sekarang berada di sisi kiri dan kananmu. Mereka mempersilakanmu untuk berjalan menuju sebuah pintu. Pintu di mana di baliknya adalah sebuah dunia yang baru yang membentang, menanti untuk kau jelajahi di perjalananmu berikutnya.



~ You are The Seeker and The Knower ~
(Kau adalah Sang Pencari dan Sang Mengetahui)

Tetapi kau tidak sendirian. Kesadaranmu menemanimu selalu. Dia lah jiwa, sukma, ruh-mu yang menjadi teman setiamu. Kau dan Dirimu sekarang adalah satu yang terpisah, tetapi juga satu. Yang satu menapak di muka bumi, yang lainnya menyadari yang hakiki. Di antara bumi dan langit, di sinilah kau hidup. Kalian saling membutuhkan, mempengaruhi, menjaga keseimbangan. Tidaklah mulia jalan bagi yang wujud, tanpa kemuliaan yang tak-wujud. Begitu pula sebaliknya; tidaklah mulia yang tak-wujud, tanpa kemuliaan yang wujud.

Kalian saling mengamati saling berbicara, saling menegur, dan kadang bersenda-gurau. Yang tak-wujud adalah kesadaran tinggi-mu yang hidup. Yang satu adalah sahabat bagi yang lainnya.

Kalian adalah satu sosok manusia yang seutuhnya, jati diri yang sesungguhnya, potensi tanpa batas, sumber energi illahi dan keagungan restu bumi dan langit, yang muncul dan kau sadari hanya setelah kau menerima dualitas kehidupan dalam ketenangan rasa syukurmu.

Kau kenali dirimu yang sesungguhnya.
Kau sayangi dirimu, dan dirimu sayangi kau.
Jadilah kau sahabat yang setia bagimu.
Setia kau pada dirimu, pada jati dirimu yang sejati.
Tiada sesiapa yang memahamimu selain dirimu.

Kau adalah Sang Pencari dan Sang Mengetahui.



~ The Key of Life ~
(Kunci Kehidupan)

Gelap dan Terang bergerak menepi dan mengarahkanmu pada sebuah pintu. Kau buka pintu itu dengan sebentuk Kunci Kehidupan yang kau dapatkan dari Kearifan Agung - yaitu yang tersembunyi di antara Gelap dan Terang, diantara Kegelapan dan Cahaya. Tiada satu pun yang mampu menemukan tanpa mengakui keduanya.

Pintu terbuka, dan kau muncul sebagai cahaya yang menerangi. Kau membawa tongkat kearifanmu. Kaulah Cahaya pembawa Kearifan Agung. Dan ini adalah langkah perdanamu setelah puluhan tahun usiamu di bumi.

Bagaikan kupu-kupu yang mampu terbang di atas pucuk pepohonan tertinggi dan melihat seluruh hutan di bawahnya, bebas menjelajah dari hutan satu ke hutan lainnya.

Bagaikan pohon di hutan yang serbuk sarinya dapat terbang terbawa kupu-kupu mencapai seluruh penjuru negeri hingga ke balik pengunungan dan melanjutkan hidupnya di sana.

Bagaikan burung Elang yang menyadari dan memahami akan peran mulia seluruh makhluk di alam ini tanpa kecuali, bagi keberadaannya. Kupu-kupu yang menyemai serbuk tetumbuhan hingga menjadi pohon di hutan tempat ia bersarang.

Semua itu karena kapahaman.
Inilah Kepahaman illahi.
Kepahaman illahi yang menjadikan Kearifan Agung.

Awalnya adalah pencarian, berusaha menemukan seseorang yang mengetahui untuk memberikan jawaban.
Kemudian kau pun menjadi si pemberi jawaban - yang mengetahui. Kau menjadi tujuan mereka yang mencari jawaban darimu.

Lalu pada akhirnya kau kembali bertanya dan mencari. Namun satu-satunya yang mampu menjawabmu adalah Tuhan.
Tuhan ada di dalam dirimu. Hadir Dia di saat kau tenang diam dalam syukur, serta menerima Dia apa adanya dalam dualitas-Nya.
Di kesatuan, di keseimbangan, terbukalah Kearifan-Nya.
Kau terima Kunci Kearifan itu. Kemudian kau seperti terlahir kembali.
Sebagai Sang Mulia, Sang Agung yang membawa Kearifan-Nya.

Hidup dan berjalanlah di antara sesamamu.
Bagikan pengetahuanmu kepada yang bertanya padamu.
Bisikkan kearifan agungmu kepada yang datang mencarimu.
Bagikan ketenangan dan kedamaianmu.
Kau adalah sang pengasih dan penyayang.
Kau berhati mulia, bagai emas tanpa cacat.

Kau yang telah terbebas dari Gelap dan Terang.
Kaulah Cahaya yang disambut seluruh alam.
Kehadiranmu adalah kelahiranmu kembali.
Cahayamu adalah matahari yang terbit di pagi hari.






"I, The God of Great Wisdom,
give of My Wisdom, give of My Knowledge, give of My Power. 
Freely I give to the children of men. 
Give that they, too, might have wisdom 
to shine through the world from the veil of the night." 

"Wisdom is power and power is wisdom, 
one with each other, perfecting the whole."

"Be thou not proud, O man, in thy wisdom. 
Discourse with the ignorant as well as the wise. 
If one comes to thee full of knowledge, 
listen and heed, for wisdom is all."


----------

"Aku, Yang Maha Bijaksana,
Ku-berikan Kearifan-Ku, Ku-berikan Pengetahuan-Ku, Ku-berikan Kekuatan-Ku.
Bebas Ku-berikan kepada anak-anak manusia.
Ku-berikan agar mereka juga mendapatkan kearifan.
untuk menyinari dunia dari tabir malam."

"Kearifan adalah kekuatan dan kekuatan adalah Kearifan.
satu sama lain, saling menyempurnakan."

"Janganlah sombong wahai manusia, atas kearifanmu.
Ceramahlah bersama dengan yang bodoh, juga bersama yang bijak. 
Jika ada yang datang padamu seorang berpengetahuan,
dengarkan dan simaklah, karena kearifan adalah semua."


----------
~ Erianto Rachman ~


Diteruskan ke artikel berikutnya:
Emergence of the Concealed One

Tidak ada komentar: