Kamis, 22 Desember 2016

A Sufi's Diaries: Book 10




"The true joy is everything around you."


Diary 64:
Human

Manusia


Dalam design penciptaan alam ini, Awalnya Tuhan menciptakan dua kutub yang yang saling berlawanan. Setiap ciptaan / makhluk adalah energi, dan setiap energi adalah hidup. Sehingga di kutub-kutub itu ada energi yang hidup. Inilah The Grand Design dari alam.

Design awal adalah yang disebut sebagai "The Archetype Design" (Desain Pola Dasar). Makhluk atau Energi hasil dari penciptaan ini adalah yang dinamakan "The Archetypal Energy" (Energi Pola Dasar). Di atas pola dasar itu dirancang kemudian desin-desain makhluk/energi lainnya, di atasnya pun dibuat sub-sub desain lainnya. Sehingga jadilah seluruh alam ini berserta isinya.

Dari sifat alamiah alam ini yang memiliki pengkutuban, hanya manusia yang memiliki kedua kutub itu sekaligus di dalam desain penciptanya. Manusia memiliki semua kualitas penciptaan. Manusia memiliki semua kutub ekstrim yang ada.

Namun Manusia juga punya kemampuan untuk mengenali semua kutub-kutub itu, karena hanya dengan memiliki semuanya maka manusia bisa mengenali semuanya pula. Kita tidak akan mengenali satu kutub tanpa adanya kutub lainnya. Analoginya; kita tidak dapat mengenali panas tanpa adanya dingin, atau sebaliknya.

Dengan mengenali kedua kutub itu di dalam diri ini maka manusia mampu menguasainya. Ada yang memilih salah satu kutub saja. Sehingga ada kelompok orang yang ekstrim di sisi satu, dan ada kelompok orang yang ekstrim di sisi lainnya.

Manusia diciptakan dengan konstruksi dan struktur tubuh yang sempurna, lengkap dengan otak yang baik serta jalur energi yang menjalar ke seluruh tubuh. Manusia adalah makhluk, maka manusia juga energi seperti seluruh alam ini yang juga adalah energi murni. ---- Manusia memiliki kesadaran yang mampu berada di tengah-tengah dari dual kutub itu.

Dan dari kesadaran itu, maka kutub-kutub yang tadinya tampak sangat jelas, sekarang menjadi kabur, dan tampak hanya sebagai ilusi. Karena keduanya sesungguhnya adalah hasil proyeksi dari SATU entitas yang berada seimbang di tengah, tanpa kutub.

Keseimbangan energi yang di tengah ini menembus semua energi dari semua desain yang ada, menembus lebih ke dalam dari lapisan Archetypal Energy (Energi Pola Dasar), menuju sumbernya yang Maha Satu. The ultimate. Satu sumber dari segala sumber. Awal dari segalanya. Yang tidak berkutub. Yang Singular.

Tuhan.









Diary 65:
The Angry God
Tuhan Yang Pemarah


Percakapan antara Mulder dan Scully ini sangat menyentuh hati.
Diambil dari - The X-Files: Babylon

---------------

Mulder: "I saw things, though, Scully. Powerful things. I saw deep and unconditional love"

(Aku melihat sesuatu. Sesuatu yang sangat kuat. Aku melihat cinta yang dalam tanpa syarat).


Scully: "I saw things, too. I witnessed unqualified hate that appears to have no end."

(Aku juga melihat sesuatu. Aku menyaksikan kebencian yang muncul tanpa akhir).


Mulder: "Yeah. But how to reconcile the two? The extremes of our nature."

(Ya, Tetapi bagaimana mengakurkan keduanya? Kedua sisi ekstrim alam kita ini).


Scully: "That's the question. Maybe the question of our times."

(Itulah pertanyaannya. Mungkin pertanyaan terpenting di hidup kita).


Mulder: "Walk with me, Scully. This whole thing has got me thinking. Thinking about God.

(Berjalanlah bersamaku, Scully. Semua hal ini membuatku berpikir. Aku berpikir mengenai Tuhan).


Scully: "You, Mulder, thinking about God?"

(Kau, Mulder, berpikir mengenai Tuhan?)


Mulder: "The angry God of the Bible. The Tower of Babel and Babylon, scattering people violently, so there's never to speak a common language."

(Tuhan Injil yang pemarah. Menara Babel dan Babylon, kaum yang tercerai-berai hingga tidak dapat bicara dalam bahasa yang sama).


Scully: "Punishing man for his hubris."

(Hukuman atas kesombongan manusia).


Mulder: "Well, that lesson didn't stick. But the anger sure remains."

(Ya, namun pelajarannya terlupakan, sedangkan kemarahannya bertahan).


Scully: "That's the same angry God as in the Koran... ordering death to the infidels."

(Kemarahan Tuhan yang sama dengan yang ada di dalam Quran... Memerintahkan kematian atas kekafiran).


Mulder: "What exactly is this God saying? Worship me and my great anger?"

(Apa sesungguhnya yang diucapkan Tuhan? Sembahlah Aku dan kemarahan-Ku?)


Scully: "Well, that's a good question, Mulder. One for the ages."

(Itu pertanyaan yang bagus, Mulder. Satu sepanjang masa).


Mulder: "Well, think about the immense power in those prophecies, the power in those words to convince young men to put on suicide vests today and murder for their angry God."

(Pikirkanlah mengenai kekuatan yang dikandung oleh firman-firman itu, kekuatan di dalam kata-kata yang meyakinkan para pemuda untuk mengenakan rompi bunuh diri, dan membunuh untuk Tuhan mereka yang Pemarah).


Scully: "What are you getting at?"

(Kemana tujuan pembicaraanmu?)


Mulder: "Those boys, they just swallow the pill. It's the power of suggestion."

(Para pemuda itu, mereka menelan kata-kata itu begitu saja. Ini adalah kekuatan dari sugesti).


Scully: "Is this received wisdom from your magical mystery tour?"

(Inikah kebijakan yang kau dapatkan dari perjalanan magismu?)


Mulder: "Yes. Courtesy of... the shrooms, something else, something to trump all hatred... Mother Love."

(Ya, hadiah dari jamur, tapi juga sesuatu yang lain, sesuatu yang memenangi semua kebencian itu... Cinta Ibu).


Scully: "Whoa."

(Wow)


Mulder: "I refuse to believe that mothers are having babies just to be martyrs. I want to believe that mothers have a greater purpose for all of us."

(Aku menolak untuk percaya bahwa para ibu membesarkan bayi-bayi hanya untuk menjadi martir. Aku ingin memepercayai bahwa para ibu mempunyai tujuan mulia untuk kita semua).


Scully: "I agree. A child is not a tool to spread hatred."

(Aku setuju. Seorang anak bukanlah alat untuk menyebarkan kebencian).


Mulder: "But where does the hatred end, though?"

(Namun kemanakah kebencian itu berakhir?)


Scully: "Maybe it ends where it began, by finding a common language again. Maybe that's God's will."

(Mungkin kebencian itu berakhir di posisi awalnya, yaitu dengan menemukan bahasa yang sama lagi. Mungkin itulah kehendak Tuhan).


Mulder: "How can we really know? He's absent from the stage."

(Bagaimana kita bisa tahu itulah kehendak Tuhan? Tuhan absen di kehidpan ini)


Scully: "Well... maybe it's beyond words. Maybe we should do like the prophets and... open our hearts and truly listen."

(Mungkin hal ini tak terjangkau kata-kata. Mungkin kita harus berbuat seperti para Nabi dan... membuka hati kita dan mendengarkannya dengan sungguh-sungguh).


==========

Pesan yang ingin disampaikan di dalam adegan ini adalah:

Manusia memahami dua sisi secara ekstrim. Ada yang menemukan cinta tanpa syarat. Ada juga yang menemukan kebencian. Kedua sisi ini didasari oleh agama. Tuhan Maha Cinta Kasih. Tuhan juga Maha Membenci dan Pemarah.

Tuhan diceritakan selalu menghukum mereka atau kaum yang sombong dan kafir. Inti pelajaran dari kejadian-kejadian yang dikisahkan di dalam kitab suci itu mudah terlupakan. Tetapi peristiwa penghukumannya bertahan dan terartikulasikan ke dalam sikap kemarahan Tuhan. Kemarahan Tuhan itu yang kemudian digunakan untuk membenarkan menghukum dan membunuh sesama manusia. Hingga sekarang pun masih dilakukan.

Bagaimana memahami ini semua? Bagaimana mengakurkan kedua kutub ekstrim itu?
Adalah dengan menemukan kembali kesamaan esensial dari manusia itu sendiri. 

Manusia adalah makhluk yang sama. Perbedaan kultur, bahasa, warna kulit, ras, adalah perbedaan fisik yang semu. Perbedaan agama adalah yang tergenting di antara perbedaan yang lain.

Sebelum manusia mampu menemukan esensi dari Ketuhanan, manusia akan masih selalu tercerai berai dalam cinta dan kebencian. Mengapa ada banyak agama di bumi ini bila Tuhan hanya ada satu?

Tuhan itu satu, maka perbedaan agama adalah semu.
Tuhan itu satu, maka semua agama adalah sama.
Tuhan itu satu, maka seharusnya manusia sudah memiliki pondasi yang sama, yang menyatukan seluruh umat manusia. 

Tapi mengapa kita tidak mampu menemukan kesamaan itu?
Mengapa kita mati-matian mempertahankan perbedaan ketimbang mencari kesamaan itu

Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, kesamaan itu ada di lapisan terdalam di setiap agama yang ada. Di lapisan mistik. Di sana hanya ada dirimu dan Tuhan. Jika kau sudah menemukan lapisan ini, kau memasuki sebuah ruangan dengan banyak pintu.

Karena kebenaran yang hakiki adalah satu ruang dengan banyak pintu. Di dalam ruang ini, semuanya sama dalam satu Tuhan. Cinta dan benci melebur menjadi kedamaian yang singular.

Beranikah kau mencapai kesadaran illahi ini?
Dapatkan kau mencintai sesama manusia tanpa syarat?












Diary 66:
I Am Your Friend and Your Enemy
Aku Adalah Temanmu dan Musuhmu


Di kala kau gundah dan sedih, kau mendekatiku, mencari sebentuk kenyamanan yang tidak kau temui di tempat lain. Kau berkeluh kesah mengenai masalah yang kau hadapi.
Kadang kau berkeluh kesah itu hanya karena ingin mengeluarkan semua keresahan di pikiranmu. Kau tidak butuh solusi. Kau hanya butuh 'a shoulder to cry on'.


Setelah dikeluarkannya semua keluh-kesah itu, kau meminta pendapat dan nasihatku. Aku berikan nasihat yang kau butuhkan untuk kau jalani.

Aku menyayangimu, aku perduli padamu. Dari rasa itulah aku kau dekati dan aku memberikan sebentuk kenyamanan untukmu, sepenuh hatiku.

Di waktu yang lain, kau datang kembali kepadaku dengan masalah yang sama. Kali ini aku menolakmu. Alih-alih memberikan kenyamanan, aku mengusirmu. Aku katakan padamu untuk menyelesaikan masalahmu sebelum datang kepadaku.

Kau menangis tersedu-sedu di hadapanku, tetapi aku tidak memperdulikanmu. Aku pun pergi membelakangimu begitu saja.

Selang beberapa tahun, suatu hari kau datang kepadaku dengan wajah yang berbeda. Kau tampak jauh lebih dewasa dan percaya diri. Pandangan matamu sangat dalam ke arahku. Kau jabat tanganku dengan erat menggunakan kedua tanganmu, seraya berkata,

"Terima kasih telah mengusirku dulu. Kau adalah temanku sekaligus musuhku. Aku mencintaimu sekaligus membencimu. Dulu aku tidak memahaminya. Tapi taubahku membukakan mata hatiku yang memanduku melihat keseimbangan hidup. Sekarang aku paham. Kau pandu aku menjadi diriku sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, bukan pula kepadamu. Karena hanya ada aku dan Tuhan."







Diary 67:
The Brules


Apa itu Brules? Brules adalah singkatan dari "Bullsh*t Rules". Yaitu segala aturan yang kita adopsi dan terapkan untuk menyederhanakan pemahaman kita mengenai dunia ini.

Apa saja Brules itu? Yaitu doktrin dan dogma yang mengatur manusia secara general. Mengeneralisir kebutuhan semua orang seakan-akan semua manusia adalah sama.

Brules ini juga digunakan oleh orang untuk menghakimi, mengucilkan, membenci, memusuhi, menghukum, memerangi orang lain atau suatu kelompok lain.

Brules ini yang menjadi sebab musabab perselisihan, pertikaian, dan permusuhan antara manusia di lingkup kecil maupun dunia.

Brules ini juga yang mengkotak-kotakkan pengetahuan, mengelompokkan manusia dalam ras, negara, dan agama. Dan sekaligus permusuhan di antaranya.

Brules ini adalah pengaruh eksternal padamu yang memaksamu menjadi orang lain di luar fitrahmu. Memaksaku menjadi ini dan itu demi orang lain yang menjunjung tinggi Brules itu.

Brules memakaikan kedok dan topeng padamu agar bersikap seperti kehendak orang lain.

Brules menakutimu dengan stigma, aib, atau pengkucilan sosial. Sehingga kau takut dan harus tunduk pada Brules.

Brules membohongimu dengan bahagia dan damai yang semu.
Brules menutupimu dari Kebenaran Hakiki.

Brules memisahkanmu dari Tuhanmu.
Brules menjatuhkanmu dari fitrahmu.
Brules mematikan kemanusiaanmu.

Apakah Brules-mu?
Beranikah kau membuangnya dan menjadi manusia yang seutuhnya sesuai bagaimana Tuhan menciptakanmu?

Dapatkah kau menerima dirimu, orang lain, dan Tuhan apa adanya?








Diary 68:
Mysterious Encounter
Pertemuan Misterius


Saya berkata, "Perjalanan spiritual adalah perjalanan ke atas."
Ibarat hidup ini adalah labirin, kau dihadapi pilihan atau kebingungan memilih arah yang benar; kiri atau kanan.
Bila kau sedikit tergugah, kau punya pilihan lain selain kiri dan kanan, yaitu tetap di tengah tetapi naik ke atas labirin.

Saya pun berkata, "naiklah ke atas labirin itu, pandanglah kehidupanmu dari atas sini."

Naik? bagaimana caranya? Begitu tanyamu.
Ada tangga yang bisa kau naiki. Tangga itu adalah Kesadaranmu. Setiap anak tangga adalah level yang yang saya jelaskan di dalam artikel saya "The Great Attractor".

Kenalilah dirimu, lalu mulailah belajar untuk naik.
Semakin naik, semain banyak yang dapat kau lihat. Kau akan semakin tahu.

Semakin naik, semakin sederhana pula cara berpikirmu.
Karena kau akan semakin paham akan kehidupan dan mengenali esensi dari hidup ini.

Semakin naik, kau akan semakin bijak. Gaya dan cara hidupmu berubah. Pandanganmu terhadap alam ini juga semakin tersesuaikan.

Dan di setiap tingkat anak tangga itu, ada sebuah pertemuan dengan sesuatu, atau seseorang. Di sana kau akan mendapatkan ujian. Tidak ada yang sama apa yang dialami oleh setiap orang. Hanya kau yang akan tahu apa yang akan kau temui di sana.

Bagaikan mengalir barsama aliran sungai, mengikuti kemana pun aliran itu membawamu. Kau mulai memahami penyatuan dengan Sang Pencipta.

Pada akhirnya hanya ada kesaksian akan yang SATU.
Apa yang kau temui di sana, adalah pencerahan (hidayah)-mu.
Apa yang kau temui di atas sana, adalah rahasiamu dan Tuhan.








Diary 69:
The Vagabond
Sang Pengembara


Kesadaran rendah melihat realita seperti yang diinginkannya, yang diharapkannya.
Kesadaran tinggi melihat realita apa adanya.

Tidaklah mungkin menyelesaikan suatu masalah menggunakan tingkat kesadaran yang sama dengan dimana masalah itu dibuat.
Kau harus menggunakan kesadaran yang lebih tinggi untuk menyelesaikan masalahmu.

Pakaiannya seadanya. Cenderung lusuh karena dikenakan sepanjang perjalanannya yang jauh. Namun ia bahagia dan tenang karena ia adalah manusia bebas merdeka tanpa kemelekatan apa pun. Tanpa aturan. Hanya Tuhan.

Penyerahan diri kepada Tuhan baginya adalah seutuhnya. Total. Ia bergerak bersama Tuhan. Di tengah, tanpa kutub, tanpa sisi. Kedamaian yang hakiki.

Ia berjalan di tengah-tengah kerimbunan hutan, panasnya padang pasir di siang hari, lembabnya udara malam. Ia menikmati alam ini apa adanya. Ia adalah cerminan dari alam. Ia adalah pohon yang tumbuh bersama alam, memberikan manfaat bagi semua makhluk. Doanya adalah rasanya untuk semua makhkuk.

Dia adalah sang pengembara, dia adalah sang penyembuh.

Jika kau adalah seorang pengembara, tidak ada masalah yang tidak dapat kau selesaikan. Hidupmu damai, tenang, karena kau menerima dirimu, orang lain, seluruh alam ini, dan Tuhan, apa adanya.








Diary 70:
Mudita


Pencapaian ke tingkat kesadaran spiritual yang lebih tinggi adalah dengan memahami kebenaran hakiki mengenai ke-Satu-an Tuhan dan seluruh alam (Oneness).

Salah satu sikap ke-Satu-an (Oneness Attitude) adalah 'Mudita'.

Saat kau merasakan kabahagiaan atas kebahagiaan yang dirasakan orang lain, inilah yang disebut Mudita.

Kebahagiaan di sini bukan yang dalam bahasa Inggris disebut 'happiness' tetapi 'Joy'. Bahasa Indonesia tidak memiliki kosa kata yang cukup untuk pembagian tingkatan kebahagiaan. Joy lebih tinggi dibandingkan happiness. Mudita adalah 'Great Joy' atas kebahagiaan orang lain yang tidak ada sangkut-pautnya denganmu.

Saat merasakan Mudita, kau mengalami 'Elevation' atau peningkatan ke kesadaran spiritual yang lebih tinggi. Karena kau mampu merasakan energi dari orang lain. Dan kau adalah bagian dari rasa kebahagiaan itu.

Begitu pula bila sebaliknya bila orang lain merasa menderita, kau merasakan penderitaan mereka. Kau pun mengalami 'Elevation', dimana kau mampu melupakan penderitaanmu sendiri yang sekarang terasa sangat kecil dibandingkan penderitaan banyak manusia lainnya, karena kau adalah bagian dari derita yang lebih besar bersama seluruh umat manusia.

Negara, ras, suku, warna kulit, agama, kultur, adalah simbol materialistik. Ilusi. Karena kita semua adalah bagian dari yang Satu.

Dan satu hal yang penting, kebahagiaan itu tanpa syarat. Kebahagiaan adalah sekarang.

Bergabunglah bersamaku menikmati alam yang indah ini, kita berteduh di bawah pepohonan, berbicara dengan burung-burung dan menikmati belaian angin yang menyentuh kulit kita.

Sempatkanlah dirimu untuk me-rasa-kan Tuhan mengalir di dalam setiap sel tubuhmu. Di setiap tarikan dan hembusan nafasmu,. Kemudian rasakan rasa bahagiaku, bahagiamu, bahagia mereka.

Dapatkah kau rasakan rindinganku sekarang saat menulis ini? Debaran jantungku? Getaran hatiku? Titik air mata bahagiaku?

Mudita.







Collection of Quotes & Stories:


Kau hanya berdiri di depan pintu, tak berani melangkah masuk. Hanya termenung memandangiku dengan heran.

Saya duduk di dalam ruangan nyaman yang pintunya sudah saya bukakan untukmu. Sambil menikmati secangkir teh hangat.

Teh di cangkir yang kusiapkan untukmu sudah mendingin. Kau tak kunjung masuk juga.

Apa yang terjadi?

Kebenaran hakiki adalah seperti sebuah ruang dengan banyak pintu. Kau tidak mau masuk ke sini karena kau masih merasa nyaman di ruanganmu sendiri dan merasa aneh denganku yang duduk bercengkerama bersama teman-teman yang masuk dari pintu lainnya.

Salah? Tidak.

Aku akan selalu siap dengan secangkir teh hangat untukmu di sini.







Banyak yang bertanya pada saya tetapi hanya sedikit yang memahami jawaban-jawaban saya.

Suatu ketika, saya merubah jawaban saya. Dan mereka langsung paham. Bahkan tersenyum gembira.

Apa yang berbeda dari kejadian pertama dan kedua?

Yang pertama adalah jawaban jujur apa adanya, kebenaran tanpa tirai, bebas lepas, tanpa doktrin maupun dogma.

Yang kedua adalah jawaban dusta.







Semut di seberang lautan dapat kau lihat. Gajah di sampingmu tidak terlihat.
Apakah karena dia mengenakan celana kain kau dengarkan dengan seksama?
Sedangkan kau acuhkan aku yang hanya ber-jeans compang-camping ini?







Melihat kehidupan dari atas labirin, artinya kau juga melihat lebih banyak masalah yang ada di kehidupan. Bukan kehidupanmu atau per-orang saja, tapi seluruh umat manusia.

Maka kita dapat melihat siapa yang benar-benar dan berpura-pura berada di atas.







Our so-called Reality is an illusion.
How everything is connected?
Can you explain God?







The Candy Story

Sebagian besar manusia miliki pemahaman spesifik untuk hidupnya. Contoh, "Saya menginginkan permen rasa strawberry!"
Tidak hanya rasa, tetapi warna dan wanginya pun digambarkannya dengan spesifik.
Ini saya sebutkan sebagai Kesadaran tingkat dasar.

Pada kesadaran tingkat lebih tinggi, beberapa orang menyadari bahwa rasa permen itu beraneka ragam, jadi mengapa harus memilih salah satu rasa saja? Mereka pun berkata, "Saya ingin permen. Rasa apa pun saya terima, asalkan rasanya manis dan lezat."

Pada kesadaran di tingkat yang lebih tinggi lagi, sebagian kecil orang menyadari bahwa hidup ini tidak hanya manis saja. Tuhan tidak menciptakan hanya rasa manis. Tetapi juga ada rasa pahit. Manis dan pahit adalah dari Tuhan juga. Pendekatan diri kepada Tuhan, atau perjalanan spiritual manusia seharusnya juga menerima Tuhan dengan segala bentuk rasa-Nya.
Maka ia pun berkata, "Saya menerima apa pun rasa permen itu, manis dan pahit.

Di tingkat kesadaran tertinggi, sebagian kecil manusia memahami kebenaran yang hakiki. Yaitu Tidak ada Tuhan selain Tuhan. Maka ia pun berkata, "Permen adalah ilusi. Permen tidak relevan, karena saya sudah berada bersama Sang Pencipta Permen itu."

---------------

Namun, hampir tidaklah mungkin mengangkat mereka yang di level kesadaran bawah kecuali mereka sendiri yang naik ke atas.

Dan bagi yang sudah di atas, kalian tidak perlu turun lagi ke bawah untuk menjemput mereka. Siapa pun yang berada di bawah itu; bahkan keluarga sekali pun.

Karena perjalananmu hanya seorang diri. Perjalananmu hanya ada satu arah, yaitu ke atas. Hanya ada kau dan Tuhan.

Bersabar, berserah dirilah.

Naikilah anak tangga itu. Lagi... dan lagi...







"My friend, miracle happens all the time. Because God is with us. God watches us all, no matter who we are. Because God has no religion!"

"Really? Can you prove it?"

"Yes, of course. Just breath in and exhale."

---------------

"Kawan, mukjizat terjadi setiap waktu. Karena Tuhan bersama kita. Tuhan memperhatikan kita walau siapa pun kita. Karena Tuhan tidak beragama!"

"Benarkah? Bisakah kau buktikan itu?"

"Tentu bisa. Tariklah nafas dan hembuskan."







They built at least one door in each of their houses of worship, to keep away those who don't belong inside.

One day you knocked on my door.

I shouted, "Hi friend, my house has no door. Why are you knocking?
(Worse yet), What are you knocking at?"

Welcome to my humble place I call home.

---------------

Mereka membuat paling tidak satu pintu di setiap rumah ibadah mereka, untuk membatasi mereka yang tidak patut berada di dalam.

Suatu hari kau mengetuk pintu rumahku.

Aku menyahut, "Hi teman, rumahku tak berpintu, mengapa kau mengetuk?
(Lebih bingung) Apa sih yang kau ketuk?"

Selamat datang di tempatku yang sederhana ini, yang kusebut rumah.







One day someone asked me this question, "What is your religion?"

I answered with a question, "What is your religion?"

He answered, "I am a moslem."

"Ok, good! So am I. I guess this is why I care for you so much, to be with you now talking about life."

----------
"I am a Christian."

"Ok, good! So am I. I guess this is why I care for you so much, to be with you now talking about life."

----------
I am a Buddhist."

"Ok, good! So am I. I guess this is why I care for you son much, to be with you now talking about life."

----------
"I am a Hindu."

"Ok, good! So am I. I guess this is why I care for you so much, to be with you now talking about life."

----------
"So my dear friend, what do you want to talk about? I am listening."

----------
No matter where you are looking at me from, I accept your very being, as Human, with love and compassion.

We can talk about anything. And I am sure it will end up in Joy for both of us.

Life is beautiful.
As beautiful as you.






When you love someone so deeply, what do you do?
You care for her/him so much.

What do you do if the one you love so much doesn't realise it?
You still love her/him no matter what.
This is one example of unconditional love.
You expect nothing in return.

So where does this love come from?
From your Belief. - the Ultimate Truth.

So if you are expecting something in return to your love, then what you believe is wrong.

Something to contemplate about...







"Sorry Sir, I don't understand a single word you say."

"Ah.. that's because I bring you good news!"

---------------
Most people are excited with bad news; criminals, murders, robberies, accidents, wars, gossips, divorces, etc.
They even convey the bad news to others... worse, with pride.

Once in a while I come to you with good news, you don't understand me.


===============

"Maaf Pak, saya tidak paham apa pun yang anda ucapkan."

"Ah... itu karena saya membawa berita baik untukmu!"

----------
Kebanyakan orang sangat antusias dengan berita buruk; kejahatan, pembunuhan, perampokan, kecelakaan, perang, gosip, perceraian, dll.
Mereka bahkan menyampaikan berita-berita itu kepada orang lainnya... parahnya, dengan bangga pula.

Sesekali saya datang kepadamu dengan berita baik, kau tidak paham.







One day I talked about my business strategy to a friend. Then he asked me, "Do you not worry telling me your secret like this?"

I answered, "No, it's ok. I can always invent something new. And you always listening and not implementing."

"How do you do that? Where does your ideas come from?"

"That my friend... from you!"






The wisdom from the Upanishads

Saya sering berkata, untuk mencapai pencerahan, kita harus menerima alam ini, hidup ini, Tuhan apa adanya.
Ibarat sebuah koin dengan dua sisinya, kita hanya paham koin itu secara utuh jika menerima kedua sisi koin itu.

Kemudian seorang pembaca setiaku, muridku, berkata,
"sebuah bola lampu hanya bisa menyala bila ada aliran listrik positif dan negatif yang mengalir padanya."

Hehe... cerdas! :-)
Analogi yang sangat baik!







A Famous Gandhi's Saying

Questioner: "Are you a Hindu?"

Gandhi: "Yes I am. I am also a Christian, a Muslim, a Buddhist, and a Jew."















===============
Erianto Rachman

Tidak ada komentar: